Mohon tunggu...
Tania Chriselda
Tania Chriselda Mohon Tunggu... Pelajar -

Loyola College #67 / ig : @taniachriselda

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kemoterapi Menyembuhkan, Kemoterapi Mematikan

25 September 2017   19:35 Diperbarui: 25 September 2017   19:47 4673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti pada almarhumah nenek saya, beliau menjalani pengobatan kemoterapi selama 2 kali lalu dihentikan karena beliau tidak sanggup menahan efek samping kemoterapi. Karena stadium kankernya juga sudah tinggi, kemoterapi hanya sanggup memperpanjang hidupnya, bukan menyembuhkan.

Alasan yang lain adalah kemoterapi tidak bisa menjamin kesembuhan pasien 100%. Seperti yang sudah dipaparkan di atas bahwa tujuan kemoterapi lebih banyak ke arah pengontrolan agar sel kanker tidak tumbuh dan berkembang kembali, serta untuk peringanan agar kualitas hidup pasien lebih baik dan pasien tidak merasakan sakit yang begitu berarti.

Seperti pada kasus almarhumah selebritis Indonesia, Julia Perez. Pada tahun 2014, ia divonis mengidap kanker seviks stadium 2. Ia sempat meralat pernyataan tersebut bahwa ia berada di stadium 1B. Ia menjalani kemoterapi, operasi hingga radiasi di Singapura. Di tahun 2015, ia dikabarkan telah sembuh total dari kanker serviksnya. Namun, pada tahun 2016, Julia Perez kembali dikejutkan dengan kanker serviksnya yang datang kembali. Mengejutkannya, kanker serviksnya sudah memasuki stadium 4. Pada Februari 2017, Jupe mulai dirawat secara intensif di RSCM. April 2017, kondisi Julia Perez kian memprihatinkan. Hingga akhirnya Julia Perez tidak kuat melawan kankernya dan menghembuskan nafas terakhirnya pada Juni 2017 yang lalu.

Sama halnya yang terjadi pada tokoh utama di cerita "Surat Kecil untuk Tuhan", Keke. Pada awalnya Keke divonis kanker jaringan lunak stadium III. Kanker jaringan lunak merupakan kanker yang terjadi pada sebagian kecil orang di dunia ini. Kanker ini termasuk ganas. Kanker ini menyerang jaringan lunak pada tubuh, seperti jaringan otot dan jaringan ikat. Keluarga Keke menolak untuk menjalani operasi pengangkatan kanker karena operasi ini akan mengangkat setengah dari tulang pipi Keke. Lalu, Keke menjalani kemoterapi berkali-kali dan akhirnya dinyatakan sembuh total dari kanker. Namun, kanker itu datang kembali. Bahkan, kali ini kankernya lebih ganas hingga kemoterapi tidak bisa menyelamatkannya.

Sebenarnya bukan hanya efek samping kemoterapi yang membuat pasien tidak kuat dan akhirnya meninggal, tetapi juga penyakit lain yang ditimbulkan karena kemoterapi. Menurut saya, kemoterapi akan menurunkan kekebalan tubuh. Mengapa demikian? Karena pasien tidak punya nafsu makan. Jika pasien makan pun, nanti makanan tersebut akan dikeluarkan lagi karena pasien merasa mual dan ingin terus-terusan muntah. Maka dari itu, pasien tidak akan mendapatkan gizi yang cukup dalam dirinya sehingga kekebalan tubuhnya menurun. Penyakit akan mudah datang jika kekebalan tubuh kita tidak kuat. Dalam beberapa kasus, tingkat sel darah putih menurun dan meningkatkan resiko infeksi. Maka, akan banyak virus yang masuk ke dalam tubuh sehingga tubuh akan melemah dan akhirnya meninggal.

Ditambah lagi, sel normal dihancurkan maka jaringan atau kumpulan sel akan rusak. Jika jaringan rusak, maka organ atau kumpulan organ akan rusak pula. Jika organ rusak, sistem organ tidak bisa berjalan. Sedangkan, suatu individu tidak bisa hidup tanpa kerja dari semua sistem organ yang ada karena sistem organ saling menunjang. Itulah salah satu dampak negatif dari pengobatan kemoterapi. Maka dari itu, dokter harus memperhatikan pasiennya lebih intensif.

Mengapa kemoterapi dibandingkan pengobatan lainnya? Operasi pengangkatan kanker sebagai pengobatan kanker dinilai kurang efektif untuk kanker stadium III atau lebih. Hal ini disebabkan jika kanker sudah melebihi stadium III maka kanker akan mengganas dan melebar luas di organ-organ tubuh, sedangkan operasi pengangkatan kanker hanya difokuskan untuk bagian-bagian tertentu  tubuh yang ditumbuhi sel kanker sehingga operasi pengangkatan kanker kurang efektif karena kanker sudah menyebar luas. Maka, kemoterapi dinilai sebagai pengobatan kanker yang paling efektif walau tetap saja belum tentu berhasil.

Untuk kanker stadium kecil, biasanya pengobatan dilakukan dengan operasi pengangkatan kanker pada bagian yang ditumbuhi sel kanker, lalu dilanjutkan dengan kemoterapi untuk mengangkat sisa-sisa sel kanker yang masih tertinggal.

Banyak juga orang-orang yang mengatakan kemoterapi hanya sarana pasien agar hidup lebih lama. Mereka beranggapan bahwa kemoterapi hanya buang-buang uang saja. Karena pasien harus rutin melakukan kemoterapi padahal biayanya sekitar jutaan rupiah per bulan sedangkan pasien belum tentu bertahan melawan kankernya. Sehingga mereka lebih memilih pengobatan herbal daripada pengobatan medis. Saya tidak menjamin apakah pengobatan herbal dapat berhasil menghancurkan kanker atau tidak. Saya sarankan untuk tetap dalam pengawasan dokter. Banyak juga orang yang tidak mampu untuk menanggung biaya kemoterapi yang mahal.

Jadi, menurut saya kemoterapi memberi lebih banyak dampak negatif dibandingkan dampak positifnya. Dikarenakan pasien akan mendapat efek negatif yang sangat banyak dan pasien belum tentu dapat terselamatkan dengan kemoterapi. Keberhasilan kemoterapi tergantung dari jenis kanker, tingkat stadium, dan penanganan sedini mungkin.

 Namun, bukan berarti tidak ada pengobatan kanker yang tepat untuk para pengidap kanker. Kemoterapi dapat berhasil tergantung dari kemauan pasien untuk sembuh. Kekuatan dari pasien itulah yang akan melawan kanker serta membantu berjalannya proses kemoterapi. Dukungan dari teman-teman, keluarga, saudara, dan orang-orang juga akan membantu pasien untuk melawan kanker. Tidak terlupakan, Tuhan. Percayalah bahwa Tuhan pasti akan senantiasa mendampingi selama proses pengobatan dan memberikan bantuan dari kemauan pasien untuk sembuh. Jika memang Tuhan berkehendak lain, yakinlah rencana-Nya lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun