2. Menanyakan pada orang yang tidak tepat
3. Membiarkan keraguan itu berlarut-larut
Apakah Al-qur'an bukan karangan Muhammad?
Muhammad merupakan seorang yang umi, tidak dapat membaca dan menulis. Tak ada satu kitab pun yang pernah ia baca apalagi ia tulis. Namun hal itu tidak menunjukkan bahwa Muhammad adalah orang yang bodoh, sebaliknya hal itu menunjukkan bahwa Rasul , penerima wahyu Allah memiliki daya ingat yang sangat baik.
Rasul menerima wahyu dari Allah dengan cara mendengarnya dari malaikat Jibril, secara belangsur-angsur kurang lebih selama 23 tahun. Setiap menerima wahyu beliau menyampaikannya kembali pada para sahabat. Dan seketika itu pula para sahabat mendengar dan menghapalnya. Pada masa itu Al-qur'an sudah dituliskan oleh sahabat dan sangat dijaga keautentikannya, tak ada satu kata pun yang berbeda dari apa yang diterima Rasulullah.
Setelah Rasul wafat Qur'an tetap dijaga keautentikannya dan mulailah dibukukan pada masa pemerintahan Abu Bakar. Mushaf Al-qur'an kemudian diperbanyak di masa Utsman bin Afan. Â Demikian seterusnya diperbanyak sampai pada kita saat ini.
Keautentikan Qur'an yang kita temui saat ini sebagai firman Allah yang diterima oleh Rasul tidak dapat diragukan lagi, karena itu kebenarannya dikatakan mutawwatir.
Darimana semua itu diketahui?
Al-Hadits. Setelah rasul wafat para sahabat menuliskan perkataan dan perbuatan Rasul sebagai penjelasan bagi Al-qur'an. Menurut Ust. Hilman Rosyad ada beberapa bentuk hadits:
1.      Kauli yang merupakan perkataan Rasulullah yang didengar oleh para sahabat diluar Al-qur'an.
2.      Fi'li merupakan perbuatan Rasulullah