Mohon tunggu...
Tanus Korbaffo
Tanus Korbaffo Mohon Tunggu... Guru - guru

saya adalah guru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Melawan Lupa: Catatan Kecil Mengenang Dua Gembala yang Tewas di Tangan Umatnya Sendiri

20 Juni 2024   19:26 Diperbarui: 20 Juni 2024   19:44 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rm.Faustinus Sega,PR/dok. pri

Melawan Lupa !

(Catatan Kecil Mengenang Dua Gembala Yang Tewas Ditangan Umatnya Sendiri

Di Nusa Bunga)

Rm.Faustinus Sega,PR/dok. pri
Rm.Faustinus Sega,PR/dok. pri

Lupa merupakan satu dari sekian sifat yang dimiliki oleh manusia. Terkadang apa yang dilakukan atau dialami beberapa waktu saja, sudah dilupakan, apalagi peristiwa itu tidak dialami sendiri.

Melawan lupa, (catatan kecil mengenang dua gembala yang di tewas di tangan umatnya di Nusa Bunga) menjadi coretan sederhana yang saya persembahkan bagi mereka yang masih memiliki hati untuk kejernihan hati hati lainnya di luar sana.

Dari sisi lain, sifat lupa bisa diaminkan karena dengan sifat lupa itu kita tidak larut dalam sakit hati berkepanjangan, sebut saja orang yang cepat melupakan peristiwa yang menyakitkan, dia adalah pribadi bebas tanpa musuh, pribadi tanpa lilitan.

Dalam KGK 355 tertulis dengan jelas bahwa  "Allah menciptakan manusia itu menurut citra-Nya, menurut citra Allah diciptakan-Nya dia: laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka" (Kej 1:27). Manusia menduduki tempat khusus dalam ciptaan: ia diciptakan "menurut citra Allah" (I); dalam kodratnya bersatulah dunia rohani dan dunia jasmani (II); ia diciptakan "sebagai laki-laki dan perempuan" (III); Allah menjadikan dia sahabat-Nya (IV).

Selanjutnya dalam KGK 356 , ditegaskan bahwa "dari segala ciptaan yang kelihatan, hanya manusia yang "mampu mengenal dan mencintai Penciptanya" (GS 12,3): ialah "yang di dunia merupakan satu-satunya makhluk, yang Allah kehendaki demi dirinya sendiri" (GS 24,3): hanya dialah yang dipanggil, supaya dalam pengertian dan cinta mengambil bagian dalam kehidupan Allah. Ia diciptakan untuk tujuan ini, dan itulah dasar utama bagi martabatnya..."

Manusia adalah makluk istimewa, selain diciptakan secitra dengan sang Pencipta, manusia dilengkapi dengan hati nurani, lewat hati nurani diharapkan mampu mengelola diri menjadi pribadi yang tahu bersyukur dan lebih dari itu, tahu mana yang baik dan mana yang tidak baik. Hati nurani diharapkan menjadi kompas moral dan menuntun kita menjadi pribadi yang berperilaku positif. Sebagai umat beragama,

Dua gembala yang tewas ditangan umatnya sendiri yang saban hari dilayani adalah, P.Kontradus Beeker, SVD (Sang misionaris Serikat Sabda Allah) yang dihabisi oleh sang psikopat Bernardus Baha Laga, umat Allah paroki Lerek-Lembata Kamis 19 April 1956.

Dalam buku, mengenang sang gembala "DARAH EMAS BUMI TANAHKU" yang ditulis oleh P.Andreas Mua,SVD, tertulis Malam itu, umat di pusat paroki Lerek mulai beristrahat usai memetic hasil panen sepanjang hari. Pukul 20.30. Malam yang sunyi dan dingin itu pecah oleh bunyi lonceng gereja bertalu-talu, panjang dan hamper tak mau berhenti. Tidak seperti biasa. Bunyi lonceng seperti itu lansung mencemaskan warga. Terasa sebagai gema dari sebuah tangisan yang menyayat.

Ternyata bunyi lonceng itu menandakan, sang gembala yang dicintai dan mencintai umat telah dibunuh secara sadis oleh umatnya sendiri.

Gembala berikut yang nyawa melayang ditangan umatnya sendiri adalah  Romo Faustinus Sega, Pr. Romo Faustinus  waktu itu sebagai Pastor Kapelan Paroki Raja Kabupaten Nagekeo ditemukan tak bernyawa, 13 Oktober 2008, di sebuah padang penggembalaan ternak Denabiko, di Kelurahan Olakile, Kecamatan Boawae, Nagekeo.

Seorang tersangka Theresia Tawa mengaku, Romo Faustinus meninggal dengan cara dipukul. Aksi itu dilakukan di salah satu rumah warga, di kawasan Soa. Sangat di sayangkan mengapa seorang gembala harus dihabisi secara sadis oleh umatnya sendiri.

Tidak ada seorang manusiapun di dunia yang luput dari kesalahan dan dosa, sebagai makluk ciptaan istimewa yang dilengkapi hati nurani, peristiwa ini diluar nalar, peristiwa hitam sama sekali tidak dibenarkan.

Dalam Ul.27:24 disina tertulis "Terkutuklah orang yang membunuh e  sesamanya manusia dengan tersembunyi. f  Dan seluruh bangsa itu haruslah berkata: Amin! Selanjutnya dalam , Kej.9:6 Siapa yang menumpahkan darah manusia, darahnya akan tertumpah x  oleh manusia 1 , sebab Allah membuat manusia itu menurut gambar-Nya y  sendiri.

Ya seirama dengan penggalan teks Kitab Suci di atas! saya kira banyak manusia mengenal dan mengakui adanya,  hukum karma.

Lewat coretan sederhana ini, penulis berharap kisah kelam yang di alami oleh dua orang terurapi yang lewat tangan mereka banyak orang berkat, tidak terulang lagi. Kita berdoa agar jiwa kedua abdi Allah bersinar di surga dan menjadi pengatara yang setia bagi semua yang masih bernurani luhur.

Melawan Lupa ! (Catatan Kecil Mengenang Dua Gembala Yang Tewas Ditangan Umatnya Di Nusa Bunga)

Untukmu yang kami cintai dan kenang :

P.Hendrikus Konradus Beeker, SVD & Rm.Faustinus Sega,Pr

Kupang, 20 Juni 2024(19.53 Menit)

Salam & doaku

Tanus Korbaffo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun