Mohon tunggu...
Tantri Hawa
Tantri Hawa Mohon Tunggu... Mahasiswa - ??

Im fangirl:)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Persaingan ketat UMKM Tahu

2 Januari 2024   16:34 Diperbarui: 3 Januari 2024   20:32 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ampas tahu yang bisa dibuat pakan ternak 

Makanan satu ini yang sudah tak asing lagi di lidah orang Indonesia yaitu tahu. Seperti yang kita ketahui, tahu adalah makanan yang berbahan dasar kedelai yang diambil sarinya dan difermentasi. Tidak susah untuk mendapatkan makanan bergizi ini. Sudah banyak orang yang menjualnya.

Kedelai yang sudah direndam kurang lebih selama 4 jam sebelum diolah
Kedelai yang sudah direndam kurang lebih selama 4 jam sebelum diolah

Kedelai dihaluskan dengan cara diselep
Kedelai dihaluskan dengan cara diselep

Potret kedelai yang sudah halus
Potret kedelai yang sudah halus

Salah satunya adalah Ngatino (55) yang memproduksi tahu, membuat pabrik sederhana di bagian belakang rumahnya.  Ngatino mulai merintis usaha tahu ini kurang lebih dari tahun 2004 dan masih aktif sampai saat sekarang. 

Dalam dunia kerja pasti ada pesaing. Sama halnya dengan UMKM Tahu milik Ngatino ini, masa jayanya dimulai dari 2004 sampai sekitar tahun 2020. Ia menjajakan tahunya dengan cara berkeliling sampai desa Grobogan, perumahan, dan daerah daerah sekitar Desa Kedungjajang. Namun 3 tahun terakhir pesaing mulai bermunculan, jika terlambat menjajakannya maka akan kehilangan pelanggannya.

Kedelai dimasak dalam tungku panas
Kedelai dimasak dalam tungku panas

Kedelai disaring untuk diambil sarinya
Kedelai disaring untuk diambil sarinya

Dahulu sekali produksi bisa menghabiskan 10kg kedelai dan kedelai ini bisa menjadi 5 bak (cetakan) tahu. Dengan banyaknya pesaing seperti ini omset menurun, sekali produksi hanya menghabiskan 8kg kedelai dan menjadi 4 bak tahu.

Sari tahu yang sudah menggumpal dipindahkan ke cetakan 
Sari tahu yang sudah menggumpal dipindahkan ke cetakan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun