Mohon tunggu...
Tania Tan
Tania Tan Mohon Tunggu... Mahasiswa - You can if you think you can.

Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Prodi Ilmu Komunikasi Angkatan 2019

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Gaya Hidup Minimalis, Positive Vibes dan Bikin Bahagia!

23 Maret 2021   12:03 Diperbarui: 23 Maret 2021   12:37 933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Banyak dari kita, apalagi usia remaja sering menghambur-hamburkan uang untuk sesuatu yang tidak terlalu penting atau tidak dibutuhkan. Masa muda memang masa dimana kita menjadi bintang dan ingin mengekspersikan diri kita. Namun, perlu diperhatikan cara ekspersi diri tersebut jangan sampai merugikan diri sendiri apalagi orang lain. Lebih baik menabung dari pada mengahbiskan sejumlah uang hanya untuk bersenang-senang yang tidak jelas. Menabung adalah investasi. Kadang kala, sebagai anak muda harus punya mindset yang jernih agar bisa menentukan dan memutuskan pilihan yang berdampak baik untuk kedepannya." 

Anda baca kalimat pembuka di atas? Kalimat tersebut cukup panjang dan sebenarnya hal yang dibicarakan adalah kebenaran. Dan saya cukup tertampar karena yang menulis adalah saya dan saya merasa menyindir diris sendiri.Seperti yang kita tahu, sebagai anak muda kita sudah harus mempertimbangkan segalanya sejak dini, apa yang kita lakukan sekarang pasrti akan berdampak untuk kedepannya. Tapi, masalahnya untuk merealisasikannya bukan hal yang mudah, apalagi jika anda tumbuh kebiasaan denga hidup boros. Saya pernah baca quotesnya "Just Talking No Action, It's Mean Nothing", jadi jika hanya bicara dan tidak dilakukan sama saja bohong.

Perkara menabung terlihat simple tetapi tahukah anda, hal tersebut sangat sulit untuk di realisasikan. Namun ada quotes lagi nih teman-teman, "Sulit, Bukan Berarti Tidak Mungkin". Semuanya bisa-bisa saja kalau ada niat dan kemauan 'kata semua orang'.

Jadi, selain berbincang tetang masalah keborosan ini, ada hal yang bisa saya bagikan agar hidup hemat/ tidak boros bisa terealisasikan, chect it out:

"Gaya hidup minimalis menjadi salah satu alternatif agar dapat bertahan di tengah berbagai tantangan termasuk kondisi ekonomi dunia. Inilah yang menjadi bagian dari karakter kaum milenial."

Melihat kondisi sekarang, gaya hidup minimalis dapat menjadi pilihan yang tepat bagi para kaum millennial bahkan ke semua orang. Masa pandemic ini banyak orang mengalami kesulitan kondisi keuangan. Di lansir dari (Kompas, 2020), kondisi pekerjaan, keuangan, dan pangan keluarga memburuk selama masa pandemic.

Berdasarkan artikel berita yang saya baca, (Tirto, 2017) mengenai "kepuasaan hidup dari gaya minimalis para millennial", Joshua Fields Millburn, adalah orang yang merasa hidupnya tidak bahagia setelah sang Ibu meninggal. Dari dulu, ia selalu mudah mendapatkan apa yang ia nginkan". Singkatkanya, ia bertemu dengan Colin Wright, orang yang berkeliling dunia dengan hanya 51 barang. Ia berkenalan dengan Wright yang menerapkan gaya hidup minimalis. Millburn pun memutuskan untuk mencoba gaya hidup minimalis ini.

Millburn memulainya dengan menyingkirkan barang-barang, seperti televisi dan pemutar DVD-nya hingga karya seni miliknya. Ia pun memutuskan untuk pindah ke rumah yang lebih kecil. "Semua yang saya dimiliki tidak membuat saya bahagia, dan lebih buruk, itu mengganggu saya dari hal pokok yang telah membawa saya pada kebahagiaan,"

Gaya hidup minimalis ini tak hanya berkembang di Amerika Serikat. Di Jepang juga demikian. Penganut gaya hidup minimalis di Negeri Sakura ini juga mulai bertambah. Kemudian, Indonesia juga salah satunya. Dilihat dengan adanya, pemberitaan artikel berita mengenai hidup minimalis dan juga komunitas yang kelompok analisis yaitu Minimalistmom.id, gaya hidup minimalis sudah berkembang dan merata dengan berbagai cara mengajak orang-orang kerap menerapkan hidup minimalis seperti pada komunitas yang kelompok teliti.

"Hidup Minimalis Bisa Membuat Kita Meras BAHAGIA" -Minimalistmom.id


instagram.com/minimalistmoms.id
instagram.com/minimalistmoms.id

Gaya hidup minimalis ini sudah banyak dilirik oleh orang-orang didunia. Salah satu generasi yang paling banyak menerapkannya dilansir dari (Tirto, 2017) adalah generasi milenial. Dalam sebuah survei yang mereka lakukan, disebutkan bahwa 78 persen dari generasi milenial memilih mengalokasikan pengeluaran mereka untuk hal-hal yang bisa memperkaya pengalaman mereka daripada barang-barang material.

Sumber: tirto.id
Sumber: tirto.id
Untuk mendukung gaya gidup minimalis ini, ada beberapa teori  perubahan sosial yang berkaitan.

Salah satunya adalah Teori Fungsionalis (Functionalist Theory). Perubahan sosial yang tidak lepas dari unsur-unsur budaya dalam masyarakat. Apabila perubahan 'itu' ternyata bermanfaat, maka perubahan itu bersifat fungsional dan akhirnya diterim aoleh masyarakat, tetapi apabila terbukti disfungsional atau tidak bermanfaat, perubahan akan ditolak.

Perubahan sosial adalah perubahan dalam masyarakat yang mempengaruhi sistem sosial , nilai, sikap, dan pola perilaku individu di antara kelompok. Setiap individu atau masyarakat pastinya mengalami perubahan baik di lingkungan masyarakat atau keluarga. Perubahan sosial berbeda dengan perubahan lainnya. Perbedaannya itu adalah perubahan sosial menekankan perubahan yang terjadi pada aspek kultural (budaya) dan aspek struktural masyarakat. Dampaknya itu terhadap kehidupan sosial. Sehingga memperoleh penghidupan yang lebih baik dan martabat. (Welianto, 2020).

Berdasarkan teori tersebut dan jika kita lihat dengan kondisi sekarang merjurus pada hidup minimalis. Tentu saja hidup minimalis merupakan sebuah unsur budaya dalam hidup minimalis dalam bermasyarakat. Dimana, gaya hidup minimalis yang ada dapat diterima oleh masyarakat di berbagai belahan dunia seperti yang sudah di tuliskan dari artikel sebelumnya di atas mengenai kisah Millburn. Perubahan dari hidup minimalis ini sangat bermanfaat, perubahan fungsional ini diterima oleh masyarakat, dapat dilihat dari terbentuknya komunitas-komunitas yang menggerakkan hidup minimalis, artikel berita yang memberitakan mengenai gaya hidup minimalis dan juga penerapannya sekarang.

Contoh konkrit yang dapat kita lihat seperti yang ada pada komunitas Minimalistmom.id, anggotanya cukup banyak dan berarti komunitas dan ajarannya dapat diterima oleh masyarakat, serta apa yang ada di dalam komunitas juga berdampak positif. Dalam komunitas ini juga mengadakan istilah "decluttering"yang mendukung kegiatan positif mereka untuk merealisasikan hidup minimalis.  

Daftar Pustaka

Bhaskara, I. L. A. (2017). Kepuasan hidup dari gaya minimalis para milenial. Di akses pada 23 Maret 2021 dari :Tirto

Sinombor, S. H. (2020). Kondisi pekerjaan, keuangan, dan pangan keluarga memburuk selama pandemic. Di akses pada 23 Maret 2021 dari :kompas

Welianto, A. (2020). Perubahan sosial: arti dan bentuknya. Di akses pada 23 Maret 2021 dari :kompas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun