Selama sepekan perjalanan ini akan membawa saya ke sebuah tempat indah nan sederhana, terletak di ujung paling barat Flores, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai di pengujung akhir tahun Bulan November.Â
Sebut perjalanan saya di Flores adalah perjalanan saya untuk mengakrabkan diri dengan si Biru nan mempesona.
Nanjak terus  nih, Bush hembusan angin panas siang itu, menemani trekking ke Pulau Kelor, jalanan terus menanjak ke atas, jalurnya batu, dan rumput hijau diapit oleh gugusan bukit savana berwarna coklat dan mongering, dikelilingi oleh kapal -kapal yang seakan mengarah kepada kami. ampai di atas saya merasa Indonesia lebih dekat.
Mesti Pink itu bukan warna favorit saya, uniknya kami berdua yah itu, tetap kompak mesti berbeda. Â Saya juga penasaran dengan pasir berwarna Pink. Â Akhirnya saya memutuskan untuk snorkeling pertama di Pasir Pink, kalau dilihat dari kejauhan pasir ini berwarna putih, tetapi semakin dekat saya ke , pinggir pantai ditambah pantulan sinar matahari, pasir itu pelan - pelan menimbulkan warna pink yang merona.
Sejenak kami menghentikan perjalanan menengok ke belakang, hamparan laut biru dikelilingi oleh savana coklat, kapal - kapal yang melewatinya menambah perpaduan harmonisasi keindahan yang luar biasa sore itu. Kami melanjutkan untuk naik ke atas, tapi alhasil begitu sampai diatas, kami kehilangan momen melihat sunset, Di atas Gili Laba kamu akan menemukan sebuah kreatifitas yang sangat menarik dan unik, yang hanya bisa kamu temui diatas Gili Laba, karena gerimis perlahan turun. Kami pun mempercepat langkah kami untuk kembali turun ke bawah. Belari -lari sambil bermain dengan percikan air hujan, Â di gili laba menjadi kebahagiaan sederhana untuk kami sore itu.
Malam pertama stay di Labuan Bajo, saya habiskan untuk mencicipi seafood yang terletak di sepanjang Pelabuhan Labuan Bajo. Ikan Bakar, Cumi, kangkung, Nasi panas dan Jeruk Panas rasanya begitu nikmat malam itu. Saya dan Cindy menyantapnya dengan begitu lahap sambil asik mengobrol planning kami satu pekan ke depan.
Disinilah juga awal pertemuan saya dengan Fahdrul dan 9 Kawan Baru  dengan kesepakatan bersama akhirnya saya dan Cindy ikut bergabung untuk trip bareng dengan 9 Kawan Baru dari Jakarta.
Ini sih Gokil. Menggunakan dua sepeda motor, saya dan partner trip saya tak kalah gokil ini. bersama  dengan satu motornya lagi Mas  Yudi dan Koh Tria, kawan baru yang kami kenal di Desa Wae Rebo... Perjalananan kacau habis. Butuh keberanian buat lewati medan ini. Licinnya jalan tanah, batu, pasir ini membutuhkan konsentrasi yang lebih supaya tidak terjatuh.
Ya namanya juga ngebolang ya, mesti siap dengan segala medan, kondisi dalam perjalanan. Tapi perjalanan kami  begitu menyenangkan dengan lawakan Mas Yudi dan Koh Tria.
Untuk sampai ke Goa Rangko, kami mesti menyewa perahu, Tebing - tebing besar mengelilingi di sekitar pulau ini. Dari kejauhan saya sudah melihat beberapa perahu berhenti di sudut pulau, dan pohon yang mongering tetapp tumbuh mesti sendiri
Memasuki Goa yang cukup dalam dan luas, dari mulut Goa Rangko, suasana hening, senyap dan sepi yang kami rasakan saat itu, warna biru air lautperlahan mulai terlihat ketika pantulan sinar matahari pelan -pelan datang. Â Persis menyorot air yang ada di Dalam Goa Rangko. Aktifitas seperti renang, dan berfoto bisa di lakukan oleh para wisatawan. Â kedalaman air belum terukur untuk itu kita diharuskna untuk bisa berenang dan berhati - hati karena sesekali air air dari dalam tiba -tiba bisa datang.
Bertemu dengan kawan baru, mendengarkan pengalaman para petulangan dan traveler menjadi kesan tersendiri untuk saya dalam perjalanan kali ini. Terutama Tuhan mempertemukan dengan orang - orang baik mesti saya masih tabu dengan budaya di kota ini, saya percaya bertemu dengan mereka bukanlah suatu hal yang kebetulan, saya belajar banyak dari teman - teman baru disana.
Kekaguman saya terhadap budaya, wisata dan alam yang begitu mempesona pun bertambah, sepekan sudah saya disini, hampir 70 persen justru turis asing yang saya temui. Kita sebagai warga lokal merasa sangat beruntung bisa lahir di Tanah Air yang di cintai Dunia.
Ketika sore berubah menjadi gelap, saya memejamkan mata saya, saat itu ada perasaan bahagia bercampur haru mungkin lebih tepatnya. Masih masih ingin disini lebih lama, tapi pekerjaan dan tanggung jawab di Ibu kota juga sudah memanggil. Saatnya kembali ke rutinitas dan kembali bertemu dengan keluarga tercinta. Lagu Alm Chrisye - Pelangi pun mengantarkan saya untuk pulang ke Jakarta
Kembali lagi saya belajar bahwa di setiap perjalanan saya, saya menemukan arti pentingnya sebuah kawan  yang sangat berarti dalam membangun relasi yang baik sangat berguna ketika kamu memulai sebuah perjalanan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H