Mohon tunggu...
Tania Salim
Tania Salim Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Peranan Orangtua dalam Meningkatkan Minat Membaca Anak-anak

13 Oktober 2022   07:30 Diperbarui: 13 Oktober 2022   07:45 1003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat maka seharusnya minat membaca meningkat karena informasi semakin mudah didapat. Nah, sekarang pemandangan yang sering kita lihat adalah hampir semua orang, baik anak-anak usia remaja maupun orang dewasa, memegang gadget kemana-mana, bahkan sambil berjalan pun masih sempat melihat gadgetnya. 

Namun kenyataannya di lapangan, generasi muda sebagai penerus bangsa justru semakin kurang tertarik untuk membaca, terutama membaca buku/majalah seperti era tahun delapan puluhan atau sembilan puluhan dulu.

Teringat era tahun delapan puluhan, majalah bacaan anak-anak yang menjadi incaran saya adalah Bobo dan Kawanku. Uang jajan yang diberikan orang tua selalu saya simpan. 

Dan begitu terbit edisi terbaru dari majalah-majalah tersebut, saya segera ke kios majalah terdekat untuk membelinya dan segera membacanya dengan antusias. Cerita-ceritanya bagus-bagus dan mengajarkan banyak hal-hal yang bermanfaat, baik dari segi pengetahuan maupun pembentukan karakter anak-anak.

Sebenarnya tidak masalah jika anak-anak zaman sekarang masih berminat membaca dengan menggunakan peralatan canggih yang mereka miliki, seperti gadget yang seolah-olah telah menyatu dengan tangan mereka dan sulit untuk dilepaskan walaupun hanya sejenak. 

Namun ternyata sebagian besar dari waktu mereka dihabiskan untuk membaca hal-hal yang kurang bermanfaat, berita hoak, atau bermain games yang membuat mereka kecanduan sehingga akhirnya terjerumus ke dalam kenakalan remaja seperti tawuran, pencurian, dan lain-lain, bahkan sampai ada yang matanya mengalami kerusakan. Sungguh disesalkan jika hal tersebut terjadi pada anak-anak kita, benar kan?

Di sinilah pendampingan dari orang tua memegang peranan penting. Seorang anak ibaratnya selembar kertas kosong. Orang tua lah yang diharapkan untuk mengisinya dengan hal-hal mendasar yang dibutuhkannya di masa depan ketika dia terjun ke masyarakat, seperti karakter yang baik, pengetahuan yang luas, akhlak yang baik, perilaku yang baik, dan sebagainya.

Sejak kecil anak sudah membutuhkan perhatian dari orang tuanya, bahkan dalam kegiatan bermain. Kita juga bisa mengajarkan hal-hal yang bermanfaat seperti keingintahuan yang besar terhadap segala hal. Saya jadi teringat dengan keponakan saya yang baru berusia tiga tahun. 

Tiada hari tanpa bertanya,"Apa ini? Apa itu? Mengapa begini? Mengapa begitu?" tiada hentinya kepada siapapun yang ditemuinya. Terkadang saya sampai kewalahan menjawabnya, ha ha ha. Tetapi hal ini sangat penting karena anak menjadi lebih antusias dalam belajar dan bisa menjadi pemicu agar si anak tertarik untuk membaca buku guna memenuhi rasa keingintahuannya.

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa belajar itu tidak mengenal usia. Kita harus belajar dan belajar terus hingga akhir hayat. Sayangnya sebagian orang tua sibuk mencari uang demi kehidupan yang lebih baik tetapi kurang memberikan perhatian kepada anaknya pada masa kecilnya dan mendelegasikan tugas pengasuhan anaknya kepada orang lain. 

Waktu berlalu dengan cepat dan tanpa disadari, orang tua telah melewatkan masa keemasan anak dalam belajar berlalu dengan hasil yang kurang maksimal. Ketika orang tua menyadarinya, anak sudah terlanjur salah jalan sehingga sulit untuk mengarahkannya. Syukur kalau masih bisa diarahkan ke jalan yang benar, kalau tidak ...?

Semoga para orang tua bisa mendampingi anak mereka sesering mungkin, baik dalam kegiatan bermain, belajar, berlibur, dan lain-lain, mengarahkan mereka untuk membaca buku-buku atau tulisan-tulisan yang bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan mereka sehingga mereka siap untuk terjun ke masyarakat dan bisa membangun bangsa dan negara yang kita cintai bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun