Mohon tunggu...
Egi  Adrian
Egi Adrian Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Distraksi Fokus Manusia

20 Oktober 2016   23:50 Diperbarui: 21 Oktober 2016   18:33 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: eruportal.com

Dalam dunia keorganisasian, kepanitiaan, dan semua kegiatan yang membutuhkan jabatan structural, tidak begitu jeli dalam hal pendefinisian ini. Terutama masa kemahasiswaan. Menerima atau bahkan menjadi fakir amanah yang mencarinya kesegala sudut kampus, lupa dalam mempertimbangkan hal ini. Sehingga saat dirinya telah menjadi multi-stake holder, mereka sebenarnya telah menyandang beberapa tanggung jawab secara bersamaan, bukan tugas. Karena tugas akan diturunkan kepada staf-staf atau tangan kanan yang kana membantu keberlansungan pergerakannya.

Di sisi lain, manusia adalah makhluk yang terbatas. Apapun itu, semua yang manusia miliki ada batasnya, cuman barangkali sabar yang tidak ada batasnya, karena jikalau sabar ada batasnya, maka bukanlah sabar namanya. Sehingga keterbatasan manusia ini menjadi penghambat terbesar bagi sosok multi-stake holder tadi. Karena fokus manusia ada batasnya. Saat seorang mahasiswa mengemban beberapa amanah, salah satunya sudah diapstikan adalah amanah akademis. Jikalau mereka mencoba terjun mendalam disetiap amanah yang mereka emban, sebut saja ada empat amanah. Mereka layaknya memeluk tubuh seseorang yang ukurannya berbanding lurus dengan level amanah yang diembannya. Tidak akan mampu memeluk empat tubuh orang gendut dengan lengan kita yang cuma dua buah. Pasti aka nada yang terpeluk, tapi satu atau dua, tidak semuanya. Makanya di Indonesia jiakalau polisi ingin berkarir di luar kepolisian, dia harus dengan terpaksa melepaskan posisinya sebagai polisi.

Kembali ke emapat amanah yang diemban, salah satunya akademik. Amanah lain (keorganisasian) pastinya aka nada sosok-sosok lain yang akan menemani dan membantu dalam keberjalanannya. Hal ini berbeda denganakademik. Kita ada diposisi sendiri, dan saat gagal itu ditanggung sendiri. Berbeda saat sebuat organisasi gagal, tidak ada pada dasarnya yang harus disalahkan secara khusus. Kesalahan yang superbesar harus dibagi rata sesuai porsi ke semua sosok yang ada didalamnya. Iniuntuk kondisi ideal.

Sehingga benang merah yang mampu kita ambil adalah, saat empat amanah yang diemban dan kita mencoba fokus ke semuanya, hal yang akan kita hadapi adalah bisa terjadi kekacauan disemua amanah yang kita emban. Ini akibat keterbatasan manusia tadi. Beda dengan hanya ada satu atau dua amanah saja yang kita emban, kita masih mampu fokus dan bisa memaksimalkan kesuksesan dari amanah yang kita emban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun