Mohon tunggu...
KKN Puger Kulon
KKN Puger Kulon Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Kelompok KKN Kolaborasi #2 (015) Desa Puger Kulon. terdiri dari mahasiswa Universitas Jember, Universitas Muhammadiyah, dan Universitas Islam Jember. Program kerja utama kelompok kami ada dua yakni 1) Sanitasi dan 2) Pertanian Berkelanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KKN Kolaboratif #2 Desa Puger Kulon Melakukan Penyuluhan 5 Pilar Sanitasi

18 Agustus 2023   17:22 Diperbarui: 18 Agustus 2023   17:28 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peningkatan Kapasitas Pengetahuan Masyarakat Desa 

Puger Kulon terhadap Sanitasi Lingkungan

Sumur gali memiliki peranan yang amat penting bagi masyarakat Indonesia utamanya di daerah pedesaan, karena sebagai sumber air bersih utama. Pemanfaatan sumur sebagai sarana air bersih di Indonesia mencapai 45% dari total rumah tangga yang ada, dan 75% menggunakan jenis sumur gali (Basri, 2019). Secara nasional pemanfaatan sumur gali sebagai sumber air minum sebesar 29,2% (Gufran & Mawardi, 2019; Irianto dkk, 2020). Akan tetapi sumur gali sangat rentan tercemar kegiatan manusia, hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat akan tata kelola sanitasi dan air limbah rumah tangga yang baik. Alhasil sering dijumpai jarak tempat pembuangan air limbah MCK sangat berdekatan dengan sumur gali, standar untuk jarak minimal antara tangki pembuangan limbah dengan sumur adalah 11 m. 

Sumber: https://arafuru.com
Sumber: https://arafuru.com

Sebanyak 68,7% rumah tangga Indonesia memiliki sumber air minum yang tidak memenuhi syarat dari parameter E. Coli dan 82,9% tidak memenuhi syarat ditinjau dari parameter Total Coliform (Irianto dkk, 2020). Sebagian besar rumah tangga yang memiliki sumber air minum yang tidak layak dari parameter CFU berada di daerah pedesaan. 

Salah satu dampak ringan dari konsumsi air yang tercemar adalah diare, ini disebabkan karena air sumur gali tercemar oleh Coliform dan E. Coli (Gufran & Mawardi, 2019). Diare merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di Indonesia utamanya bagi bayi dan balita, dengan persentase mencapai 31,4% dan 25,2% (Anggraeni & Sibuea, 2011). 

Sanitasi dan air bersih merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam mencapai tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).  Oleh sebab itu kami mahasiswa KKN Kolaborasi #2 Kelompok 015 Desa Puger Kulon mengadakan kegiatan peningkatan pengetahuan masyarakat melalui kegiatan penyuluhan 5 Pilar Sanitas. 5 pilar sanitasi adalah pendekatan yang digunakan untuk meningkatkan sanitasi dan kesehatan masyarakat. Pilar-pilar tersebut adalah:

1. Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS)

Stop BABS adalah perilaku tidak buang air besar di sembarang tempat, seperti di sungai, selokan, atau di tanah terbuka. BABS dapat menyebabkan penyakit diare, kolera, dan penyakit lainnya yang ditularkan melalui air.

2. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)

CTPS adalah perilaku mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan, setelah buang air besar, dan setelah kontak dengan orang sakit atau hewan. CTPS dapat mencegah penularan penyakit diare, pneumonia, dan penyakit lainnya yang ditularkan melalui tangan.

3. Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAMM)

PAMM adalah kegiatan yang dilakukan untuk memastikan bahwa air minum dan makanan yang dikonsumsi oleh keluarga aman dan sehat. PAMM meliputi kegiatan pengolahan air minum, penyimpanan air minum yang baik, dan pemilihan makanan yang sehat.

4. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (PSRT)

PSRT adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan, memilah, dan mengolah sampah rumah tangga agar tidak menjadi sumber penyakit. PSRT meliputi kegiatan mengumpulkan sampah, memilah sampah organik dan anorganik, dan mengolah sampah organik menjadi kompos.

5. Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga (PLCRT)

PLCRT adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengelola limbah cair rumah tangga agar tidak mencemari lingkungan. PLCRT meliputi kegiatan mengumpulkan limbah cair, mengolah limbah cair, dan membuang limbah cair ke tempat yang aman.

dokpri
dokpri

Dalam kegiatan penyuluhan tentunya kami tidak sendiri dibantu oleh Ibu Tiwuk selaku KESLING yang membawahi 3 Puskesmas serta Bidan dan Perawat dari Puskesmas Puger. Sejalan dengan tujuan dilaksanakanya KKN Kolaborasi, maka kami berupaya berkoordinasi dengan berbagai pihak dalam menyukseskan program kerja yang telah kami rancang. Berbagai stakeholder yang terlibat dalam acara ini sangat bersemangat untuk berpartisipasi dalam rangkaian acara penyuluhan 5 Pilar Sanitasi, tak luput pula Ibu-ibu dari Dusun Gedangan yang mana sebagai penerima manfaat utama dalam kegiatan.  

Acara diselenggarakan pada hari Sabtu  12 Agustus 2023 pukul 09:00 sampai 11:00 WIB, untuk tempat pelaksanaan di Aula Sekertariat Generasi Muda Gedangan.  Acara dibuka oleh MC kemudian dilanjutkan sambutan oleh Kepala Dusun Gedangan dan perkenalan diri semua mahasiswa KKN Kolaborasi #2 kelompok 015 Desa Puger Kulon yang berasal dari tiga universitas berbeda.  

Materi acara utama yakni 5 pilar sanitasi disampaikan oleh Ibu Tiwuk, antusiasme masyarakat sangat tinggi ini ditunjukan dengan keaktifan para peserta dalam menanggapi pemateri. Untuk kondisi sanitasi masyarakat dusun gedangan pilar ke 4 dan 5 yang masih menjadi permasalahan utama, hal ini dapat dilihat dari data yang kita peroleh bahwa tidak ada satu rumah yang limbah cair mandi, cuci dan kakus yang terkoneksi dengan sisitem pengolahan limbah cair. 

Sehingga banyak masyarakat yang pernah mengalami Tifus, penyakit ini disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Bakteri ini biasanya ditemukan di air dan makanan yang terkontaminasi, serta di feses orang yang terinfeksi. Tifus dapat menular melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi, atau melalui kontak dengan tinja orang yang terinfeksi.

Walaupun sumber air minum masyarakat sebagian besar berasal dari air minum kemasan, akan tetapi kontaminasi dari bakteri penyebab penyakit dapat terjadi akibat konsumsi air sumur yang tercemar, hal tersebut dibuktikan dengan masih digunakannya air sumur sebagai sumber air dalam masak dan membuat kopi. menindak lanjuti temuan tersebut maka materi kedua yakni perbanyakan mikroba pendegradasi limbah guna menurunkan tingkat polutan dari air limbah MCK.  

Bakteri pendegradasi limbah cair bekerja dengan mengurai bahan organik yang terkandung dalam limbah cair. Bahan organik ini dapat berupa sisa makanan, kotoran manusia, dan limbah industri. Bakteri pendegradasi limbah cair menggunakan enzim untuk mengurai bahan organik menjadi senyawa yang lebih sederhana, seperti karbon dioksida, air, dan senyawa anorganik lainnya. Proses penguraian bahan organik ini dilakukan dalam kondisi aerobik (ada oksigen) dan anaerobik (tidak ada oksigen).  

Bakteri pendegradasi limbah cair dapat mengurai bahan organik yang menjadi sumber makanan bagi bakteri E. coli dan Salmonella typhi. Hal ini akan menyebabkan bakteri tersebut tidak dapat mendapatkan makanan yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup.Bakteri pendegradasi limbah cair juga dapat menghasilkan senyawa yang bersifat toksik bagi bakteri E. coli dan Salmonella typhi.

 Senyawa-senyawa tersebut dapat menyebabkan kematian bakteri tersebut atau membuat mereka tidak dapat berkembang biak. Selain itu, bakteri pendegradasi limbah cair juga dapat menghambat pertumbuhan bakteri E. coli dan Salmonella typhi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengeluarkan zat yang bersifat antibakteri, atau dengan cara bersaing dengan bakteri tersebut untuk mendapatkan makanan dan ruang hidup.

Berikut adalah cara sederhana untuk memperbanyak mikroba pendegradasi limbah secara rumahan:

  1. Siapkan wadah plastik transparan berukuran 1 liter.
  2. Isi wadah dengan air bersih setinggi 5 cm.
  3. Tambahkan 1 sendok makan gula pasir ke dalam wadah.
  4. Aduk rata campuran air dan gula pasir.
  5. Tambahkan 1 sendok makan tanah yang mengandung mikroba pendegradasi limbah.
  6. Tutup wadah dengan rapat.
  7. Diamkan wadah selama 1 minggu.
  8. Setelah 1 minggu, mikroba pendegradasi limbah akan berkembang biak dan memenuhi wadah.
  9. Mikroba pendegradasi limbah yang sudah berkembang biak dapat digunakan untuk mengurai limbah organik, seperti sisa makanan, sayuran, dan buah-buahan.

Berikut adalah beberapa tips untuk memperbanyak mikroba pendegradasi limbah secara efektif:

  • Gunakan air yang bersih dan bebas dari bahan kimia.
  • Gunakan gula pasir yang murni.
  • Gunakan tanah yang mengandung mikroba pendegradasi limbah yang aktif.
  • Tutup wadah dengan rapat untuk mencegah kontaminasi.
  • Diamkan wadah di tempat yang teduh dan tidak terkena sinar matahari langsung

Pada akhir acara kami membagikan sebanyak 500 ml mikroba pendegradasi limbah cair kepada para peserta, diharapkan setelah memperoleh materi yang ada maka sesampainya di rumah dapat diperbanyak dan diaplikasikan pada saluran pembuangan air di masing-masing rumah warga.  Dengan demikian kami berharap dengan konsistensi dari masyarakat dalam pengaplikasian bakteri pendegradasi lahan, maka tingkat polutan limbah dapat berkurang signifikan dan meningkatkan kualitas air sumur masyarakat di Desa Puger Kuloon.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun