Kedua, aktivitas yang tanpa henti menyebabkan tubuh kurang mendapatkan pasokan oksigen yang cukup. Oksigen dibutuhkan darah dalam "menjalankan" tugas jaringan tubuh. Ketika darah kurang mendapatkan pasokan Kadar oksigen dalam darah yang rendah disebut dengan hipoksemia. Ini akan menyebabkan kadar oksigen dalam jaringan tubuh menjadi rendah, disebut dengan hipoksia, di mana darah tidak dapat membawa cukup oksigen yang diperlukan oleh tubuh.
 Dikatakan hipoksemia bila kadar oksigen dalam pembuluh darah arteri kurang dari 80 mmHg. Seperti bagian yang tidak bisa terpisahkan, ketika sel darah merah tidak membawa pasokan oksigen yang cukup, maka sel darah merah menjadi lemah dan tidak dapat menjalankan tugas jaringan tubuh sebagaimana mestinya, sehingga tubuh menjadi lemah, letih, dan lesu.
Alasan lainnya, selain pola makan yang sering dilalaikan oleh orang-orang sibuk, olahraga juga dilalaikan oleh mereka. Karena aktivitas dan pekerjaan yang banyak membuat mereka melupakan atau tidak mempunyai waktu untuk berolahraga atau bergerak mencari oksigen. Olahraga diperlukan tubuh mendapatkan oksigen yang dibutuhkan sel darah merah seperti yang dijelaskan di atas. Ketika orang sibuk, orang lebih memilih makanan yang cepat saji atau fast food yang tidak sehat.Â
Padahal, pola makan seperti itu dan tidak diimbangi dengan olahraga, akan menumpuk lemak dan kolesterol. Penumpukan kolesterol atau plak, yang sudah dijelaskan di artikel sebelumnya, dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Pembuluh darah yang sempit menyebabkan kerusakan membrane sel dan menghabiskan persediaan energinya, sehingga sel darah merah menjadi lemah dan/atau rusak dan pecah sebelum 120 hari.
Banyak orang di dunia ini yang memiliki sifat perfeksionis, menginginkan semua yang dikerjakannya berhasil dengan baik dan tanpa ada kesalahan.Â
Sibuk yang berlebihan ditambah perfeksionis dalam bekerja, terkadang membuat orang menjadi stress. Kurangnya antioksidan dan adanya radikal bebas berlebih memicu kondisi stress oksidatif. Radikal bebas (free radicals)adalah molekul yang sangat tidak stabil akibat kekurangan elektron. Radikal bebas mengambil elektron dari molekul lain agar menjadi stabil. Jadi, molekul tersebut bersifat reaktif dalam mencari pasangan elektronnya dan jika sudah terbentuk dalam tubuh maka akan terjadi reaksi berantai dan menghasilkan radikal bebas baru yang akhirnya jumlahnya terus bertambah.Â
Kondisi stress oksidatif membawa pada kerusakan oksidatif mulai dari tingkat sel, jaringan hngga ke organ tubuh, menyebabkan terjadinya percepatan penuaan dan munculnya penyakit. (Droge, 2002; Proctor dan Reynolds, 1984). Disebutkan, kondisi stress membawa pada kerusakan tingkat sel. Pada tingkat stress yang tinggi, sel darah merah dapat rusak, pecah, dan melemah. Sehingga, stress menjadi salah satu alasan juga mengapa sel darah merah rusak sebelum 120 hari atau melemah.
Ketika seseorang mengalami stress, secara langsung otak akan merespon dengan menghasilkan beberapa hormone yang membangun reaksi fisika pada tubuh. Hormone stress yang dominan muncul adalah hormone adrenalin, norepinephrine, dan kortisol. Hormone adrenalin diproduksi oleh kelenjar adrenalin sebagai reaksi awal ketika stress muncul.Â
Hormone norepinephrine kerap bekerja bersama adrenalin yang membuat oran menjadi terlalu focus, cemas, khawatir, dan panic. Kedua hormone ini mendorong aliran darah lebih kuat menuju otak dan meningkatkan tekanan darah. Aliran darah yang terlalu kuat atau melibihi laju yang normal, memicu kerusakan dan menurunnya kualitas sel darah merah sehingga sel darah merah menjadi lemah.
Sedangkan, hormone kortisol adalah hormone utama stress. Hormone kortisol justru memicu orang merasa sangat lapar, kehilagan konsentrasi karena terus berpikir pada masalah pemicu stress dan menyebabkan tubuh menjadi terasa malas. Hormone kortisol meningkatkan gula (glukosa) yang dapat menyebabkan penumpukan lemak yang tadi sudah sedikit disinggung di atas, dapat melemahkan sel darah merah. Penumpukan lemak pada pembuluh darah menghasilkan plak yang membuat pembuluh darah menyempit menyebabkan kerusakan membrane sel dan menghabiskan persediaan energinya.
Dari pernyataan-pernyataan di atas, dapat ditarik garis kesimpulan sebagai berikut. Sel darah merah berfungsi mengedarkan oksigen dan nutrisi ke seluruh bagian tubuh dan jaringan tubuh. Namun, sel darah merah dapat melemah karena kesibukan seseorang yang parah. Kesibukan orang yang parah menyebabkan dihasilkannya hormone kortisol yang memicu orang merasa sangat lapar.Â