Buah lokal khas Indonesia yang dianggurin, loh memangnya ada? Ternyata ini . . .
Indonesia berhak bersaing dengan negara-negara di seluruh dunia. Dalam hal ini untuk menghadapi era globalisasi. Namun, tanpa SDM (sumber daya manusia) yang memadai, kita tentu kalah sebelum bersaing. Peranan setiap unsur dalam negeri menjadi perkara spesial yang perlu diperhatikan.
Meski bukan negara maju,Inovasi menjadi barometer kecerdasan dan kreativitas anak bangsa. Indonesia yang kaya akan flora dan fauna harus lebih dari sekedar melek dalam pengoptimalan keduanya. Seperti pohon mengkudu yang menjatuhkan buahnya di setiap musim. Tidak sedikit yang hanya menjadi saksi fenomena friksi buah dengan tanah. Padahal jika dikulik, berbagai khasiat terkandung di dalam buah.Â
(Berikut cuplikan pengolahan selai buah mengkudu: tonton di Youtube)
Inovasi buah mengkudu jadi selai organik berhasil membawa saya dan tim sebagai finalis dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) yang diselenggarakan oleh Asosiasi Pangan dan Gizi IPB tahun 2016. Sebelumnya, kami melakukan survey di sekitar Bogor Utara (dekat sekolah dan domisili). Hasilnya menunjukkan bahwa 38 dari 62 responden menyatakan selai tersebut 'pas' di lidah (cocok dikonsumsi) dan 24 lainnya menyatakan sangat cocok. Ini yang kemudian menjadi optimisme kami bahwa selai Morinda berpotensi diterima di pasaran.Â
Tentunya, konsumsi selai organik ini akan sangat ramah di semua usia. Begitu pula produk pangan buah lokal lainnya. Asal diolah dengan tepat, tidak ada lagi mubadzir buah di sekitar pohon. Mari kita manfaatkan lebih banyak lagi buah lokal khas Indonesia yang dianggurin!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI