Ada tangan tangan kecil terutama sang pengusa surga dan dunia, Tuhan sang pemilik segalanya terus menopang kami dalam pelayaran kami. Biduk kami tetap berlayar karena tangan Tuhan terus menuntun kami.
Saya yakin mereka mereka yang mencintai semasa dan kini telah pergi untuk selama pasti mendoakan kami sehingga seberat apapun badai yang kami hadapi biduk kami terus terus berlayar.
3 Mei 2023 badai itu kembali menghantam biduk kami. Sehari setelah perayaan hari pendidikan nasional saya kembali harus masuk RS, kali ini badai itu terasa lebih dasyat dari badai2 sebelumnya. Berulang kali saya harus merasakan dinginnya meja operasi dan berulang kali harus menjadi manusia keteter. Sampai menulis sepenggal pelayaran ini, biduk kami sedang dihantam ombak (saya dalam kondisi sakit).
Dimoment istimewa ini, hanya satu pinta semoga Tuhan pencipta langit dan bumi serta segala sesuatu yang ada didalamnya terus bersama kami dalam pelayaran ini. Terima kasih kepada semua orang terutama Ena tercinta, saudara/I kami baik yang ada di Flores, Kefa, Alor, Kupang dan dimana saja yang telah mendukung kami, terima kasih kepada semua orang yang mengenal baik dan ketika badai itu datang mengulurkan tangan membantu mendayung biduk kami agar tetap berlayar.
Beberapa saat sebelum goresan ini selesai, listrik padam dan diluar sedang hujan, yang bersama dalam sebiduk sedang mengikuti katekese, setelah selesai berdoa saya menyelesaikan goresan sederhana ini, hanya diteringi nyala HP. Sekali Tuhan sayang, selamanya Tuhan sayang.
Bello, 17 September 2024, pukul 20.19 Menit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H