Lilin kecil pemberian Tuhan di pertengahan Maret 1994.
Wangi bambu basah, wangi daun yang berembun,
wangi akar yang tetap terjaga di dasar bumi.
Pagi,
masih gulita.
Kugenggam lilin kecil yang nyalanya redup itu.
Lilin pertama ku, dari Tuhan
yang cahaya nya temaram, tapi mampu
menghangatkan hati.
Tak ada wewangi
hanya rasa yang bersamanya menapaki tanah
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!