Nama : Tania Agustina Suherman
NIM : 43222010008
Prodi : S1 Akuntansi
Matkul : Pendidikan anti korupsi dan Etik UMB
Dosen : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak
Pada era sekarang, tindak pidana korupsi telah merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Perbuatan kotor para koruptor bahkan lebih parah lagi; khususnya, merampas hak-hak masyarakat dan masyarakat pada umumnya, hak untuk berkembang, hak untuk hidup layak karena dikelilingi oleh kemiskinan, hak untuk menikmati pendidikan yang ideal dan bahkan hak-hak dasar hidup lainnya yang seharusnya dimiliki oleh siapa pun. Namun karena korupsi semakin merajalela, maka semua itu menjadi kenyataan di depan mata kita dan keadaan ini sedang terjadi di negara kita tercinta: Indonesia.
Untuk memulai materi mengenai "Gaya kepemimpinan visi misi semar pada Upaya pencegahan korupsi" mari kita bahas lebih rinci mengenai "SEMAR" itu sendiri terlebih dahulu.
Apa itu Semar? Semar itu merupakan tokoh utama Panakawan  yang arti dari Panakawan tersebut adalah Pana yang artinya bijaksana dan kawan artinya sahabat. jadi artinya itu adalah sahabat yang bijaksana. Semar adalah pemimpin kelompok empat orang sahabat "Ponokawan". Ponokawan tampil sebagai kelegaan menghadapi dunia (wayang) yang tengah dilanda kekacauan. Semar bersama ketiga anggota lainnya Gareng, Petruk dan Bagong dengan penampilan yang aneh, sekilas misi mereka hanya sebatas melontarkan lelucon dan meredam ketegangan penonton yang mencapai puncaknya pada tengah malam. Namun jika dicermati, Ponokawan mempunyai peran dan makna yang tidak sepele sama sekali. Padahal, secara filosofis, inilah roh-roh sesungguhnya yang ingin disampaikan oleh dalang dalam wayang, karena pengaruh para Sunan. Menurut para ahli filsafat Jawa dan para pelaku wayang, asal muasal Ponokawan masih belum jelas dan mempunyai banyak versi. Menurut Sobirin yang mempelajari dunia wayang di Sanggar Sobo Kardi Semarang, Ponokawan hanya ada dalam cerita wayang Jawa yang dikembangkan oleh Sunan Giri dan kemudian dibawakan oleh Sunan Kali Jogo.
Masyarakat Jawa sendiri lebih mengenal kitab Mahabharata dan menggunakannya sebagai pedoman hidup. Tempat tersebut menceritakan tentang Pandawa dan Korawa. Berbeda dengan versi aslinya, masyarakat Jawa sudah mengenal Punokawan sejak zaman dahulu. Dicek lagi kitab Mahabharata, nama Punokawan sepertinya tidak ada. Jadi siapa sebenarnya Punokawan ini? Jadi Punokawan ini adalah pengabdi dari pandawa.