Mohon tunggu...
Tanti Tresnawati
Tanti Tresnawati Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswi

enfp

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Analisis Peran Kepemimpinan terhadap Peningkatan Kinerja Pegawai Kantor Kelurahan Cigugur Tengah Kota Cimahi

3 Juni 2024   19:08 Diperbarui: 3 Juni 2024   19:14 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

1. Konsep Peranan

Peranan merupakan sesuatu yang menjadi bagian memegang pemimpin terutama dalam hal terjadinya hal atau peristiwa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) peran merupakan perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat.

Menurut Gibson, Ivancevich dan Donelly dalam (Sirajuddin, 2018), peran merupakan seorang ayng dituntut untuk berhubungan dengan dua sistem yang berbeda, biasanya organisasi dan beberapa bagian serta lingkungan.

Suatu peran mencakup paling sedikit tiga hal, yaitu :

  • Peranan dapat meliputi norma-norma yang berhubungkan dengan posisi atau tempat di masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian-rangkaian peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan masyarakat.
  • Peranan adalah suatu konsep hal yang dapat dilakukan oleh seorang individu di dalam masyarakat sebagai organisasi.
  • Peranan dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial.

2. Kepemimpinan

  • Pengertian Kepemimpinan 

Menurut Stoner dalam (Batubara, 2020) Kepemimpinan merupakan suatu proses pengarahan serta pemberian pengaruh kepada anggota-anggota kelompok yang saling berhubungan dengan tugas yang sama.

Menurut Robbins dalam (Batubara, 2020) Mendefinisikan kepemimpinan sebagai sebuah hubungan yang saling mempengaruhi antara pemimpin dan pengikut/bawahan yang menginginkan perubahan nyata mencerminkan tujuan bersama.

Sedangkan menurut Rivai (Erri, Lestari, & Asymar, 2021) dalam gaya kepemimpinan merupakan sekumpulan ciri yang digunakan oleh atasan untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau dapat dikatakan bahwa gaya kepemimpinan merupakan pola perilaku yang disukai dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin.

Menurut  Thoha, Miftah dalam (Erri, Lestari, & Asymar, 2021) Gaya kepemimpinan adalah norma perilaku yang dilakukan sesorang untuk mempengaruhi perilaku orang lain yang ia lihat.

Jadi, Kepemimpinan merupakan sebuah hubungan yang saling mempengaruhi antara atasan dan bawahan dimana hal tersebut bertujuan untuk mencapai tujuan organisasi bersama-sama, hal ini juga diterapkan didalam Kelurahan, dimana Kelurahan adalah perangkat kecamatan yang dibentuk untuk membantu dan melaksanakan sebagian tugas camat. Kelurahan dipimpin oleh seorang Lurah yang merupakan bagian dari perangkat kecematan yang bertanggungjawab kepada Camat.

  • Gaya Kepemimpinan

Menurut Feriyanto dan Triana dalam (Erri, Lestari, & Asymar, 2021) jenis-jenis gaya kepemimpinan yang ada, sebagai berikut :

  • Gaya Kepemimpinan Otoriter merupakan gaya kepemimpinan yang memusatkan kebijakan dan keputusan dirinya secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggungjawab diputusakn oleh pimpinan itu sendiri, sedangkan para bawahan hanya menjalankan tugas tersebut.
  • Gaya Kepemimpinan Demokrasi adalah gaya kepemimpinan yang memberikan wewenang secara luas keoada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu melibatkan para bawahan sebagai suatu tim kerja, pemimpin hanya memberikan banyak informasi tentang tugas dan tanggungjawab bawahannya.
  • Gaya Kepemimpinan Bebas merupakan gaya kepemimpinan dimana pemimpin hanya terlibat dalam kuantitas yang kecil dan para bawahan secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah.
  • Indikator Gaya Kepemimpinan

Menurut Wahyuningtyas dan Erianto dalam Indikator gaya kepemimpinan sebagai berikut :

  • Telling
  • Jika seorang pemimpin berperilaku memberitahukan hal ini maka orientasi pekerjaan yang dikatakan akan berlangsung. Seorang pemimpin harus menyertakan proses Telling dalam peranannya karena pemimpin harus merumuskan peranan yang diharapkan akan dilakukan oleh karyawannya. 
  • Selling
  • Proses selling merupakan suatu proses perumusan tugas secara tegas yang digabungkan dengan hubungan antara atasan dengan bawahan secara intensif. Dengan adanya perilaku tersebut maka bukan hanya peranan bawahan yang jelas  tetapi juga pimpinan memberikan petunjuk pelaksanaan disertai dengan dukungan yang diperlukan oleh bawahannya. Demikian diharapkan tugas-tugas yang dilaksanakan berjalan dengan baik.
  • Participate
  • Seorang pemimpin yang memiliki orientasi tugas yang rendah maka hubungan dengan bawahannya akan rendah. Sehingga diperlukan partisipasi aktif seorang pemimpin untuk mengajak bawahannya dalam proses pengambilan keputusan. Artinya pemimpin hanya memainkan peranan sebagai seoarang fasilitator untuk memperlancar tugas para karyawannya dengan komunikasi yang efektif.
  • Delegasi
  • Seorang pemimpin dalam situasi tertentu dapat pula menggunakan gaya dengan berdasarkan orientasi tugas yang rendah. Didalam prakteknya, gaya kepemimpinan yang membatasi diri pada pemberian pengarahan pada para bawahannya dan menyerahkan pelaksanaan pada para bawahannya tersebut tanpa banyak ikut campur tangan.

3. Kinerja

  • Pengertian Kinerja

Menurut Tika dalam (Marsella & Suryoko, 2016)  Kinerja merupakan berbagai hasil fungsi pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi/perusahaan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor dalam mencapai tujuan dalam periode tertentu.

Menurut Kasmir dalam (Suseno, Nuryanto, Fidziah, & dkk, 2023) Kinerja adalah ukuran keberhasilan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok dalam menjalankan tugas atau tanggungjawab yang diberikan. Hal ini mencakup berbagai aspek, seperti hasil kerja yang dicapai, kualitas pekerjaan yang dilakukan, efesiensi waktu yang digunakan, dan perilaku di tempat kerja. Kinerja yang baik dapat memberikan efektivitas, produktivitas, dan keberhasilan pada organisasi, tidak hanya itu hal itu dapat mempengaruhi karir individu dalam bekerja. Oleh karena itu, setiap individu harus meningkatkan kualitas kinerja kerjanya.

Kinerja Karyawan yang tinggi sangat diharapkan oleh perusahaan untuk mendorong berkembangnya perusahaan. Karyawan dengan kinerja yang baik akan menghasilkan kinerja yang tinggi dan karyawan dengan kinerja yang buruk tentunya akan menghasilkan kinerja yang rendah. Untuk mengetahui kinerja karyawan bisa dilakukan dengan evaluasi kinerja (Performance Appraisal). Evaluasi kinerja tentu dapat dipergunakan untuk meningkatkan atau memperbaiki SDM dimasa yang akan datang (Saputro, 2022).

  • Indikator Kinerja

Menurut Robbins dalam (Amalia & Indartono, 2018) terdapat 5 indikator kinerja, yaitu :

  • Kualitas Kerja

Kualitas kerja diukur dari pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas, keterampilan, dan kemampuan karyawan.

  • Kuantitas Kerja

Kuantitas kerja adalah jumlah yang dihasilkan oleh karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya yang dinyatakan dalam jumlah unit dan jumlah sikluas aktivitas yang diselesaikan.

  • Ketepatan Waktu

Ketepatan waktu merupakan tingkat aktivitas yang diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan serta kemampuan dalam memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.

  • Efektivitas

Efektivitas tingkat sumber daya organisasi berupa tenaga, uang,  bahan baku yang dimaksimalkan dengan maksud menaikan hasil setiap unit dalam penggunaan sumber daya.

  • Kemandirian

Kemandirian adalah tingkat ketidakbergantungan karyawan untuk menjalankan fungsi kerja, komitmen kerja, serta tanggungjawab karyawan terhadap instansi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun