Title: Terjemah Ta'lim Muta'alim
Author: Syeikh Az-Zarnuji
Genre: Agama dan Kepercayaan
Publisher: Mutiara Ilmu
Release Date: Ramadhan 1430/September 2009
Pages: viii+110 hal
Saya memperhatikan para pelajar, sebenarnya mereka telah bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu, tapi banyak dari mereka tidak memperoleh manfaat dari ilmunya, yakni berupa pengamalan ilmu tersebut dan menyebarkannya. Hal itu terjadi karena cara mereka menuntut ilmu salah, dan syarat-syaratnya mereka tinggalkan. Barangsiapa salah jalan, tentu tersesat. (Syekh Az-Zurnaji).
Pada dasarnya, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap manusia terkhusus bagi kaum muslim. Sebagaimana sabda Nabi saw, "menuntut ilmu itu wajib bagi muslim laki-laki dan perempuan". Allah swt yang telah memberikan manusia akal, memberikan keluasaan untuk mengembangkan pengetahuannya agar terhindar dari kebodohan dan kedunguan.Â
Dengan ilmu manusia mampu melihat mana kebaikan mana keburukan. Hal inilah yang membedakan manusia dengan ciptaan Allah yang lainnya. Maka, Allah mengangkat derajat orang-orang yang berilmu. Dialah yang mampu mengemban amanat Allah sebagai Khalifah di dunia.
Saking pentingnya menuntut ilmu ini bagi setiap muslim, Rasulullah bahkan menganjurkan para sahabatnya --umumnya untuk seluruh kaum muslim- untuk mencari ilmu sampai ke negeri Cina. Yang pada waktu itu belum terbayang bagi para sahabat bagaimana negeri Cina itu dan mengapa dianjurkan kesana. Hal ini membuktikan bahwa menuntut ilmu adalah suatu perkara yang amat penting. Sebab- sebab yang menjadikan menuntut ilmu adalah perkara penting, kita bisa melihat bagaimana sejarah dunia diciptakan oleh orang-orang berilmu.
Yunani Kuno pada masa itu mampu memimpin peradaban karena ilmunya. Terkenal dengan negara yang mampu melahirkan ahli pikir semacam Plato, Aristoteles, Socrates, dll. Selain itu, Islam pun mampu melahirkan orang-orang terbaiknya hingga sekarang Islam tetap melahirkan ilmuwan-ilmuwan yang ahli bukan hanya dibidangnya saja.Â
Ibnu Sina, bukan hanya terkenal dengan keahliannya dalam ilmu filsafat namun ia terkenal juga dengan keahliannya dalamilmu kedokteran. Ibnu Rusyd, seorang faqih namun juga memiliki kemampuan dalam berfilsafat dan kedokteran. Ibnu Khaldun, ahli sejarah, pemerintahan, bahkan terkenal dengan sebutan Bapak Sosiologi yang akhirnya bukunya Muqoddimah menjadi rujukan orang-orang Barat sampai sekarang.
Tetapi, dalam buku Terjemah Ta'lim Muta'alim bukan perkara itu yang dibahas. Buku ini terdiri dari tiga belas bab yang memberikan secara gamblang mengenani "Ilmu". Mulai dari menerangkan hakikat ilmu, hukum mencari ilmu, keutamaan, niat dalam mencari ilmu, memilih ilmu, guru, teman, cara menghormati ilmu dan guru, sampai kepada hal-hal yang mempermudah datangnya ilmu dan hambatan-hambatan datangnya ilmu tersebut.Â
Buku yang ditulis oleh Syekh Az-Zarnuji memberikan penjelas yang tidak terlalu rumit dan gampang untuk dipahami --sekalipun orang awam yang membacanya-. Inilah menjadi kelebihan dalam karanagn Syekh Az-Zarnuji.
Buku yang ditulis oleh Syekh Az-Zarnuji ini memberikan rambu-rambu kepada para penuntut ilmu atau kehati-hatian dalam menuntut ilmu. Banyak orang yang tersesat karena mereka menuntut ilmu yang salah, tidak bisa memisahkan mana yang fardhu kifayah dan mana yang fardhu 'ain. Selain itu permasalahan yang sering dihadapi oleh para pencari ilmu adalah mengapa ilmu yang dipelajari susah masuk atau susah untuk dipahami.Â
Di buku Ta'lim Muta'alim kita bisa menemukan jawabannya. Bagaimana perihal yang paling penting adalah masalah adab terhadap ilmu. Perkara inilah yang banyak dilupakan oleh para pencari ilmu.
Buku ini semacam petunjuk jalan keselamatan bagi para pencari ilmu untuk memperhatikan hal yang paling kecil yang bisa mengganggu para pencari ilmu dalam menuntut ilmu. Bukan hanya berisi peringatan, tetapi juga berisi cara-cara untuk beristiqomah dan memantapkan cita-cita sampai kepada hal-hal yang mampu mendatangkan rezeki. Buku ini menarik untuk dibaca dan sangat layak untuk dijadikan pedoman bagi para santri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H