Mohon tunggu...
Ini Tanjung Tani
Ini Tanjung Tani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Sejarah Universitas Airlangga

Suka sejarah, jurnalistik dan sastra

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kuliah Umum Departemen Ilmu Sejarah Unair, Bahas Penulisan Sejarah Kependudukan Jepang yang Tidak Bisa Ditulis!

12 Oktober 2021   23:19 Diperbarui: 12 Oktober 2021   23:51 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Senin, (11/10) Departemen Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga mengadakan kuliah umum bersama pada pukul 15.00 WIB. Tak tanggung-tanggung, kuliah umum dengan tema "Penulisan Sejarah Yang Tidak Dapat Ditulis: Pendekatan Baru Untuk Memahami  Masa Pendudukan Jepang" mengundang pembicara dari Akita University Jepang, Prof. William Bradley Horton. Prof. William yang juga mempunyai nama Jawa Dewo Broto Hartono juga diketahui menjadi Adjunct Professor di Departemen Ilmu Sejarah Unair selama 3 bulan.

Kuliah tamu yang dilaksanakan menjelang sore ini diikuti oleh 300 peserta melalui platform Zoom Meeting. Meskipun kuliah dilakukan secara virtual, antusias peserta kuliah sangat tinggi. Hal ini dikarenakan pembahasan mengenai penulisan sejarah masa pendudukan Jepang di Indonesia menarik para peserta untuk bertanya dan berdiskusi bersama.

Kuliah umum yang berlangsung selama kurang lebih 2 jam ini membahas sejarah kependudukan Jepang di Indonesia yang tidak dapat ditulis. 

Hal ini dikarenakan langkanya sumber-sumber sejarah atau arsip sejarah pada masa kependudukan Jepang. Prof. Broto selama tiga setengah tahun melakukan penelitian sejarah Jepang di Indonesia juga bercerita bahwa tidak menemukan sesuatu yang banyak. Ia hanya menemukan gambaran mengenai Romusha dan tidak ada yang signifikan. 

Ia juga menyebutkan penelitiannya mengenai sejarah PETA yang lumayan memiliki banyak sumber dan fakta yang ditemukan dibandingkan bahasan lain yang ada pada masa pendudukan Jepang di Indonesia.

Selama tiga setengah tahun penelitiannya di Indonesia, Prof. Broto melihat banyak sekali sejarah Jepang yang tidak masuk sejarah atau tidak dituliskan.

 Ini dikarenakan sejarah-sejarah tersebut memiliki sumber yang terbatas. Masalah bahasa menjadi kendala utama oleh para sejarawan untuk menuliskan sejarah. 

Mitos tentang pembakaran dokumen-dokumen penting pada masa kependudukan Jepang karena takut akan diadili juga menjadi faktor terbatasnya sumber-sumber sejarah Jepang Indonesia. 

Pembakaran tentang dokumen  tentu  merupakan hal yang tidak benar, hal ini dikarenakan mereka mengadopsi peraturan tentara Amerika bahwasanya setelah perang Vietnam mereka harus menghancurkan semua dokumen. 

Salah satu alasan mengapa dokumen-dokumen harus dihilangkan adalah slogan "Made in Japan" dilemparkan oleh pemerintah Belanda terhadap pemerintah Indonesia sebagai alasan untuk kembali menduduki Indonesia. 

Hal tersebut membuat para tokoh-tokoh perjuangan Indonesia harus menutupi fakta bahwasanya mereka bekerjasama dengan Jepang yang nantinya akan memberikan stigma buruk sebagai negara Indonesia bentukan Jepang.

Prof. William juga menceritakan bahwa pada saat itu hubungan anatara orang Indonesia juga dihapuskan akibat slogan yang diberikan pemerintah Belanda sehingga banyak dari warga Indonesia yang mempunyai hubungan baik dengan orang Jepang tidak bisa menceritakannya, hal ini tentu berdampak pada penggalian sumber sejarah Jepang.

Mitos penghapusan dokumen Jepang sebenarnya bukan sebuah mitos tentang kebenaran bahwa sumber maupun dokumen menegnai Jepang dihapuskan , pasalnya jika ingin mencari dokumen-dokumen Jepang masih bisa ditemukan di ANRI. 

Namun, masalahnya adalah banyak dari dokumen-dokumen masa pendudukan Jepang dibawa pulang oleh pemerintah Belanda. Prof. Wiliam sendiri juga menemukan banyak sekali dokumen saat melakukan penelitian  di Australia. Hal ini bukan berarti dokumen masa pendudukan Jepang tidak ada namun memang jumlahnya sangat terbatas.

Lalu mengapa sampai saat ini sejarah penulisan pada masa pendudukan Jepang tidak banyak digali seperti sejarah lain? Hal ini mungkin disebabkan oleh sejarah yang dipelajari hingga saat ini tidak bisa dipelajari pada masa Jepang, hanya bab-bab tertentu saja yang selalu muncul sehingga  utuk memulai penelitian harus dimulai dari awal.

Sejarah mengenai wanita Jepang di Indonesia juga sangat menarik dituliskan, namun sayangnya sumber mengenai hal tersebut sangat terbatas. 

Seperti contohnya adalah para wanita Jepang yang membantu pendidikan dan juga kesehatan pada masa itu. Banyak dari mereka juga mempelajari kebudayaan Jawa, hal ini bisa ditemukan pada majalah atau surat kabar. Sayangnya, hal itu sangat jarang diketahui oleh banyak orang.

Sastra Indonesia pada masa pendudukan Jepang pun hampir tidak ada, namun Prof. Wiliam menemukan fakta bahwasanya ada sebuah beberapa novel yang salah satunya dikarang oleh Karim Halim. 

Didalamnya menggambarkan kekerasan terhadap orang Tionghoa pada awal masa pendudukan Jepang. Namun, sayangnya buku itu dituduh sebagai sebuah propaganda sehingga tidak pernah dibaca dan tidak pernah diterbitkan lagi. 

Satu hal tentang fakta wanita penghibur merupakan merupakan satu hal yang terpisah dari sejarah Jepang maupun Belanda. Pada zaman Jepang fakta tersebut dipisahkan. 

Hal ini bisa dilihat dari sejarah Jepang mulai awal pemerintahan Tokugawa tentang prostitusi perempuan pada zaman itu. Tulisan yang ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer mengenai Pulau Buru menjadi informasi yang menarik untuk membahas wanita penghibur.

Sampai saat ini sejarah masa pendudukan Jepang masih disendirikan kecuali beberap topik saja atau itu-itu saja yang dibahas. Untuk dokumentasi mengenai Jepang pun sudah sangat jarang dan langka, beberapa sudah dihapuskan akibat masalah kepemilikan dokumen dan beberapa belum dipublikasikan.

Kuliah yang berakhir pada pukul 5 sore hari itu masih menarik antusias peserta yang masih penasaran dan ingin bertanta terkait materi yang disampaikan Prof. William. 

Dengan adanya kuliah umum ini Lina Puryanti selaku penanggung jawab program adjunt professor berharap setelah ini akan ada yang tertarik meriset dan mempublikasi historiografi pendudukan Jepang di Indonesia karena hal tersebut belum banyak dilakukan oleh para sejarawan saat ini.

Untuk melihat lebih lengkap ceramah Profesor William Bradley Horton dapat mengunjungi Youtube Prodi Ilmu Sejarah Unair pada tautan berikut:


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun