Mohon tunggu...
Itan Yustiani Syaban
Itan Yustiani Syaban Mohon Tunggu... -

Nulis terus, Belajar terus..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

KISS Buat Kamu yang Masih Meragukan Al-Qur'an

7 Juli 2014   04:04 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:13 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

3.       Takriri merupakan pertanyaan sahabat yang tidak direspon Rasul

4.       Sifat merupakan kebiasaan yang menyangkut budaya saat itu seperti makanan atau pakaian

5.       Shirah. Shirah merupakan peristiwa yang dicatat terjadi 100 tahun sebelum Nabi lahir sampai zaman ketika sahabat wafat. Ini menjadi penting untuk diketahui agar dapat memahami bagaimana wahyu Allah itu sampai pada kita saat ini.

Hadits tidak dicatat di zaman Rasul, apalagi dibukukan seperti Al-qur'an. Pengumpulan Hadits dilakukan para Imam Hadits dengan melakukan penelitian periwayatan Hadits tersebut sampai pada  Rasul. Imam hadits tersebut diantarnya Bukhari, Muslim, Ahmad bin Hambal, Tirmizi, Abu Daud, An-nasa'i, dan Ibnu Majah.

Hadits yang mutawattir harus diyakini kebenarannya sebagai wahyu juga seperti halnya Al-Qur'an.

Perlu diwaspadai, anak-anak di usai remaja yang sedang mengalami masa pencarian kebenaran, sering tejebak dalam kelompok-kelompok yang menyimpang. Ada kelompok yang mengaku meyakini Al-qur'an tapi tidak mempercayai Hadits dan ada juga kelompok yang mengingkari sahabat Rasul. Padahal Rasul merupakan penerima wahyu dan sahabat merupakan orang-orang yang paling dipercaya oleh Rasul.

Jadi memahami Al-qur'an haruslah bedasarkan cara yang benar. Ust Budi Hata'at menjelaskan bahwa suatu ayat dalam Al-qur'an harus ditafsirkan dengan ayat lain dalam Al-Qur'an (Qur'an bil Qur'an). Ayat Qur'an juga  dapat dijelaskan dengan Hadits (Qur'an bil Sunnah). Yang dilarang adalah menafsirkan Qur'an dengan logika.

Pendidikan di negara kita, menjadikan proses berpikir sebagai jalan menuju kebenaran. Menggunakan logika dalam memahami agama ternyata tidaklah tepat.  K.H Aceng Zakaria mengatakan ada suatu kaidah yang menyatakan bahwa urusan dunia haruslah masuk akal sedangkan urusan agama tidak harus masuk akal.

Ust. Hanan Attaki menyatakan bahwa tidak meragukan satu pun ayat Al-qur'an merupakan kunci utama untuk dapat belajar Al-qur'an, "Belajar iman sebelum belajar Al-qur'an". Maksudnya adalah mengimani bahwa kata-kata dalam Al-qur'an merupakan kata-kata paling benar karena berasal dari Allah. Dengan begitu Al-qur'an dapat menjadi petunjuk.

"Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa" (Q.S Al-Baqarah :2)

Al-qur'an akan menjadi petunjuk bagi yang tidak meragukannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun