Mohon tunggu...
Ini Tanjung Tani
Ini Tanjung Tani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Sejarah Universitas Airlangga

Suka sejarah, jurnalistik dan sastra

Selanjutnya

Tutup

Film

Analisis Film Dokumenter pada Masa Pendudukan Jepang di Indonesia

22 November 2021   20:33 Diperbarui: 22 November 2021   20:37 1339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Film dokumenter Heiho Angkatan Laut merupakan sebuah video dokumenter yang dibuat oleh sebuah rumah produksi Nippon Eigasha dan sengaja dibuat oleh pemerintah Jepang sebagai propaganda atas pendudukannya di Indonesia. Film dokumenter ini berisi ajakan dari Jepang kepada rakyat Indonesia untuk bergabung dengan Heiho yang merupakan salah satu angkatan perang yang dimiliki Jepang. 

Film yang mengandung propaganda ini memanfaatkan kondisi rakyat Indonesia pada saat itu yang segara ingin terbebas dari belenggu Belanda maupun Inggris dan Amerika. Pembuatan film ini menjadi salah satu langkah sistematis Jepang dalam mempengaruhi rakyat terutama di Pulau Jawa untuk membantu Jepang dalam memenangkan perang Asia Timur Raya. 

Scene film yang ditampilkan pada setiap video dibuat sedemikian rupa dengan memasukkan isu-isu terkini dengan muatan politik sehingga mampu menarik perhatian rakyat. Tidak hanya satu video, namun semua video yang rata-rata berdurasi pendek (sekitar 8 hingga 15 menit) digunakan Jepang sebagai 'promosi' bahwa seolah-olah mereka lah yang menyelamatkan bangsa Indonesia dari sekutu Amerika dan Inggris. 

Pidato yang dilakukan oleh Soekarno dalam salah satu video dimunculkan sebagai bentuk validitas atas apa yang dilakukan Jepang. Pemilihan Soekarno sendiri mungkin bertujuan karena memang Soekarno Lah yang pada saat itu memiliki otoritas atau pengaruh yang besar di mata rakyat Indonesia. Dengan demikian, rakyat Indonesia semakin yakin terhadap apapun yang dilakukan Jepang seolah-olah hanya untuk kemerdekaan Indonesia. 

Pembuatan video dokumenter ini menjadi salah satu dari tugas Sendenbu (Departemen Propaganda). Departemen ini mulanya adalah Departemen Urusan Penyiaran. Dalam melakukan propaganda sendiri Jepang meniru Jerman yang mana Jerman sendiri pada saat itu telah memiliki lembaga Pasukan Kebudayaan. Lembaga ini bertugas menjalankan propaganda terhadap pihak musuh dan pihak masyarakat Jerman sendiri. Di Indonesia sendiri Jepang meniru Jerman dengan membangun Sendenbu. 

Tujuan dari keberadaan departemen ini adalah untuk melakukan upaya persuasive, indoktrinasi pola pikir serta perilaku pribumi yang digunakan sebagai alat oleh Jepang untuk membantu melawan sekutu. Jepang sendiri memilih film atau video dokumenter sebagai bentuk propaganda karena film sendiri dianggap sebagai tontonan yang langka dan hanya kaum elit saja yang bisa menontonya. 

Produksi film di Indonesia sendiri mengalami peningkatan semenjak Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat karena pada saat itu banyak sekali gedung-gedung bioskop yang disita oleh Jepang, terutama di Jakarta dan Surabaya. Scene yang ada pada video sendiri dibuat dengan menarik dan se-interaktif mungkin agar mudah dipahami oleh masyarakat. 

Terlihat dari banyaknya video dokumenter yang ditampilkan rata-rata pelaku atau scene berisi tentang barisan pemuda atau kegiatan militer yang dilakukan oleh para pemuda. Hal ini berarti Jepang sendiri menargetkan atau menyasarkan tujuan utama propagandanya kepada para pemuda di Indonesia. 

Pembentukkan Heiho dan pasukan semi militer lain juga merupakan sebuah iklan sebagai wadah untuk para pemuda agar turut serta membantu Jepang dalam perang Asia Timur Raya melawan sekutu Amerika dan Inggris. Pemilihan pemuda sebagai target sendiri dikarenakan pemuda masih memiliki semangat dan idealisme yang tinggi. 

Jepang sendiri memprioritaskan pembuatan video dokumenter pada peningkatan produksi kampanye perang, hal ini terlihat dari banyaknya video yang bernuansa militer. Dalam video dokumenter tersebut Jepang memberikan deskripsi secara jelas bahwasanya saat itu Indonesia telah terlepas dari genggaman bangsa Barat. Sugesti Jepang dengan memberikan doktrin bahwa kemerdekaan dari bangsa Barat bisa dicapai dengan rakyat harus berpartisipasi dalam membantu Jepang melawan Amerika dan Inggris. 

Film ataupun video yang dibuat Jepang sendiri kebanyakan mengandung prinsip-prinsip  kebijakan nasional (kokusaku eiga). Genre yang ditampilkan sendiri menjurus pada persahabatan Jepang dengan negara-negara Asia, mengandung unsur nasionalisme dan patriotisme bangsa, kekuatan militer Jepang dan juga kejahatan bangsa Barat (terutama Amerika dan Inggris). 

Pemilihan video serta pembuatan film Jepang sendiri didasari karena masyarakat Indonesia sendiri pada waktu itu belum banyak yang bisa membaca. Media film dan juga video dinilai efektif untuk memvisualisasikan serta mempropagandakan tujuan Jepang agar masyarakat mau membantu Jepang dalam Perang Asia Pasifik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun