Mohon tunggu...
Tantan Hermansah
Tantan Hermansah Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Trainer materi NUN-Integrity. Pelatihan yang bisa menganalisis kinerja perusahaan/lembaga, memetakan sumberdaya manusia yang tepat, membangun TEAM Work yang solid dan mampu menerjemahkan visi-misi perusahaan/ lembaga di lapangan. Pelatihan dilengkapi alat tes yang sudah teruji. Kontak: 0818 800 528

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jika Saya Anas (2)

17 Desember 2012   09:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:29 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan "Jika Saya Anas" yang telah ditulis dan belum selesai itu, ternyata menarik beberapa sahabat untuk mengSMS bahwa saya tengah menjadi pengamat politik---ya setidaknya berproses.

Saya akan menjawabnya bahwa opini pada tulisan di atas bukan berarti saya sedang menjadi pengamat politik. Biarlah itu digulati dan digeluti kawan-kawan saya yang  sudah manggung. Sekali lagi, saya tidak sedang jadi pengamat politik.

Saya memosisikan Anas dalam konteks tulisan di atas sebagai subyek dari seseorang dengan "suryakanta"nya integritas. Integritas ini yang saya potretkan, saya arahkan, kepada sosok Anas maupun Partai Demokratnya. Jadi tulisan ini akan melanjutkan dari yang pertama.

***

2. Sebagai Ketua Partai, saya akan terjun langsung bersama kader, meyakinkan rakyat bahwa Partai Demokrat itu bukan Anas, bukan Andi,  bukan Nazar, dan (bahkan) bukan SBY. Hanya dengan menyapa rakyat langsung maka "kekotoran" partai yang selama ini tengah diderita PD, bisa dibersihkan.

3. Saya mungkin akan mengabaikan pertemuan kamuflatif, tetapi justru akan mengadakan pertemuan-pertemuan kecil bersama rakyat. Mengajak seluruh aggota DPR (D) dari tiap dapil turun langsung membantu, mendengarkan, berbagi rasa, dan saling curhat bersama rakyat. Kadang, rakyat kecil itu hanya butuh didengar, bukan diberi. Apalagi pemberian yang hanya sekali-sekali tetapi setelah itu tidak peduli, hanya akan menjadikan partai makin dibenci.

4. Saya akan merangkul semua elemen kader demokrat. Jika ada yang "membangkang" atau seperti bersebrangan, langsung ajak turun ke lapangan. Ketimbang berkoar-koar, lebih baik melakukan tindakan nyata bersama rakyat.

5. Dua tahun ini, justru kalau perlu "kabur" dari ruang sidang. Tetapi bukan studi banding ke sana kemari tetapi tidak jelas. Lebih baik perintahkan semua kader "tidur" bersama rakyat.  Tidur di 'saung" sawah, makan di kebun-kebun, berjalan kaki menelusuri jalan rusak. Kader yang malah tidur di hotel, makan di restoran, dan rakyat jalan kaki sementara dia naik mobil, ancam dipecat saja.

6. Jika semua itu tidak bisa saya lakukan, saya akan melakukan hal terakhir. Mengambil kertas, dan menulis: "SAYA MUNDUR SEBAGAI KETUA PARTAI DAN MEMILIH MENJADI RAKYAT JELATA YANG BEBAS!"

Itulah sebagian dari sikap integritas.

Salam Integritas!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun