Mohon tunggu...
Egi  Adrian
Egi Adrian Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Migas Indonesia Bisa Membaik dengan Hal Ini

1 Februari 2017   23:13 Diperbarui: 1 Februari 2017   23:25 1085
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Produksi Minyak mentah Indonesia tidak lagi mampu menangani permintaan dari dalam negeri, sehingga Indonesia melakukan impor minyak mentah dari negera pemroduksi minyak lainnya. Suatu hal yang menjadi concern khusus bagi sektor ekonomi Indonesia, karena komoditi minyak bukanlah hal yang murah. Indonesia yang kini masih dalam tahap perkembangan ekonomi dan akhir-akhir  ini  mulai tampak hasilnya. 

Surplus ini akan menjadi lebih maksimal jika Indonesia tidak lagi melakukan impor minyak mentah dari negara lain. Kondisi harga minyak saat tulisan ini dibuat memang saat paling tepat untuk negara importir minyak untuk melakukan kegiatan impor. Namun bagai tikus mati dilumbung padi, maksudnya mati di rumahnya sendiri, Indonesia yang di anugerahi banyak sumber minyak belum mampu menangani masalah pemenuhan kebutuhan penduduk sendiri. 

Di samping masalah prilaku komsumtif penduduk Indonesia, optimalisasi produksi tiap lapangan minyak yang ada di Indonesia pada dasarnya juga belum maksimal. Rata-rata perolehan minyak di Indonesia baru sekitar 28% dari total cadangan yang dimiliki Indonesia. Dengan kata lain masih banyak yang bisa diperoleh sehingga pengembangan teknologi untuk meningkatkan produksi minyak mentah di Indonesia masih berpotensi tinggi.

Disisi lain, isu lingkungan yang tengah naiknya,terkait efek rumah kaca karena gas CO2 yang mengakibatkan kenaikan suhu rata-rata bumi. Produksi beberapa lapangan gas alam di Indonesia yang pada dasarnya berpotensi berpotensi, namun belum diproduksi karena produksi CO2-nya yang banyak dan bingung mau dikemanakan, atau sudah diproduksi namun belum ada penanganan khusus. 

Dua masalah yang dibenturkan antara pemenuhan kebutuhan energi dan isu lingkungan yang memberi efek negatif secara global pada bumi. Sehingga akibat kedua concern ini, muncul pertanyaan kenapa gas CO2 dari dalam bumi secara massive tidak dikembalikan saja kedalam bumi? Sehingga muncul metode peningkatan performa produksi sumur minyak dengan menggunakan injeksi gas CO2 ke dalam reservoir minyak dan juga sebagai langkah lain dalam mengurangi efek rumah kaca akibat produksi gas alam. 

Efek injeksi gas CO2 ini akan meningkatkan tekanan dari reservoir minyak, sehingga mampu meningkatkan performa produksinya untuk memenuhi kebutuhan energi bagi konsumen di Indonesia. Metode ini juga akan meningkatkan perolehan minyak (Recovery Factor) di Indonesia sehingga memperpanjang jangka waktu bagi Indonesia untuk menikmati manfaat energi dari produksi minyak mentah. Kegiatan ini juga dikenal dengan nama Enhanced Oil Recovery (EOR)

Gas CO2 dapat diinjeksikan dengan menkonstruksi sumur baru selayaknya sumur produksi, namun biasanya menggunakan sumur produksi yang performanya sudah tidak menjanjikan lagi. Injeksi CO2 merupakan bagian dari EOR yang merupakan langkah pengembangan setelah produksi primer secara alami maupun sekunder dilakukan. Karena dalam satu lapangan sudah dipastikan tidak hanya ada satu sumur, maka injeksi CO2 dapat dilakukan pada sumur produksi lain. 

Karena sifat fluida yang berbeda, perlu dilakukan pengecekan kekuatan semen dan casing pada sumur lama serta mekanisme korosi yang dapat timbul akibat kontak dengan Gas CO2. Gas CO2 dalam hal ini bukanlah yang tersebar di atmosfer, namun diperoleh bersamaan dari diproduksikannya sumur gas dan/atau Coal Bed Methane (CBM).

Kemudian Gas CO2 diinjeksikan pada sumur dan memberi energi lebih pada reservoir untuk meningkatkan produksi minyak per harinya. Untuk kasus CO2 yang tidak terlarut, bisa didahului dengan injeksi untuk meningkatkan kemampuan dari reservoirnya atau dengan tambahan pelarut lain yang mampu melarutkan CO2 dalam minyak dibawah Tekanan Terlarut Minimal (TTM).

Gas CO2 juga akan ikut terproduksi, kemudian dipisahkan melalui separator di permukaan, dan gas CO2 yang telah terpisah kembali digunakan untuk proses produksi, sehingga dapat menghemat bahan baku dari proses reuse ini.

Untuk mendapatkan gambaran efek dari injeksi, biasanya dilakukan simulasi. Simulasi dilakukan menggunakan software untuk melakukan forecastingterhadap performa produksi sumur setelah dilakukannya injeksi fluida. Sehingga dibutuhkan data-data profil reservoir dan production history dari lapangan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun