Mohon tunggu...
Tania Adila
Tania Adila Mohon Tunggu... Model - 1999

jurnalis. reporter investigasi wannabe haha aamiin smoga ygy >>>

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Lamar Magang ke Perusahaan Peternakan, Eh Malah Jadi Ayamnya!

29 Desember 2022   21:19 Diperbarui: 29 Desember 2022   21:30 869
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi saya ini paradoks. Saya masih ingat betul bagaimana Mr. X berbicara tentang puasa rutinnya (sunnah) senin-kamis yang sejalan dengan sains di dalam perut. Bagaimana dia begitu vokal mengkampanyekan ritual agama yang selaras dengan kesehatan jasmani. 

Tapi..mengapa oh mengapa..hanya saya yang menggelar sajadah di mess sederhana ini. Ibaratnya, kamu punya peternakan ayam. Lalu kamu ambil bulu ayamnya untuk diolah menjadi keripik. Tapi kamu membuang daging ayamnya. Seperti itulah kira-kira. 

rule nomor 3: apapun yang bisa menekan biaya, lakukan!

Ada perubahan rencana. Untuk seminggu kedepan, saya akan ditempatkan di toko yang ada di kota. Jadi saya ikut pulang lagi bersama Mr. X meninggalkan farm. Saya siapkan mental sebaik-baiknya untuk menjadi penumpang losbak yang budiman. 

And yesss...perjalanan pulang bakalan seru nih! Karena saya ditemani oleh 5 karung basah berisi ayam beku yang sudah dibubuhi es. 

rule nomor 4: sekali mendayung lima enam pulau terlampaui 

www.olx.co.id
www.olx.co.id

Sapuan angin malam yang masuk dari celah terpal, pickup gesit yang menyusuri tiap tikungan pegunungan, rem yang pantang bekerja saat bersua polisi tidur, roda yang melaju cepat di jalan tol, serta rembesan air es yang meleleh dari karung yang menyelinap masuk ke dalam celana. 

Rasanya sulit untuk tidur dalam keadaan seperti itu. Dan imbasnya saya harus merasakan perjalanan 3 jam secara penuh. Jangan tanya deh pergolakan dalam perut. Untung saya sudah belajar mitigasinya tadi pagi. 

Sekitar pukul 10 malam, akhirnya kita sampai di kota dan memutuskan untuk melipir dulu ke sebuah cafe. Mr. X menyebut satu menu makanan dan kami hanya mengikuti pesanan yang serupa. Di meja yang sangat sempit, saya berhadapan dengan Ms. X dan Mr. X. Lalu duduk disamping kiri dan kanan saya adalah para senior. 

Makan malam ini lebih condong seperti sesi interogasi bagi saya. Mereka terus menanyakan perihal rumus pakan murah dan apa yang bisa saya lakukan untuk menekan cost-nya. Semua cemberut dan sekalinya bicara sangat ketus. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun