Mohon tunggu...
S M
S M Mohon Tunggu... Buruh - Artes Liberalis

Membaca adalah melawan dan menulis adalah membunuh.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Paradoks Kiri

9 April 2022   11:33 Diperbarui: 9 April 2022   12:20 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meluasnya Komunis didasari oleh berhasilnya revolusi di Rusia, sebuah titik awal menjadi ideologi berskala global, seperti cita-cita Lenin saat mendirikan Comintern.

1912 Syarikat Islam (SI) dibentuk, tokoh sayap Kiri seperti Semaun dan Darsono muncul dari situ, ideologinya Sosialis.
Perbedaan pemikiran mengental di tubuh SI, dari catatan sejarah perbedaan pemikiran itu bermula dari setelah ke dua tokoh di atas (semaun dan dorsono) menempuh Pendidikan Politik Komunis kepada Sneevliet.
SI mengelami begitu banyak celah, salah satunya mengurangnya perhatiannya pada kaum buruh, inilah mengapa ide-ide radikal-progresif-revolusioner dengan leluasa masuk di dalamnya. Lima tahun berlalu, perbedaan pemikiran mencuat dengan tajam antara pihak HOS. Tjokroaminoto dan KH. Agus Salim dengan Semaun dan Darsono--faksi Kiri pun lahir, kentalnya sikap politik menemui jalan buntu, di tangan Semaun dan Darsono SI Merah lahir tapi hal ini sendiri nyatanya belum terlalu dibesarkan lantaran pembentukannya dilakukan secara sepihak dan diam-diam.

Dikarenakan kondisi inilah H. Agus Salim mencoba agar adanya disiplin partai bagi kader/anggota SI dengan tujuan segara membersihkan paham Komunis dari SI--alhasil tahun 1921 SI berubah nama menjadi PSI (Partai Syarikat Islam), setelah itu barulah PKI mencuat secara resmi di hadapan publik. Akan tetapi dalam buku Bung Hatta Menjawab menjelaskan bahwa: partai komunis itu tidak menemukan kekompakan akibat Tan Malaka yang juga merupakan seorang pendiri membikin PARI (partai rakyat indonesia).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun