Mohon tunggu...
Tania Salim
Tania Salim Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sang Penguasa Sejati

24 Maret 2024   12:20 Diperbarui: 24 Maret 2024   13:14 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

     Sebagai penderita kanker nasofaring beberapa tahun yang lalu, apakah aku menjadi penguasa dalam sikon seperti ini?

     Mari kita kaji bersama biar lebih seru, oke?

     Dalam hal memutuskan pengobatan apa yang harus kujalani saja, masih banyak yang harus kupertimbangkan, misalnya jenis pengobatan yang terbaik bagiku berdasarkan kemampuan finansial, pekerjaan, kondisi jasmani dan batin, dan sebagainya.

     Tetapi sebagai manusia, keputusan akhir tetap di tangan kita sendiri, dan kita harus siap menerima konsekuensi dari keputusan yang kita ambil.

     Siapa yang tidak punya masalah dalam hidupnya? Coba angkat tangannya.

     Jujur saja kita akui bahwa tiada manusia yang bebas dari masalah. Yang penting adalah bagaimana kita menghadapi masalah tersebut dengan bijak.

     Pertama kita mencoba mencari cara untuk menyelesaikannya. Kalau faktor penyelesaiannya masih di tangan kita, tentu ini bukan lah masalah sulit karena bisa kita selesaikan dengan segera.

     Tetapi bila faktor penyelesaiannya berada di luar kendali kita, maka kita hanya bisa berusaha yang terbaik untuk menyelesaikannya tanpa merugikan pihak lain.

     Untuk itu dibutuhkan penguasaan diri yang baik. Ingatlah bahwa penguasa sejati bukanlah orang yang mampu menguasai puluhan, ratusan, bahkan ribuan orang. Seorang penguasa sejati adalah orang yang mampu menguasai dirinya sendiri.

     Sebagai contoh kasus, masalah penyakit yang kuhadapi saat ini. Bagaimana caraku menguasai diriku sendiri agar bisa menahan terjangannya?

     Kucoba untuk menerima kenyataan bahwa kematian lah satu-satunya hal yang pasti dalam hidup ini. Semua makhluk hidup pasti harus menelusuri jalan menuju kematian, hanya berbeda dalam cara meninggalkan dunia ini dan kapan waktunya tiba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun