Mohon tunggu...
Tanti Doodle
Tanti Doodle Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

"Clickbait", Bahaya dan Solusinya

18 Mei 2018   07:18 Diperbarui: 18 Mei 2018   07:38 1677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Umpan klik (clickbait) adalah suatu istilah peyoratif yang merujuk kepada konten web yang ditujukan untuk mendapatkan penghasilan iklan daring, terutama dengan mengorbankan kualitas atau akurasi, dengan bergantung kepada tajuk sensasional atau gambar mini yang menarik mata guna mengundang klik-tayang (click-through).

Banyak dari pembaca setia online (baca : saya sendiri) kadang saat sedang membaca surel pasti terpikat dengan adanya mini ads atau beberapa berita yang mengarah ke situs-situs berita di browser ponsel. 

Kadang, eh sering malahan, saya jadi kecele karena saat artikel dibuka, informasinya jauh dari judul!

Siapa yang pernah merasakan hal yang sama?

Judul artikel terkesan ambigu, kadang bombastis atau bahkan sensasional, namun ternyata informasinya sampah atau hoax! 

Inilah yang dimaksud clickbait. 

Clickbait ini memang tujuannya adalah mendapatkan viewer atau pembaca. Sayang, ada dua sisi mata uang yang dikorbankan. Pertama tentu saja konten yang dibuat tidak akurat, dan kedua isinya hanya berupa sepotong gambar yang menarik pembaca (thumbnail) biasanya menampilkan selebiriti atau orang tokoh masyarakat. Biasanya, sosok yang ditampilkan sedang heboh diberitakan di saluran infotainment. 

Hal ini juga berlaku di kanal youtube. 

Clickbait dan bahayanya

Benarkah clickbait itu berbahaya? 

Beberapa pengisi konten di website, memang merasa perlu membuat clickbait untuk mendongkrak viewer, namun sayangnya,  cara ini termasuk dalam teknik black  SEO . Tujuannya  hanya untuk menarik minat, tanpa mempedulikan kenyamanan pembaca.  

Benar memang, jumlah pengunjung naik secara signifikan, namun tidakkah disadari bahwa tindakan itu melanggar term of service dari pencarian dan ads? Cara ini sering digunakan oleh beberapa portal berita terkenal, dan untungkah tercium oleh Mbah Google, sehingga akhirnya tak lagi berpengaruh pada SEO Google.

Sejarah Clickbait

Wah, clickbait juga ada sejarahnya? Benar. Saat PD II, seorang content creator bernama Hitler ternyata telah menggunakan teknik tersebut. 

Ia membuat video bertajuk Non Agresion Pact, yang isinya ia tidak berniat menginvasi Rusia. Konon, video ini dibaca oleh Stalin dan membuat Stalin percaya sehingga meng-klik video tersebut. Tapi apa yang terjadi? Ternyata isinya bukan Non Agresion Pact, namun malah Operation Barbarossa. Wah, becanda ya, neng? Ya iyalah, becanda, kan jaman tersebut belum ada Youtube. 

Nah, sekarang, percaya kan clickbait itu bahaya? Buktinya kalian baca terus!

Penerapan clickbait sendiri ada dua macam cara;

  1. Misleading article
    Menggunakan judul bombastis atau sensasional, jadi judul dari artikel akan dibuat seheboh mungkin, biasanya dengan pengertian kalimat yang ambigu dan tidak jelas.

    Contoh clickbait;  
    Seorang anak ML sampai teriak-teriak dan muncrat!
    Inilah Pidato Presiden terkait PKI
    Bakar Rumah Sendiri Seharga 5 Milyar!
     

  2. Menggunakan cuplikan media  yang provokatif, sehingga membuat orang akan tertarik. Padahal konten bahkan kadang tidak berhubungan sama sekali!

Bahayanya Clickbait

Apakah clickbait ini berbahaya?  Tentu saja, tak hanya untuk pembaca -yang ditakdirkan sebagai makhluk primata terkepo-, namun lebih ke si content creator-nya.

  • Content creator yang baik, bertujuan mendapatkan respon positif dari media yang ia tulis, namun dengan clickbait, bisa jadi viewer akan menilai kinerja media online tersebut buruk, sehingga malas untuk mengklik ke dua ketiga dan seterusnya. 

  • Artikel yang dibuat tak bertahan lama di search engine Google

  • Viewer akan menandai, bahwa kualitas penulis buruk sekali, karena dunia maya luas, maka besar kemungkinan ia tak akan mendapat job yang serius

Sedangkan untuk pembaca, 

  • Tidak akan menemukan informasi yang dicari.

  • Menyia-nyiakan waktu membaca konten yang bukan dicari.

  • Salah satu bentuk dari arti "telah tertipu"

  • Kalau tidak selektif bisa termakan Hoax dan informasi palsu.

  • Kesal dan emosi

SOLUSI MELAWAN CLICKBAIT

1.  Ya, jangan diklik! 

Ini terutama berlaku untuk tulisan judul-judul sensasional seperti : 

  • Wah! Kaya Dalam 10 Hari! 
  • Wow! Seksi banget! Wanita ini buka baju di muka umum!
  • Thumbnail gambar wanita seksi
  • Thumbnail seleb or pejabat yang sedang terlibat kasus 

2. Report Spam

Hal ini sekarang dimudahkan banget. Di instagram, facebook, dan youtube ada fasilitas yang bisa membuat pengguna menjadi nyaman ini. Tinggal klik saja report misleading atau spam, gampang bukan?

3. Jangan di-share!

Ya walaupun tujuannya baik, ya.. biar teman-teman yang lain juga tahu, kalau artikel atau video itu hoax, tapi apa pun yang menyebabkan klik ke link yang dituju, ya pastinya akan jadi clickbait! Cukup jika ada yang menyebarkan berita ini, komen aja di bawahnya "Bro, maaf ini hoax!" 

Nah, gimana? Jangan terjebak clickbait lagi ya! 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun