KH. Hasyim Asy'ari berperan besar dalam pertempuran tersebut, terutama karena Fatwa Jihad-nya yang mendasari lahirnya Resolusi Jihad 21-22 Oktober 1945. Inti dari fatwa ini sederhana: wajib hukumnya bagi setiap orang Indonesia untuk angkat senjata melawan penjajah. Berkat fatwa Mbah Hasyim (panggilan akrab murid-muridnya) itu, terbakarlah semangat para pejuang Indonesia dalam melawan penjajahan. Mbah Hasyim mewariskan semangat anti penjajahan yang tak lekang oleh zaman.
KH. Hasyim Asy'ari meninggal pada 25 Juli 1947.
3. Â KH. Abdullah Syafi'i
Walau usahanya gagal, karena toh kebijakan tersebut direalisasikan oleh Ali Sadikin, namun banyak orang mengingatnya sebagai ulama yang berani untuk berkata tidak, terutama ketika agama melarangnya. Namun sekeras apapun hati dan pikiran singa betawi, hal itu selalu diimbangi dengan dakwah persuasif.
KH. Abdullah Syafi'i meninggal pada 3 September 1985.
4. KH. Ahmad Dahlan
Dari sanalah Ahmad Dahlan dikekalkan namanya sebagai pahlawan nasional, dan diingat sebagai sosok yang percaya bahwa pendidikan dan amal usaha sosial sebagai dua hal yang amat penting bagi kemajuan dan kebangkitan bangsa. Â
Muhammadiyah kemudian dikenal sebagai organisasi yang berjasa besar dalam pengembangan pendidikan modern yang tidak meninggalkan nafas agama. Dari sana pula lahir gagasan tentang kesetaraan perempuan dan laki-laki dalam pendidikan.
KH. Ahmad Dahlan meninggal pada 23 Februari 1923.