implementasi sistem absensi digital berbasis QR code di SMAN 16 Kabupaten Tangerang. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, akurasi dan kepraktisan dalam proses pencatatan kehadiran siswa di sekolah. Selain itu, penggunaan teknologi berbasis QR code juga diharapkan dapat memberikan solusi modern dan aktual dalam pengelolaan data kehadiran yang dapat menjamin proses absensi berjalan real-time sekaligus mendukung penerapan teknologi digital di lingkungan sekolah.
Pada Selasa, 22 Oktober 2024, Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dari Universitas Pamulang PSDKU Kota Serang dipimpin oleh Hayadi Hamuda, S.Kom., M.T., selaku Asisten Ahli melaksanakan kegiatan pengenalan danDalam hal ini, tim pengabdian terdiri atas dosen dan mahasiswa,Muhammad fauzi Firdaus, S.T., M.Kom . dan Sugiyanti, S.Kom., M.Kom dan dua dosen pengajar tersebut serta beberapa mahasiswa yakni Ardhiansyah Setya Nugraha, Agung Nugroho, Del Piero Febrian, Fajar Firdaus, Firman Tri Kurnia, dan Rifaldi Maulid yang memperoleh kesempatan untuk menerapkan pengetahuan yang diperoleh dalam pengabdian kepada masyarakat. Mereka semua bekerja sama-sama untuk memberikan informasi kepada siswa dan guru-guru tentang cara kerja sistem absensi berbasis QR code yang mana absensi tersebut diintegrasikan dalam sebuah mobile dan komputer sekolah sebagai pencatatan kehadiran para siswa.
Kegiatan ini dimulai dengan sesi pengantar yang mengenalkan para peserta pada dasar-dasar penggunaan QR code dan pentingnya digitalisasi dalam administrasi pendidikan. Para siswa diberikan pemahaman tentang bagaimana QR code dapat menggantikan metode absensi manual yang selama ini digunakan, serta mengurangi risiko kesalahan manusia dalam pencatatan data kehadiran.
Tim pengabdi memperkenalkan aplikasi khusus yang dirancang untuk memindai QR code dari setiap siswa yang hadir. Setiap siswa memiliki kode unik yang terhubung langsung ke data pribadi mereka dalam sistem sekolah. Ketika kode ini dipindai, sistem akan secara otomatis mencatat waktu dan tanggal kehadiran, dan data tersebut dapat diakses secara real-time oleh wali kelas dan kepala sekolah.
Para peserta sangat antusias saat tim memberikan demonstrasi langsung penggunaan sistem ini. Setiap siswa mencoba memindai QR code mereka masing-masing, dan secara otomatis data kehadiran mereka muncul di sistem sekolah. Dalam sesi pelatihan ini, tim PKM juga memberikan tutorial kepada para guru dan staf sekolah agar mereka dapat dengan mudah mengelola dan memantau data kehadiran secara mandiri.
Hayadi Hamuda S.Kom., M.T salah satu pengajar yang terlibat dalam program ini, menjelaskan bahwa sistem ini dapat diakses dengan mudah melalui perangkat mobile atau komputer. "Dengan adanya sistem absensi berbasis QR code, diharapkan tidak hanya kecepatan dalam pencatatan kehadiran yang meningkat, tetapi juga akurasi dalam mengidentifikasi siswa yang hadir atau tidak hadir di kelas," ujarnya.
Penerapan sistem absensi digital ini mendapat sambutan positif dari pihak sekolah, terutama para guru yang merasa terbantu dengan teknologi yang dapat mengurangi waktu pencatatan manual. Selain itu, para siswa juga merasakan manfaat dari penggunaan teknologi digital yang lebih modern, sejalan dengan tuntutan era digitalisasi saat ini.
Melalui kegiatan ini, tim PKM berharap dapat memberikan kontribusi positif yang berdampak jangka panjang bagi sekolah. Teknologi absensi berbasis QR code diharapkan menjadi solusi untuk memudahkan administrasi sekolah sekaligus meningkatkan kesadaran siswa akan pentingnya disiplin dan kehadiran di sekolah.
Kegiatan ini tidak hanya berfokus pada penerapan teknologi, tetapi juga mendorong penggunaan teknologi informasi dan komunikasi di lingkungan pendidikan yang lebih luas, sehingga sekolah dapat berkembang menuju ekosistem digital yang lebih efektif dan efisien di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H