Siswa mengatur personal dan sumberdaya kelompok untuk menjalankan proyek yang sudah ditetapkan bersama dalam perencanaan.
Pengorganisasian kelompok pun jangan luput dari pembentukan karakter 6 dimensi pelajar Pancasila ini. Pengaturan tugas-tugas kelompok harus didasari semangat gotong royong, sesuai dengan prinsip gotong royong yang tanpa pamrih, bahu-membahu secara aktif sekemampuan masing-masing anggota kelompok. Dalam kelompok pun siswa dibelajarkan untuk mampu memimpin dan mau dipimpin sebagai bekal mereka nanti di dunia nyata.
Dalam pelaksanaan proyek, kreatifitas, kekompakan, etika, kejujuran, dan semangat dalam menjalankan proyek harus dibangun dan tidak dibiarkan begitu saja. Â
Siswa belajar disiplin dalam menjalankan proyek sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan. Jikalau tidak disiplin dan dilakukan pembiaran oleh sekolah maka dijamin pembelajaran akan kacau balau, sebagian siswa mungkin akan leha-leha tidak mengerjakan apa-apa, atau mungkin mereka tiduran di kelas atau mungkin main game online atau melakukan hal-hal lain yang tidak ada hubungannya dengan proyek.
Â
Penilaian
Penilaian harus dilakukan mulai dari siswa merencanakan, melaksanakan, pelaporan kegiatan dan panen karya.
Penilaian tidak hanya dilakukan oleh guru saja, namun bisa juga penilaian dilakukan dengan melibatkan teman kelompoknya. Penilaian bukan hanya pada produk yang dihasilkan saja, atau dengan melihat terstrukturnya laporan kegiatan siswa, atau lantangnya presentasi perwakilan kelompok yang mempresentasikan hasil proyeknya.
Menurut saya, penilaian harus diutamakan pada karakter, sesuai dengan tujuan awal dari P5 ini, Enam dimensi pelajar Pancasila bukan sebuah karakter yang dipisah-pisahkan, penilaian harus utuh, walaupun ada penilaian yang dominan sesuai dengan tema yang diusung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H