Adalah ibu Lidia, wanita parubaya bekerja di sebuah kantor pemerintahan di kotanya. Ibu Lidia oleh teman-teman seangkatan di kampus itu dikenal sebagai mahasiswa cerdas dan berprestasi. Ibu Lidia bukan saja cerdas namun dikenal sebagai mahasiswi cantic.
Karena kecerdasannya itu, ibu Lidia saat baru menyelesaikan kuliah S1 nya diterima tanpa test di sebuah instansi pemerintahan dan setahun kemudian ia sudah menyandang ASN. Tiga tahun setelah menyandang status ASN ia berjumpa dengan Leo kakak tingkatnya diperguruan tinggi yang sama. Leo bukan ASN seperti Lidia, namun seorang pegawai swasta disebuah perusahaan di kota itu.
Keduanya akhirnya menikah setelah 2 tahun berpacaran. Setahun setelah menikah anak pertama mereka lahir dan diberi nama Charles. Tahun-tahun pertama dan kedua setelah perkawinan mereka, hidup keduanya bersama Charles anak mereka sangat bahagia.
Petaka itu muncul ketika Charles berumur 3 tahun. Ibu Lidia sering pusing dan muntah-muntah. Akhirnya setelah mengadakan pemeriksaan lengkap disebuah RS, ibu Lidia di diaknosa menderita kanker dan saat itu didalam rahimnya juga sedang tumbuh kembang buah hati mereka yang kedua.
Oleh dokter dianjurkan kalau ibu Lidia mau selamat jalan satu-satunya anak dalam kandungannya harus digugurkan alias menjadi korban. Saat dokter menyarankan itu, ibu Lidia menolak, dan ia selalu berucap pasti ada keajaiban. Ketika usia kehamilannya memasuki usia 3 bulan dokter kembali menyarankan hal yang sama, namun kembali ibu Lidia menolak. Sang dokter akhirnya menyerahkan dan mengatakan kalau ibu tetap menolak resikonya sangat berat.
Misteri koper coklat !
Akhirnya ketika usia kandungannya 8 bulan dokter kembali berucap kita butuh kejaiaban ibu. Akhirnya tibalah saat dimana anak itu harus lahir kedua. Menjelang operasi sesarnya, ibu Lidia menulis satu surat, yang isinya " nak sayang ! mungkin saja ketika nak sayang membaca surat ini, ibu tidak ada disampingmu, mungkin saja ketika membaca surat ini, engkau sudah remaja dan cantic. Mungkin saja anakku sayang tidak pernah melihat wajah mama, karena mama pergi ketika engkau baru lahir. Anak sayang ! jadilah anak yang pintar, sayang kakak dan papa ya ! Jangan lupa doakan mama agar mama bahagia di alam sana dan mama juga akan selalu mendoakanmu dan pasti selalu hadir dalam mimpimu.
Cium sayang dari mama tercinta.........
Surat itu, oleh ibu Lidia meminta suaminya menyimpannya di dalam koper coklat barang yang ia beli saat masih mahasiswa hendak mengadakan KKN. Bersamaan dengan surat itu ibu Lidia meminta suaminya menyimpan juga 3 buah buah daster yang biasa dipakai ibu Lidia saat mengandung buah hati mereka yang kedua.
Oooo,... hampir lupa, anak kedua mereka itu seorang perempuan mungil dan diberi nama Lidia seperti nama mamanya.
Misteri koper coklat
Ibu Lidia meminta suaminya tidak boleh membuka koper itu sampai Lidia kecil berusia 16 tahun. Dan benar tepat ulang ke-16 koper itu dibuka sendiri oleh Lidia, Lidia menangis histeris saat membaca tulisan tangan mamanya itu, ia berteriak dan terus berteriak, tapi apa boleh dikata mama tercintanya sudah dialam lain.
Bello, Sabtu, 16 Maret 2024
Pukul.15.32 (Ditulis saat Istri tercinta bersama sang pangeran mengikuti rekoleksi paskah di Pelangi Garden-Noelbaki)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H