Kedua, bisa sebagai pembersih udara hanya disemprot-semprotkan ke udara. Itu bisa membunuh kuman dan membuat wangi.
Ketiga, sebagai sabun cuci. Bisa dikasih bahan tambahan MES atau metil ester sulfonat merupakai semacam surfaktan yang mudah terurai. Bahannya tetap ramah lingkungan.
Keempat, untuk badan sebagai pelembab bisa ditambah gliserin. Kalau mau ada wangi-wanginya tambahkan coconut oil.
Kalau untuk produk yang tidak menyentuh tangan tidak perlu pakai gliserin. Karena tujuan gliserin itu kan melembutkan. Â Kalau sebagai deterjen, tidak usah pakai gliserin. Kalau untuk cuci piring dalam satu kali takaran itu bisa ditambahkan sekitar 5 -- 10 ml gliserin. Untuk sabun sabun mandi atau sampo karena langsung ke kulit maka kandungan gliserinnya lebih banyak. Pakai glicerin vegetable yang harga 1 liternya sekitar Rp. 4.000-an. Ini dokumentasi pembuatan eco enzyme.
3. Menggunakan Lerak Sebagai Pengganti DetergenÂ
Eco enzyme sebagai sabun memang baru setahun terakhir. Sebelumnya saya pakai lerak sebagai pengganti deterjen. Â Sudah tiga tahun saya tidak beli pembersih lantai, sudah dua tahun mengurangi membeli deterjen, dan setahun berjalan tidak beli deterjen.
Lerak itu sangat ramah lingkungan. Mencuci baju pakai lerak. Ada pohon lerak, jadi pakai buahnya. Sehingga sangat alami. Lerak tidak merusak warna justru membikin awet.
Ingat dulu sewaktu kecil di Jogjakarta sudah pakai itu untuk mencuci pakaian. Daerah saya memang belum menemukan lerak jadi saya membelinya secara online. Harganya Rp. 35.000 per kg.
Cara pemakaiannya ada dua cara.
Pertama, lerak itu direbus sampai mendidih airnya. Bisa dicampur jeruk nipis atau sereh. Lalu air rebusannya digunakan sebagai pengganti deterjen.
Kedua, caranya lebih praktis. Kalau besok mau mencuci, maka hari ini lerak direndam di air mesin cuci. Satu kali nyuci cuma butuh satu biji. Biji itu direndam, dimasukan ke kantong kain atau kaos kaki bekas yang bersih. Cemplungkan atau digiling bareng pakaian. Ini dia cara pemanfaatannya.