Perilaku ini merupakan dampak dari media sosial sebagai gambaran  budaya popular sebagaimana direpresentasikan dalam media sosial mencirikan adanya kecenderungan budaya yang cair (mudah berubah) dan bersifat permukaan. Budaya popular juga mencirikan adanya penyebaran ideologi, lifestyle yang (pencitraan, komodifikasi, dan artificial) atau kurang mendalam dan komprehensif.
Sebagai bentuk kemajuan teknologi, masyarakat sekarang tidak perlu berbelanja dengan cara pergi ke tempat penyedia barang. Sekarang mereka cukup mengakses semuanya mengunakan smartphone dan media sosial. Selain sebagai media promosi, media sosial juga berfungsi sebagai online shop atau toko online.
Mudahnya akses untuk berbelanja, membuat masyarakat di Pulau Belitung bersikap konsumtif dan bergaya hidup hedonis. Salah satu inikator yang menyatakan bahwa masyarakat Belitung cenderung konsumtif adalah sebagian besar paket yang dikirim melalui jasa pengiriman merupakan paket dari toko online/online shop. Karena banyaknya paket yang harus dikirim, menyebabkan beberapa jasa pengiriman memperluas cabang disetiap daerah di Pulau Belitung.Â
Selain itu mereka juga terus menambah tenaga kerja/ kurir. Hal lain yang membuat masyarakat Belitung konsumtif adalah adanya diskon disetiap bulannya. Seperti halnya Tahun baru 2022, Paket yang masuk ke Belitung meningkat 15% dari hari biasanya. Dan ini merupakkan pengaruh dari online shop yang ada di media sosial.
Sebelum dikenalnya media sosial dan online shop, jasa pengiriman di Pulau Belitung hanya ada di beberapa tempat penting, seperti pusat kota. Tenaga kerja/ kurir pun tidak sebanyak sekarang, saat masyarakat sudah mengenal media sosial.
Daftar Pustaka
PERAN MEDIA SOSIAL TERHADAP PERILAKU KONSUMTIF KAUM REMAJA DI DESA TEGAL KERTHA, KECAMATAN DENPASAR BARAT, KOTA DENPASAR simdos.unud.ac.id
MEDIA SOSIAL, RUANG PUBLIK, DAN BUDAYA 'POP' https://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/ettisal/article/view/1928
Pengaruh E-Commerce Terhadap Perilaku Konsumtif Masyarakat Di Kelurahan Karang Panjang Kota Ambon
