Mohon tunggu...
Egi  Adrian
Egi Adrian Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Migas Indonesia Bisa Membaik dengan Hal Ini

1 Februari 2017   23:13 Diperbarui: 1 Februari 2017   23:25 1085
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://haraldbaldr.com/

Gas CO2 bersifat larut dalam minyak dan menjadi komponen yang paling murah diantara fluida terlarut dalam minyak lainnya. Sehingga saat melakukan proses injeksi kedalam reservoir minyak, CO2 akan terlarut sehingga menjadikan minyak menjadi hidrokarbon yang lebih ringan dibanding berat jenisnya sebelum tercampur dengan CO2. Dibutuhkan suatu tekanan untuk memastikan CO2 tetap dalam bentuk terlarut dalam minyak, yang dikenal dengan TTM . 

Sehingga tekanan reservoir diusahakan berada diatas tekanan ini, apakah dengan injeksi air terlebih dahulu, atau sudah dalam kondisi alaminya. Larutan minyak-CO2 menghasilkan tegangan permukaan yang kecil dengan pori batuan dibanding minyak sebelum tercampur, sehingga CO2 mambantu minyak keluar atau menguras minyak dari porinya, sebagaimana pelarut lain seperti sabun membersihkan kotoran minyak yang lengket di piring makan.

Namun, tidak semua lapangan minyak performanya masih bagus. Tekanan reservoir dibawah TTM menjadi tantangan lain bagi metode ini. Sehingga perlu dicampur dengan komponen kimia lain yang mampu membuat gas CO2 mampu terlarut dalam minyak. Dalam hal ini propane mampu membuat CO2 terlarut dalam miyak,dan  bekerja selayaknya injeksi CO2 biasanya. Atau sebelum proses injeksi CO2 lebih dahulu dilakukan injeksi air (water flooding)untuk meningkatkan tekanan reservoirnya.

Keuntungan dari metode injeksi CO2 ini adalah:

  • Harganya relative murah dibanding pearut lain,
  • Mampu meningkatkan perolehan minyak,
  • Mengurangi efek gas rumah kaca yang disebabkan oleh produksi gas alam,
  • Meningkatkan performa produksi minyak
  • Gas CO2 relatif tidak berbahaya secara mekanik, dan tidak mudah meledak. 

Sehingga dapat disimpulkan :

  • Metode injeksi gas CO2 mampu menjadi solusi pemenuhan kebutuhan energi di Indonesia, terbukti dari peningkatan perolehan minyak mentah yang mampu diambil serta peningkatan kapasitas produksi minyak per harinya. Optimalisasi ini sangat mungkin karena beberapa lapangan minyak yang berdekatan dengan lapangan produksi gas alam, seperti di Blok Natuna, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Jawa Barat.
  • Metode injeksi CO2 mampu memberi peran pengurangan terhadap efek rumah kaca akibat penaganan yang tidak tepat dari industry migas yang memroduksi gas CO2. Hal ini (pemanasan global) tengah menjadi isu lingkungan secara global,
  • Lapangan-lapangan gas alam yang ditutup akibat kandungan CO2 yang tinggi bisa diproduksikan dengan mengalirkan CO2 ke sumur injeksi minyak, dan gas alam mampu digunakan untuk menyediakan energi bagi konsumen Indonesia.

Indonesia saat ini masih dalam studi kelayakan terkait metode ini, dari segi ekonomi, hal teknis, dll. Namun penelitian yang intens disini tentunya akan menemukan titik temu dari permasalahan migas Indonesia. 

REFERENSI

Marhaendrajana, T., Gunadi, B., Suarsana, P. 2005. “Potensi Peningkatan Perolehan Minyak Lapangan Jatibarang dengan CO2 Flooding”. JTMGB(No.1/2005).

Verma., M.K. 20.15. “Fundamentals of Carbon Dioxide -Enhanced Oil Recovery (CO2-EOR)—A Supporting Document of the Assessment Methodology for Hydrocarbon Recovery Using CO2-EOR Associated with Carbon Sequestration”.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun