Minyak atsiri merupakan salah satu komoditas yang telah dikenal dari masa lampau yang tergambar dalam ungkapan Ex Oriente Lux (Matahari terbit di Timur). Â Ungkapan ini bermakna untuk memuliakan Bumi Belahan Timur yang dianggap sebagai tempat lahirnya peradaban manusia dan proses produksi minyak atsiri melalui proses destilasi (penyulingan) yang pertama kali diduga dilakukan di Mesir, India, dan Persia. Â Bumi Belahan Barat yang selanjutnya dikenal sebagai penyempurna temuan di belahan Timur sehingga dapat diibaratkan Orang Belahan Timur menyalakan lampu dan dilanjutkan oleh Orang Belahan Barat menjaga agar lampu tersebut tetap menyala dan lebih indah.
Berbicara tentang minyak atsiri di Indonesia, fakta menunjukkan bahwa Indonesia adalah salah satu pemasok minyak atsiri terbesar, bahkan pernah  memasok 90% kebutuhan dunia berupa baku minyak nilam .  Selain minyak nilam, terdapat sekitar 40 jenis minyak atsiri lain yang dihasilkan dari Indonesia akan tetapi hanya 12 saja yang memenuhi standar kualitas ekspor yaitu minyak kayu manis, minyak akar wangi, minyak cendana, minyak kemukus, minyak nilam, minyak kenanga, minyak pala, minyak cengkeh, minyak kayu putih.  Perkiraan menunjukkan bahwa total kapasitas produksi minyak atsiri Indonesia bisa mencapai 5.000 hingga 6.000 ton per tahun dengan jumlah pelaku usaha mencapai 3.000 usaha.
Bahan baku minyak atsiri banyak diusahakan di Provinsi Lampung antara lain komoditas pala, jahe, kunyit, selain komoditas khas Provinsi Lampung seperti lada dan cengkeh. Â Salah satu usaha perdagangan berbagai jenis jahe dan kunyit dilakukan oleh PT Nusantara Spices, Bandar Lampung. Â Perusahaan ini memperdagangkan berbagai jenis jahe dan kunyit dengan melakukan pembersihaan, sortasi, dan dapat pula perajangan terlebih dahulu sebelum dijual ke konsumen yang sebagian besar untuk konsumsi dan bahan baku industri lokal. Â Beberapa saat lalu bahkan mampu mengekspor ke Spanyol yang tentunya setelah melalui berbagai pengujian untuk memenuhi persyaratan pasar Uni Eropa
Pada Tahun ke 1 ini, Tim PpM Unila dan PT Nusantara Spices telah berhasil membuat suatu unit penyulingan minyak atsiri untuk hasil samping berbagai jenis jahe dan kunyit dengan sistem uap langsung. Â Penyulingan sistem uap langsung ini merupakan salah satu sistem penyulingan metode rebus dan uap tidak langsung. Â Sistem ini dipilih karena relatif sederhana dibandingan metode uap tdiak langsung yang memerlukan boiler tersendiri sebagai penghasil uap; sedangkan sistem rebus diduga berpotensi merusak bahan yang akan disuling.
PT Nusantara Spices sebagai mitra memahami bahwa "Comfort Zone adalah tempat yang indah, namun tak ada yang bisa tumbuh di sana. Setiap pencapaian berawal dari hasrat untuk mencapai sesuatu. Perubahan tidak akan mungkin  terjadi tanpa melakukan perubahan. Karena itulah tantangan harus dimaknai sebagai peluang untuk memperlihatkan kemampuan."
Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H