Mohon tunggu...
Tania Rahmalia
Tania Rahmalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pengembangan Pariwisata dari Perspektif Kearifan Lokal

19 Juni 2022   14:14 Diperbarui: 19 Juni 2022   14:20 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Jenis wisata yang menggunakan sumber daya budaya sebagai modal utama daya tarik wisata disebut wisata budaya. Wisata budaya memberikan kesempatan kepada wisatawan untuk bersentuhan langsung dengan orang-orang yang memiliki pengetahuan khusus tentang masyarakat dan kekayaan budaya. 

Jenis wisata ini menawarkan beragam budaya, mulai dari seni pertunjukan, seni visual, festival, makanan tradisional, sejarah, pengalaman nostalgia dan gaya hidup lainnya. 

Dewasa ini, dengan kemajuan teknologi dan informasi yang terus berkembang, pariwisata merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia modern. Dalam artikel ini, kami akan membahas pengembangan pariwisata dari sisi kearifan lokal sebagai salah satu kemungkinan yang dapat dikembangkan untuk  menarik lebih banyak wisatawan  ke destinasi mereka.

Pengembangan pariwisata harus bermanfaat bagi seluruh masyarakat, terutama yang berada di sekitar destinasi. Selain itu, pengembangan pariwisata harus berkelanjutan agar dapat bermanfaat bagi masyarakat. Perkembangan pariwisata sangat dipengaruhi oleh keinginan destinasi untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. Oleh karena itu, diperlukan hak administratif yang mencakup seluruh kemampuan manajemen elemen yang membentuk tujuan. Ini mencakup tiga aspek utama:

  • Pengembangan produk yang mengembangkan produk destinasi sehingga kami dapat menyediakan produk pariwisata berkualitas tinggi yang memiliki karakteristik unik dan  menarik wisatawan.
  • Pengembangan pemasaran seperti promosi destinasi wisata, penyediaan informasi pariwisata yang jelas dan efektif.
  • Pembangunan lingkungan seperti penyediaan infrastruktur dan pengembangan sumber daya manusia.

Kebijakan sosial lahir dari nilai, realitas dan teori sosial (Nugroho, 2014:1). Penelitian kebijakan sosial telah dikembangkan oleh para sarjana dan praktisi  Barat. Fokus berdasarkan studi tadi artinya pemecahan kasus sosial yang tidak selaras menggunakan penekanan studi pada Negara Berkembang. Kebijakan sosial pada Negara Berkembang dibuat buat memecahkan masalah, dan buat melakukan pembangunan sosial (Nugroho, 2014:11). Pembangunan sosial adalah pembangunan ke arah pembangunan manusia, keadilan sosial dan ke arah kesejahteraan sosial. Kebijakan sosial tidak hanya tentang kemiskinan, akan tetapi pula mengenai pengembangan kualitas warga  yang kurang berpendidikan supaya sebagai lebih terdidik.

Pembangunan sosial menggunakan tujuan peningkatan kesejahteraan sosial sangat bergantung dalam kapital sosial yang dimiliki oleh masyarakat. Pengelompokkan asal kapital sosial secara garis akbar  dibedakan atas 3 grup utama (Vipriyanti, 2011:13), yaitu: rasa percaya, kebiasaan dan jaringan kerja. Rasa percaya adalah dasar berdasarkan konduite moral waktu akan menciptakan kapital sosial. Rasa percaya dipengaruhi sang homogenity, yang adalah komposisi populasi dan taraf ketidaksamaan (inequality). Norma merupakan nilai beserta yang mengatur konduite individu pada suatu warga  atau kelompok. Jaringan kerja dalam awalnya adalah sistem menurut saluran komunikasi (system of communication channel) buat melindungi dan berbagi interaksi interpersonal.

Modal sosial bisa dicermati menjadi perekat yang bisa menyatukan masyarakat, dan menjalin interaksi--interaksi antarmanusia. Bagian menurut menciptakan kapital sosial artinya memperkuat "masyarakat  madani". "Masyarakat madani" adalah kata yang dipakai buat struktur--struktur formal atau semi-formal yang dibuat warga  secara sukarela, tanpa arahan eksklusif berdasarkan Pemerintah. "Masyarakat madani" terdiri atas sektor non-pemerintah dan perusahaan, akan namun sektor madani lebih luas menurut itu. Contoh dari "masyarakat madani" adalah organisasi sosial, gerombolan  kebudayaan, serikat pemuda dan seterusnya (Ife, 2014:35-36).

Pembangunan pariwisata adalah kerangka atau contoh yang bisa digunakan oleh pemerintah wilayah buat bisa menggali dan membuatkan industri pariwisata yang mempunyai daya tarik bagi wisatawan. Salah satu daya tarik itu adalah kearifan lokal berdasarkan sebuah destinasi yang mempunyai nilai lebih dan menarik bagi wisatawan yang akan berkunjung. Kearifan lokal atau budaya yang terdapat hendaknya mempunyai nilai lebih tanpa wajib  mengurangi atau menambah nilai menurut budaya tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun