Mohon tunggu...
Tanjung Setya Nugraha
Tanjung Setya Nugraha Mohon Tunggu... Lainnya - Staf

Membahas tuntas tentang pariwisata, karena pariwisata tak sekedar jalan-jalan.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Desa Wisata: Apakah Semua Desa Bisa Menjadi Desa Wisata?

12 November 2022   08:30 Diperbarui: 12 November 2022   08:33 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desa Wisata Cibuntu, Kuningan, Jawa Barat | Sumber : Jadesta.kemenparekraf.go.id

Sejak tahun 2020 terjadi beberapa perubahan dalam pola perjalanan wisatawan yang semula dari wisata massal (mass toursim) kemudian berpindah menjadi wisata alternatif  (alternative tourism). Hal ini didasarkan pada kegiatan yang  berdasarkan pada kegiatan yang berbasis wisata alam atau budaya lokal dengan tujuan untuk meningkatkan wawasan, petualangan dan belajar. Perubahan ini menjadi keuntungan tersendiri bagi desa wisata untuk menjadi salah satu pilihan dalam wisata alternatif tersebut. Pada kali ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai desa wisata, apakah pengertian desa wisata tersebut, kriteria desa wisata hingga arah pengembangan desa wisata.

 Pengertian Desa Wisata dan Kriterianya 

Desa wisata adalah wilayah adminitastratif desa yang mempunyai potensi dan keunikan daya tarik wisata yang khas seperti merasakan pengalaman yang berberda, merasakan kehidupan masyarakat desa, mengikuti tradisi desa tersebut dengan segala potensi yang ada. Desa wisata juga memiliki beberapa kriteria yaitu :

1. Memiliki potensi daya tarik wisata (daya tarik wisata alam, budaya dan buatan/karya kreatif  lainnya);

2. Memiliki komunitas masyarakat;

3. Memilik potensi sumber daya manusia lokal yang dapat terlibat dalam aktivitas pengembangan desa;

4. Memiliki kelembagaan pengelolaan;

5. Memiliki peluang dan dukungan ketersedian fasilitas dan sarana prasarana dasar untuk mendukung kegiatan wisata;

6. Memiliki potensi dan peluang pengembangan pasar wisatawan.


Desa Wisata Cibuntu, Kuningan, Jawa Barat | Sumber : Jadesta.kemenparekraf.go.id
Desa Wisata Cibuntu, Kuningan, Jawa Barat | Sumber : Jadesta.kemenparekraf.go.id

Pendekatan Pengembangan Desa Wisata 

Pada pengembangan desa wisata, terdapat 2 (dua) hal yang perlu diperhatikan yaitu Pembangunan Pariwisata Berbasis Masyarakat dan Pembanguan Pariwisata Berkelanjutan, kedua hal tersebut akan kita bahas lebih dalam lagi.

Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat

Pengembangan pariwisata berbasis masyarakat adalah pengembangan pariwisata yang memfokuskan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pada umumnya kegiatan pariwisata yang dimiliki, dioperasikan, dikelola dan dikoordinasikan oleh komunitas yaotu masyarakat. Pengembangan dengan basis ini memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Memajukan tingkat hidup masyarakat sekaligus melestarikan identitas desa wisata;

2. Meningkatkan pendapatan warga sekaligus mendistribusikannya secara merata;

3. Berorientasi pada pengembangan usaha berskala kecil dan menengah dengan daya serap tenaga besar dan berorientasi pada teknologi;

4. Mengembangkan semangat kompetisi sekaligus kooperatif;

5. Memanfaatkan pariwisata sebaik mungkin sebagai salah satu faktor penyumbang tradisi budaya dengan dampak seminimal mungkin.

Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan 

Pembangunan pariwisata berkelanjutan merupakan pengembangan pariwisata yang menyeimbangkan 3 (tiga) aspek yaitu, ekonomi, lingkungan dan masyarakat. Pembangunan pariwisata berkelanjutan ini memiliki tujuan utama yaitu peningkatan kualitas hidup, memperkuat nilai budaya dan masyarkat serta memberikan nilai tambah perekonomian masyarakat. Oleh karenanya, maka setidaknya pariwisata berkelanjutan memenuhi syarat sebagai berikut :

Masyarakat 

  • Pembangunan harus melibatkan masyarakat lokal;
  • Mencegah kesenjangan antara wisatawan dengan masyarakat baik secara jumlah maupun kuallitas.


Ekonomi 

  • Memberikan kemudahan pada pengusaha lokal berskala kecil untuk ikut serta dalam usaha dan pengembangan pariwisata;
  • Mampu memberikan multiplier effect pada sektor bisnis lain;
  • Pembangunan fasilitas harus memprioritaskan dampak yang dimunculkan terhadap kondisi lingkungan setempat sehingga tidak mengurangi kualitas lingkungan.


Lingkungan 

  • Mampu menjaga kelestarian alam;
  • Optimalisasi lingkungan bukan eksploitasi;
  • Pengembangan harus tetap memperhatikan dampak lingkungan sesuai dengan kemampuan lingkungannya.

Masih banyak hal terkait dengan desa wisata ini, banyak jenis dari desa wisata yang dapat kita pelajari dan juga kita temui. Semakin hari semakin banyak desa yang berharap dapat menjadi desa wisata yang menarik minat wisatawan sehingga meningkatkan pelulang dalam kesejahteraan masyarakat. Ditambah dengan kemajuan teknologi, bukan hal yang mustahil desa wisata menjadi tempat wiata yang viral dengan banyak keunikannya. Karena penulis meyakini pariwisata tidak melulu tentang foto estetik dan video dengan effect ciamik, karena pariwisata juga bisa menjadi salah satu faktor untuk kebangkitan perekonomian dan juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kita bertemu lagi pada artikel selanjutnya yang masih membahas tentang desa wisata, jika ada masukkan atau ide bisa disampaikan dikolom komentar. 

Kumpulkan momen, bukan benda; Penulis, 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun