Mohon tunggu...
Tanus Korbaffo
Tanus Korbaffo Mohon Tunggu... Guru - guru

saya adalah guru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Almarhumah Josefina Maria Mey & Cinta Sucinya

15 Agustus 2024   14:02 Diperbarui: 15 Agustus 2024   14:08 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto terakhir saat rapat di DPRD NTT, Sabtu, 10 Agustus 2024, Malamnya dianiaya (Foto FB)

Bersama suaminya saat masih hidup (Foto FB)
Bersama suaminya saat masih hidup (Foto FB)

 " Tanggal Sebelas bulan April 1972 Engkau terlahir dari seorang Wanita Sederhana dalam perjalanan hidupmu tak terasa usiamu makin bertambah dan di Tgl 11 April 2024 Usiamu tak terasa sdh 52 Tahun ini usia yg sdh sangat dewasa, engkau Suami yg disapa istri dan bapak dari dua orang pendekar di Hari Jadimu Hari ini Adalah Hari Yang Penuh Rasa Syukur Karena Tuhan masih perkenan utk Hidup bersama Keluarga dan sesama kami Doakan semua yang terbaik Untukmu dan yang terbaik buat kami bertiga. Tetap Sehat Sentosa Dalam kasih Karunia Tuhan. Tuhan Yesus Menjaga dan Melindungi Selalu. HBD For Love".

Setiap pasangan suami-istri tentu saja menginginkan perjalannan rumah tangga mereka tetap langgeng, harmonis dan pastinya mengharapkan anak-anak berhasil dalam hidup kelak. Pernyataan ini jugalah yang menjadi dambaan Maria Mey. Kabar yang beredar bahwa kekerasaan demi kekerasaan yang dialami oleh Maria Mey dari suami sudah diketahui oleh teman-teman di kantornya. Malah banyak teman dekatnya yang mengajurkan agar Maria Mey meninggal si laki-laki tukang mabuk, temperamen dan suka dengan kekerasaan itu. Namun demi cintanya pada anak dan pilihan hidupnya Ia tetap bertahan.

Ternayata ungkapan, madu di balas empedu pantas di samatkan pada pribadi Maria Mey. Kekerasan fisik maupun verbal yang diterimanya dari suami saban hari tidak melunturkan cintanya. Hal ini terungkap dalam tulisan Kulata Ima pada dinding fbnya.

"Sejatinya.. rumah tangga itu adalah rumah paling aman buat anak-anak dan pasangan..karena lingkungan di luar keluarga sangat tragis ....namun semakin ke sini semakin sulit dipercaya..banyak anak justru diperkaos oleh ayah kandung saat mabuk,

Banyak anak trauma melihat kekerasan dalam rumah tangga dan yang sangat miris kematian mama Mey .. Ah .. seandainya dulu waktu sering dipukul mama Mey ajukan saja cerai mungkin anak2 masih bisa memiliki mereka berdua walau tidak dalam satu biduk rumah tangga,..tapi apa daya semua sudah terjadi.. Pelajaran utk kita...Mari saling menghargai, ..karena menikah hanya sekali .... Doa tulus buat anak2nya mama Mey..semoga mereka menjadi anak yang kuat "

Ziarah hidup manusia di dunia ini memang penuh misteri. Manusia boleh merencakan namun Tuhan yang memutuskan. Lagi ! kematian dan kehidupan adalah dua sisi yang tidak dapat dipisahkan. Bicara tentang kematian, kita mestinya sepakat bahwa, setiap orang yang memiliki harus siap untuk kehilangan, karena Maria Mey memiliki napas dan Nyawa maka setiap saat ia harus siap untuk kehilangan.

Tidak seorangpun dapat menduga kapan kehilangan itu datang, seperti terungkap dalam coretan Veneranda Moi berikut ini.

"Foto terakhirmu saat hadir sidang Komisi V DPRD Sabtu siang dikirim dan tidak disangka beberapa jam kemudian sudah terbaring lemah di RS Leona.Tuhan mengasihimu & menghapus segala penderitaanmu. Semoga kebaikan dan imanmu menuntunmu menuju surga yang penuh cahaya.Adik Josefina Maria Mey sayang slamat jalan ke pangkuan sang Ilahi... Kami semua Keluarga Besar Dispora Provinsi Ntt berduka atas kepergianmu. Jumad kemaren di kantor kita masih makan berdua nasi goreng buatan adik Eliza dibagi dua telur dadar, dua potong daging dibagi dua, makan hingga tak tersisa.... Rupanya makan terakhirmu bersama kami. Sedihhh sekaliii ee Bahagia di Surga Adik sayang .

Sekali lagi bahwa sosok almarhumah Maria Mey adalah sosok yang sangat mencintai keluarganya dan dekat dengan Tuhan. Tulisan kecil di dinding Fbnya, mengaminkan hal ini "

" 1 Korintus 10: 31

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun