Mohon tunggu...
Politik Pilihan

Lebih Dekat dengan TGB Zainul Majdi

17 Juli 2018   17:13 Diperbarui: 17 Juli 2018   17:14 913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KPU Provinsi NTB 2013

Sesudah Mahfud MD, saatnya kita lebih dekat mengenal sosok Gubernur Nusa Tenggara Barat ) Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) yang hari-hari ini kerap tampil di media massa nasional. Dia kerap diundang menjadi narasumber sesudah menyatakan dukungan agar Presiden Joko Widodo menjabat hingga dua periode.

Media massa tertarik mewawancarai TGB karena banyak faktor. Pertama, dia merupakan anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat. Kedua, TGB tercatat sebagai ketua tim sukses Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di wilayah NTB pada Pilpres 2014. Ketiga, dia merupakan ulama berpengaruh dan salah satu tokoh yang dicalonkan Persaudaraan Alumni 212 untuk menjadi calon presiden. Keempat, tentu saja karena TGB disebut-sebut masuk sebagai salah satu kandidat calon wakil presiden mendampingi Jokowi.

Walau demikian, bagi masyarkat di luar NTB, nama TGB sebenarnya relatif asing. Bahkan, banyak sekali orang yang tak mengerti apa arti Tuan Guru. Di luar NTB, orang lebih akrab dengan istilah Kiai atau Buya.

Jadi, sejak sekarang, TGB setidaknya harus memperkenalkan diri kepada masyarakat luas. Di sisi lain, kita perlu mempelajari lebih detail mengenai sepak terjangnya di dunia politik. Secara sekilas, kalau melihatnya tampil di TV, saya termasuk menyukai TGB. Ucapannya teduh, tenang, dan terlihat bahwa pola pikirnya tidak dangkal.

Kiprah TGB di dunia politik mulai menonjol pada tahun 2008 ketika untuk pertama kali provinsi NTB melaksanakan Pilkada langsung. Ketika itu, TGB yang masih menjabat sebagai anggota DPR dari Partai Bulan Bintang (PBB), mencalonkan diri menjadi Gubernur. Menurut Dedi Zulkarnain Pratama, peneliti dari Universitas Brawijaya, pencalonan TGB dilakukan melalui negosiasi yang panjang penuh pertimbangan karena terkait dengan posisinya sebagai Tuan Guru dan Ketua Umum PB Nahdlatul Wathan (NW).

Dengan menjadi Cagub, sebagian jamaah khawatir TGB akan dicaci, dihina atau didemo. Dilema semacam ini mengingatkan kita pada Gus Dur yang memiliki pengikut setia.  TGB akhirnya memutuskan untuk maju sebagai Cagub melalui Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS)

Selama masa kampanye, TGB dan juga kandidat lain sama-sama menggunakan pengajian sebagai alat kampanye. Hal ini tak terlepas dari latar belakang masyarakat NTB sendiri yang bercorak religius. Sebelum menjadi Cagub, TGB sudah sangat terkenal sebagai penceramah di pengajian di penjuru Lombok.

Saat kampanye, TGB selalu menggunakan jubah putih baik pada Pilgub 2008 maupun 2013. Ini merupakan penegasan dirinya sebagai tokoh agama. Yang menarik dari TGB adalah sikapnya yang terbuka, moderat, dan getol menyerukan persatuan. Dia bukan tipikal ulama yang mau mencela lawan-lawan politiknya. Hasilnya, TGB berhasil mengalahkan lawan yang lebih berpengalaman di dunia politik, dan didukung koalisi partai politik besar.

Walau tampil sederhana, TGB sebenarnya cukup kaya. Berikut LHKPN yang dilaporkannya kepada KPK pada tahun 2013.

KPU Provinsi NTB 2013
KPU Provinsi NTB 2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun