Mohon tunggu...
Egi  Adrian
Egi Adrian Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Indahnya Buaian Kebahagiaan

5 Maret 2017   06:13 Diperbarui: 12 Maret 2017   14:00 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mari temukan cara untuk berbahagia dengan cara kita sendiri. Hidup begitu singkat jikalau hanya terpaku pada ambisi.

“….Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu Tidak mengetahui.”

[QS. Al Baqarah : 216]

Tiadalah yang mampu membuat kita puas selain bersyukur serta memahami bahwa takdir bukanlah untuk dilangkahi. Semua sudah diatur sedemikin rupa untuk kebaikan setiap insan di bumi ini. Tuhan tahu apa yang kita butuhkan, maka tentunya setiap yang kita alamipastilah terbaik buat kita. Secara jelastidak semua yang kita inginkan merupakan kebutuhan kita saat itu, dan bukan berarti suatu musibah atau kegagalan adalah hal yang tidak kita butuhkan, karena setiap pembelajaran dan pendewasaan ada disana. Manusia yang kuat dan bernilai tinggi merupakan hasil dari proses yang rumit dan complicated. Selayaknya kolak pisang jika dibandingkan dengan pisang goreng, nilai jualnya lebih tinggi dengan rasa yang lebih berkualitas dibanding pisang goreng biasa.

Mari kita hidup sesederhana mungkin. Prinsipnya hidup kita akan lebih bermakna jika kita hidup secukupnya. Mari sikapi dan definisikan dengan sederhana bagaimana kita hidup dan hadir di dunia ini. Beberapa dari kita meyakini bahwa di dunia hanya sementara, maka persiapkan lah diri untuk kehidupan yang abadi kelak. Beberapa dari kita meyakini jikalau di dunia itu hanya sekali, maka senantiasa lakukan dan berikan yang terbaik untuk orang disekitar kita, terutama sosok yang kita cintai. Jika sanggup dengan konsekuensinya, tidak salah untuk menjadi sosok terkuat, terkaya dan tertampan di dunia ini, jikalau itu pilihan kita untuk merasa bahagia. Atau barangkali bahagianya kita cukup hanya dengan mendengar suara merdu ibu dan suara parau ayahmu, baik melalui telepon atau bertatap langsung. Sederhana.

Sumber gambar : http://brighterlife.co.id/2014/02/13/anda-memilih-kebahagiaan-yang-seperti-apa/

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun