Mereka adalah anak-anak bangsa ini yang harus diselamatkan, mereka punya harapan yang sama dengan generasi sebelumnya untuk meneruskan cita-citanya baik melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi yang mereka impikan maupun cita-cita mereka yang lainnya.
Perguruan Tinggi Negeri (PTN) favorite merupakan salah satu cita-cita idaman mereka, dengan tiga jalur seleksi yang disediakan oleh pemerintah, yang salah satunya adalah Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) yang kriterianya ditentukan dari nilai prestasi rapor, yaitu nilai rapor semester 1 sampai dengan 5 untuk semua mata pelajaran.
Siswa yang berhak mengikuti seleksi ini merupakan siswa yang eligible yaitu 40 % siswa yang memiliki rata-rata nilai seluruh mata pelajaran dari semester 1-5 terbaik tiap jurusan/peminatannya.
"Generasi Rebahan" tidak kehilangan kesempatan untuk mengikuti seleksi ini, dengan berbekal komitmen mereka mengikuti pembelajaran di masa-masa sulit waktu pandemi dengan dibantu juga dengan ketersediaan faslilitas internet yang memadai.
Hadirnya IndiHome sebagai internet provider PT Telkom Indonesia yang hemat, cepat, stabil, berkelas dan tanpa batas di rumah, sangat membantu mereka untuk mengikuti pembelajaran secara penuh, mengerjakan tugas, mengupload tugas, belajar mandiri dari internet dan tentunya kehadiran dalam pembelajaran daring pun bisa 100%.
Saya sebagai guru sangat merasa terbantu dengan kehadiran IndiHome di rumah dan di sekolah saya, saya lebih leluasa mantengin internet dari pagi sampai petang tanpa takut kehabisan kuota, mencari bahan ajar, mengupload/download tugas, melakukan pembelajaran daring dan melakukan tugas lain di rumah.
Begitupun dengan siswa, dengan hadirnya IndiHome di rumah mereka, mereka dapat 100 persen hadir dalam pembelajaran, mengerjakan tugas dari gurunya, mengupload/download tugas dari gurunya, mengikuti pembelajaran daring, browsing materi yang mereka kurang pahami, dan tentunya komunikasi antara guru, dan teman-temannya waktu itu tidak terputus.
Guru di sekolah dengan segala pertimbangan dapat memberikan penilaian yang mudah-mudahan bisa dirasakan adil oleh semua siswanya, dapat memberikan bekal kepada mereka untuk bisa bersaing dalam SNBP.
Seleksipun dimulai, siswa eligible pun bisa mendaftar di perguruan tinggi impiannya. Berusaha, berdoa, tawakal, dan akhirnya garis tangan yang menentukan siapa yang lolos dan siapa yang tidak lolos. Bisa saja yang nilainya rata-ratanya besar, tapi karena persaingannya cukup ketat tidak lolos, dan ada juga yang nilainya berada "di bawah garis kemiskinan" bisa lolos karena ia memilih prodi yang sepi peminatnya.
Semoga "Generasi Rebahan" ini tetap menjadi generasi pilihan yang dapat mengisi estafeta kepemimpinan bangsa ini ke depan. Dukung mereka supaya tetap memilki mental dan kompetensi yang bisa bersaing di era golablisasi sekarang dan ke depannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H