[caption id="attachment_298831" align="aligncenter" width="310" caption="Soroti Tangsel Entaskan Kemiskinan"][/caption]
detaktangsel.com - EDITORIAL, Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) sangat menaruh perhatian terhadap kemiskinan. Untuk menekan angka kemiskinan, bakal digelontorkan anggaran sebesar Rp80 miliar pada 2014.
Anggaran itu naik dan lebih besar ketimbang tahun sebelumnya yang mencapai Rp30 miliar. Pemerintahan Airin Rachmi Diany sangat fokus untuk mengatasi kemiskinan sejak anggaran 2013.
Jumlah warga miskin di Kota Tangsel sekitar 22 ribu jiwa. Anggaran yang dialokasikan hampir 10 persen dari total belanja langsung sebesar Rp1,6 triliun.
Adapun anggaran Rp 80 miliar tersebut, nantinya bakal di-breakdown ke sejumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
Di antaranya Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans), Dinas Koperasi dan UKM, Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Perempuan, dan Keluarga Berencana (BPMPPKB) hingga di tingkat kecamatan.
Sementara laju pertumbuhan ekonomi mengalami perkembangan pesat jika didukung berbagai aspek tatanan.
Sehingga dapat memancing minat para investor mengelola usahanya di daerah pemekaran dan penyangga ibu kota ini.
Untuk itu, pemerintah lebih meningkatkan lagi pelayanan bagi masyarakat. Terutama hal yang menyangkut masalah perizinan kegiatan para pelaku usaha. Kehadiran mereka berdampak positif bagi kemajuan perekonomian daerah.
Setelah banyak investor mau menanamkan usaha di berbagai sektor. Maka, perlu dilakukan penyesuaian masalah perizinan. Yang penting, jangan mempersulit perizinan untuk para investor.
Kehadiran investor sangat membantu, terutama bisa menekan jumlah pengangguran menyusul membuka lapangan pekerjaan yang luas. Di sisi lain, perlu ditingkatkan perbaikan infrastruktur juga memiliki peranan penting.
Investor semakin tertarik di kala keadaan infrastruktur telah ditangani dengan baik. Ditambah lagi dengan kondisi daerah terus kondusif seperti yang telah terjadi selama ini. Dengan demikian, baik dari kalangan pemerintah, swasta maupun masyarakat, dapat terus menjalankan perputaran roda perekonomian.
Semua ini tidak terlepas dari meningkatnya kondisi ekonomi, sosial, dan politik. Itu sebabnya, perlu dijaga kondusivitas daerah agar investor semakin mau ke Tangsel.
Penanggulangan kemiskinan sangat tergantung dari faktor pangan. Harga dan ketersediaan pangan akan menjadi faktor penentu tingkat kemiskinan.
Penggandaan pengadaan beras untuk orang misikin merupakan upaya untuk mencegah bertambahnya angka kemiskinan. Di sisi lain, sangat membantu pasokan pangan.
Kemiskinan harus dipahami sebagai suatu masalah sosial yang bersifat multi-dimensional. Bukan sematamata karena pendapatan yang kurang.
Kompleksitas masalah kemiskinan mencerminkan kesengsaraan dan tertekannya harga diri manusia akibat ketiadaan pendapatan, kekuasaan, dan pilihan untukmemperbaiki taraf hidupnya.
Oleh karena itu, profil kemiskinan secara keseluruhan dicirikan pendapatan rendah, kondisi kesehatan buruk, pendidikan rendah, dan keahlian terbatas, akses terhadap tanah dan modal rendah.
Kiranya, niat Pemkot Tangsel akan menggelontorkan dana bantuan Rp80 miliar adalah bijak dan cerdas. Keseriusan ini perlu mendapat dukungan elemen masyarakat. Tanpa dukungan masyarakat, jelas membuat program mengentaskan kemiskinan berjalan di tempat. (red)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H