Mohon tunggu...
tanralam
tanralam Mohon Tunggu... -

bukan sesiapa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Asing

6 November 2014   21:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:27 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Seorang remaja yang dipaksa besar oleh orang-orang di sekelilingnya memasuki sebuah gedung asing dengan orang-orang yang sudah bermukim lama di sana. Seharusnya si remaja sadar, sesungguhnya dialah yang asing di gedung itu. Dia harus belajar banyak untuk tahu banyak.Tetapi di sepanjang jalan dia dibisiki, ruangan itu layak dia masuki. Orang-orang di ruangan itu menginginkannya. Maka si remaja kecil masuk dengan percaya diri.

Ketika di satu ruang bersekat ia melihat orang-orang bercakap lewat layar dan akhirnya sadar orang-orang yang bercakap tersebut berada dalam rentang jarak beribu mil jauhnya, ia teringat istilah yang ia gunakan untuk mengunjungi tempat-tempat yang melambungkan namanya. Lalu si kecil bersorak girang: baiklah, katanya kepada orang yang selalu berbisik kepadanya. Kita namakan cara berkomunikasi orang di ruangan itu menjadi e-kunjungan.

Di ruangan lain ia menemukan hal bagus, masyarakat kelas bawah penghuni gedung mulai tak risau memikirkan masalah kesehatan mereka. Pemimpin di gedung asing itu sudah menemukan formulanya. Mereka hanya perlu berhemat keperluan lain dan membayar iuran yang sangat ringan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan kelak ketika dibutuhkan.

Lagi-lagi si remaja nan centil itu merasa, dia sudah menemukan formula baru untuk mengatasi masalah kesehatan yang oleh orang-orang di luar gedung asing itu mengeluhkannya. Dan lagi ia memberi nama atas formula paten di gedung itu dengan nama yang dia kira akan membuat orang merasa dialah pencetus ide dasar layanan kesehatan itu. KMS. Kartu Maybe Sehat

Dan begitulah seterusnya. Setiap sesuatu yang menurutnya bagus dan telah dilakukan dalam gedung itu dan manfaatnya sepertinya bisa menjaga ketenarannya akan dinamainya dengan nama baru. Seakan-akan dialah sang penemu. Dia lah sang pahlawan.

Sang remaja terlalu sibuk dengan segala sesuatu yang baru hingga tak sadar betapa geli orang-orang dalam gedung itu menatapnya. Apa yang dikiranya baru, sudah berlangsung lama di sana. Maka agar si remaja tak terlalu lama berada di gedung itu dan mengusik rencana kerja orang-orang yang --lama tak-- berkuasa di sana, oleh pembisiknya diaturlah berbagai acara yang akan menarik minat si remaja untuk segera hadir di sana.

Kepada penguasa gedung si pembisik berkata, si remaja hanya akan sesekali berada di sini, selebihnya akan kuatur agar ia berada di banyak tempat, berkumpul dengan orang-orang yang selalu menyanjungnya.

Penguasa sesungguhnya gedung asing itu tersenyum puas. Bagus. Buatlah dia berada di mana saja, bermain sesuka hati. Biarkan gedung ini kami yang mengurus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun