Sambutan Panitia Dalam Rangka Pesta Pelindung Stasi Bello 2024
Pertama2 patutlah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat TYMC karena cintaNya kita masih diberi kesempatan untuk masih menikmati nafas hidup sampai detik ini. Hidup ini indah kalau kita pandai menjalaninya.
Pada kesempatan istimewa ini selaku coordinator panci izinkan saya menyampaikan satu dua hal. Tujuan perayaan / kegiatan ini adalah semakin mendekatkan Santo Agustinus pada hati semua umat Bello yang pada gilirannya diharapkan menjadikan Santo Agustinus spirit dalam setiap pelayanan pada sesama dan keterlibatan aktif dalam berbagai kegiatan iman.
Ternyata bukan soal waktu, bukan soal banyaknya orang dan bukan soal banyaknya uang. Tetapi bagaimana setiap insan yang dipercaya memberi diri seutuhnya agar perayaan itu bisa berjalan dengan lancar, sukses dan memberi manfaat. Panitia kecil hanya terdiri dari 4 dan waktu cuman 1 Minggu, dana yang minim bukan halangan untuk terus melangkah menjalankan coretan kegiatan sudah dibuat.
Dana yang dibutuhkan untuk kegiatan ini dalam coretan panci Rp. 13.500 diluar konsumsi. Dari kas stasi Rp. 8.200.000 Â dan sumbangan dari ibu Regina Liu Rp.1.000.000. Â Maka disinilah butuh kreatifitas panitia agar kegiatan tetap berjalan dan setelah kegiatan tidak ada utang. Ternyata kerja untuk banyak kemudahan dan tidak ada sesuatupun yang mustahil.
Diiringi angin malam nan seyuk di teras sebuah pondok 4 orang panitia kecil (Tanus Korbaffo,Robert Fidianto,Martinus Mudu, Paskalis Rangga) bersama pastor paroki merancang kegiatan dan RABS. Kegiatan itu : Lomba Lufut,Baca,Mazmur,ceritera Kehidupan Santo Agustinus dan akhirnya lahir kemudian lomba mewarnai di tamba ziarah ke makam perintis.
Puji Tuhan kegiatan yang dirancang berjalan lancar sesuai rencana. Dalam tulisan kecil menanggapi unggahan Eja Marsel Tika, saya menulis demikian, saya yakin ketika anak-anak lomba mewarnai sketsa St.Agustinus, Bapak Agustinus pasti berjalan dari satu ke satu anak lain tertawa bahagia menyaksikan keluguan dan kepolosan anak mencoret sketsanya, ketika anak-anak remaja berkisah tentang hidupnya pasti Bpk Agustinus bersama mama Monica berdiri di belakang atau depan sambil angguk2 kepala terkadang melotot.Â
Ketika anak-anak dengan riangnya menari lufut di saksikan oleh ratusan pasang mata pasti disambut dengan sorak sorai nyanyia para malaikat di disurga. Ketika OMK berlomba membaca dan Mazmur pasti Bpk Agustinus bilang ya ! saya dulunya justru di suruh ambil dan bacalah oleh seorang anak kecil.
Akhirnya saya patut berterima kasih kepada, pastor paroki bersama pastor rekan, para imam selebran yang telah merayakan perayaan suci hari ini. Terima kasih kepada IKA, Bpk.Anton Belle, Romo Pastor paroki, Diakon Mikael Manipada, Mama Yudith Salasa, Ibu Emy Ceunfin, Ibu Yuliana Tarakanita, Bpk.Paulus zakharias Tola, si Ganteng Elton Lake, Nona Silvia Lake, Nona Cerlyn Ceme yang telah bersedia menjadi juri.
Terima kasih kepada ketua stasi Bpk.Domi Kopong bersama para pengurus Stasi yang memberi kepercayaan kepada kami. Terima kepada koor dari OMK paroki yang telah menyemarakan perayaan suci hari ini.Â
Orang Bello bilang kalau msim nalek m,onem haef nu, orang Nagekeo bilang Qui bene cantat bis orat, yang bernyanyi dengan baik berdoa dua kali. Terima kasih kepada para peserta loma dan para orang tua dan pendamping. Terima kasih kepada Ibu2 Legio Maria bersama THS -- THM yang memperlancar konsumsi.Â
Terima kasih kepada Ibu Ermy Liem bersama ibu2 KUB St.Yosep Freinademets yang merperindah kapela ini dengan hiasan yang indah. Terima kasih kepada ibu Ika Hurint dan Ibu Kristin Wona yang mengizinkan perlengkapan dapurnya untuk digunakan. Terima kasih kepada teman2 wartawan di bawah coordinator bpk Goris Takene yang telah mewartakan ke dunia perihal kegiatan kita ini. Terima kasih kepada bpk ketua DPP bersama pengurus DPP yang berkenan hadir dan menyaksikan perlombaan.Â
Terima kasih kepada Mama Jublina Ibu Takene yang merelakan rumah kita gunakan untuk makan malam bersama, terima kasih kepada Bpk Yanto Tuan bersama krunya sudah menyiapkan tenda, sounsystem yang bagus. Akhirnyanya tidak ada gading yang tidak dapat retak, tidak ada emas yang tidak luntur, salah adalah manusiawi namun jalan menuju perbaikan adalah cara terbaik menjadi malaikat. Sekali Tuhan sayang selamanya Tuhan sayang kata Romo Tony.
Mengakhiri sambutan sederhana ini ada kisah, kecil pagi itu seorang frater mengunjungi sebuah pondok, ternyata di dekat tungku api ada seorang bapak tua sangat kedinginan. Sontak sang frater itu mengumpulkan kembali potongan kayu bakar itu dan sesaat kemudian api itu menyala, suasana rumah itu menjadi terang dan ruang menjadi hangat, sang frater dalam kisah ini kini sudah menjadi imam dan saat ini menjadi pastor paroki Assisi Kolhua. Terima kasih...
Bello, 1 September 2024, 15.53 Menit
Tanus Korbaffo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H