Mohon tunggu...
Ardi Putra
Ardi Putra Mohon Tunggu... -

i'm here, i'm alive, i'm disabled..

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Escalator, Mengubah Ketidakmampuan Menjadi Kemampuan

13 Agustus 2010   13:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:04 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Escalator yang sedang kunaiki ini akan mengantarkanku ke lantai yang berada diatas ku saat ini, disaat lift-lift terisi penuh oleh orang-orang yang berebutan untuk mendapatkan kemudahan. Escalator menjadi pilihanku, aku tidak ingin naik lift dan bersentuhan dengan orang-orang yang tak kukenal, aku tak mau jadi orang malas yang hanya menunggu lift, aku tak mau menjadi diriku yang dulu..

4 tahun sebelumnya.

Aku mahasiswa baru jurusan sastra Jepang,

Aku mendapatkan seseorang yang kurasa dia sahabat baikku.

Disaat dia meminta dikenalkan pada seorang gadis..

Kucari-cari di memori otakku, siapa gadis terbaik yang kukenal untuk sahabatkku.

AH! aku ingat! saat SMP aku mempunyai teman yang cantik seperti anggota SNSD.

Kukenalkan gadis itu (sebut saja dengan LL) kepada sahabat ku (sebut saja KK)

Ternyata LL dan KK KLOP! bagaikan stapless dengan isinya..

Mereka saling mengisi..

Di suatu ketika aku sedang jalan dengan LL, sahabat ku dari SMP..

Tak sengaja ia berkata,

"Di, si KK bilang ke g kalo dia males jalan ma u, soalnya u repotin dia, u kan ga bisa naik eskalator"

WOW! tertohok hatiku saat mendengarnya.

Kucarikan dia yang terbaik, kuanggap dia teman baikku..

WOW!!

Kusinggung kata-kata LL disaat ku menelpon KK,

Awalnya dia tidak membenarkan..

Tapi akhirnya dia malah tidak menyangkal..

Ternyata itu benar-benar kata-kata yang keluar dari mulutnya.

Sekarang, bagaimana bisa kupercaya orang lain lagi setelah sahabatku sendiri berkata demikian??

OH! maaf aku lupa, aku lumpuh sebelah akibat polio diumur 3 tahun.

Jadi kakiku bengkok kalau saat berjalan, jangan dibayangkan.. aku sendiri yang punya kaki itu aja seram.

Awalnya aku menyalahkan KK..

Akhirnya kumenyalahkan diriku sendiri..

Kenapa sampai bodoh, tidak tahu kalau sudah merepotkan sahabatku..

Tapi akhirnya aku benar-benar menjadi bodoh, bukannya berusaha, namun hanya menyalahkan.

Aku putuskan, aku pasti bisa menaklukkan Escalator.

Awalnya ku belajar untuk naik eskalator keatas ditemani kakakku,

Kakakku meremehkanku juga

"Emang lu bisa? uda naik lift aja!"

Saat itu kalau aku ingin naik lift aku harus jalan ke ujung mall.. OH TIDAK!! aku capae!!

"Gak tau, di coba dulu aja. tapi lu pegangin g ya".

Kataku.

Akhirnya, walau sempat oleng, aku berhasil..

HUP HUP HOORAY!!

Setelah itu aku percaya diri untuk naik lift, tapi tidak percaya diri untuk turun dengan lift.

"Gak lucu banget kalo jatuh pas turun lift".

Selang berbulan-bulan kemudian, LL kaget aku bisa naik lift..

Jadi saat itu walaupun hanya bisa naik lift, aku sudah bangga kemana-mana..

*Kepuasan akan hal-hal yang kecil.*

Menurutku, ketakutan hanya bisa dilawan dengan berusaha.

Tidak puas hanya bisa naik escalator,

Sekarang saatnya aku mencoba turun dengan escalator..

Aku ingat percobaan pertamaku di escalator ITC mangga dua..

Disaat sepi aku mencoba turun dengan lift, aku jatuh karena nyaliku masih kecil..

Mbak-mbak karyawan toko yang melihatku jatuh, tertawa.

Aku malu.

saat itu i'm giving up. no more escalator please?

4 bulan kemudian..

Aku sedang jalan-jalan dengan 2 temanku, sebut saja ER dan JJ..

Kami mengitari 1 lantai untuk menemani JJ mencari baju.

Bisa kamu tebak, AKU CAPEEEEEE!!!! ingin ku teriak,

"KAKI G BENGKOK WOIIIIIIIIII"

Akhirnya setelah kami ber3 benar-benar sudah menghabiskan baterai tubuh kami.

Kami memutuskan pulang. HORAY!

(Satu tips untuk lelaki diluar sana, "jangan temenin cewe belanja!)

Saat kami ingin pulang, kami sadar bahwa jalan termudah untuk ke mobil hanya dengan

turun dengan escalator..

Disaat ada pilihan takut atau cape, aku memilih cape.

Jadi aku beranikan diri untuk turun dari lift..

Dan ternyata itu bukan hal seram, asik malah.

Sekarang aku uda jadi manusia utuh yang bisa naik-turun eskalator!

berlebihan memang, tapi itu lah yang dipikiranku.

Dari saat itu di setiap kesempatan aku naik escalator ketimbang lift.

memang, ada kalanya aku jatuh di eskalator. cuma aku tidak menjadikan itu trauma.

aku jadikan kejatuhan tersebut pengalaman, agar berhati-hati dalam melangkah.

Terimakasih untuk KK untuk menyadarkan.

Menjadikanku menjadi lebih dari aku yang dulu..

based on true story, & true people.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun