Mohon tunggu...
Tania AmiraFaradhiba
Tania AmiraFaradhiba Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Pengalaman Menulis

Selanjutnya

Tutup

Nature

Alih Fungsi Lahan Pertanian di Kota Pasuruan

25 Agustus 2021   07:51 Diperbarui: 25 Agustus 2021   07:59 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Lahan pertanian merupakan lahan yang dapat digunakan sebagai media usaha tani untuk mengahsilkan pertanian ataupun ternak. Lahan pertanian hendaknya memiliki kondisi hidrologi, tanah, iklim, serta udara yang cocok digunakan untuk memproduksi tanaman dan ternak hewan. 

Pada tahun 2017 Kota Pasuruan memiliki lahan pertanian seluas 1.138 Ha, cukup luas bagi sebuah lahan pertanian apabila berada di wilayah perkotaan. Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, hasil pertanian berupa padi setiap tahunnya memiliki rata-rata sekitar 2.500 Ha setahun. 

Hasil produksi ini didapat karena hasil panen tiap lahan pertanian terjadi 2 hingga 3 kali masa panen. Akan tetapi, dari tahun ketahun luasan lahan pertanian di Kota Pasuruan mengalami penuruanan. 

Hingga saat ini, luas lahan pertanian di Kota Pasuruan hanya sekitar 900 Ha. Hal ini dapat terjadi karena alih fungsi lahan pertanian menjadi permukiman dan juga pembangunan jalan tol menyebabkan turunnya luasan lahan pertanian.

Di Kota Pasuruan, khusunya di wilayah Bugul Kidul banyak terjadi alih fungsi lahan pertanian menjadi permukiman. Hal ini akan terus terjadi seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Selain itu, perlu dipertanyakan, mengapa alih fungsi lahan pertanian menjadi permukiman di wilayah Bugul Kidul sering terjadi. 

Apakah meningkatnya jumlah penduduk menjadi satu-satunya faktor penyebab alih fungsi lahan tersebut?. Lahan pertanian, khususnya di Bugul Kidul sering mengalami kekeringan mengingat bahwa curah hujan di Kota Pasuruan sangat rendah sehingga menyebabkan kekeringan apabila lahan pertanian tersebut tidak mendapatkan pengairan yang memadai. 

Hal ini menyebabkan turunnya hasil produksi pertanian dan menjadi salah satu faktor dialih fungsikannya lahan pertanian tersebut menjadi permukiman.

Untuk mengurangi menyusutnya luasan lahan pertanian perlu diperhatikan faktor apa saja yang merugikan bagi produksi panen. Para petani seharusnya dapat menerapkan sistem pertanian perkelanjutan, dimana sistem ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan keberhasilan pengelolaan sumber daya pertanian. Selain itu, sistem ini dapat mempertahankan kualitas lingkungan dan juga melestarikan sumber daya alam. 

Faktor utama kegagalan produksi pertanian di Kota Pasuruan khususnya wilayah Bugul Kidul adalah kekeringan. Maka para petani diharapkan untuk membuat catchment area (daerah tangkapan air) atau jika tidak memungkinkan dapat menggunakan teknologi modern seperti pompa air mengingat wilayah Bugul Kidul berada di perkotaan dan curah hujan di Kota Pasuruan sangat rendah. 

Untuk menunjang hasil pertanian yang maksimal maka perlu dilakuakan pengujian benih agar mendapatkan benih dengan kualitas terbaik dan juga menjaga lingkungan karena faktor lingkungan sangat memperngaruhi pertumbuhan tanaman. 

Dengan meningkatnya hasil pertanian akan memberikan income yang sangat berpengaruh bagi Kota Pasuruan sehingga tidak mudah untuk mengalih fungsikan lahan tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun