Mohon tunggu...
Politik Pilihan

Semakin Mendekati Pilkada Kedua Calon Musti Waspada

16 Oktober 2016   00:05 Diperbarui: 16 Oktober 2016   00:12 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah hampir kurang lebih satu bulan semenjak pendaftaran calon gubernur banten. Masing-masing pasangan mulai melakukan konsolidasi dan publikasi untuk bisa meraih simpati publik agar pada pilgub Banten mendatang mereka bisa meraih hasil yang optimal. Melihat geliat tersebut pasangan WH-Andhika yang sebelum pendaftaran mendapatkan simpati publik paling tinggi, dengan alasan pasangan ini sudah semenjak agustus melakukan deklarasi dan mendapat sambutan positif dari masyarakat. Selain itu jug a didukung oleh kekuatan partai yang cukup signifikan. Melihat dari perolehan kursi DPRD Provinsi pasangan WH-Andika digadang-gadang sudah diatas angin.

Semakin mendekati pilkada kedua pasangan calon diharuskan lebih berhati-hati. Pergerakan opini dan isu yang berkembang dapat merubah pilihan yang sebelumnya mungkin telah diputuskan. Hal tersebut terjadi pasca Rano Karno berpasangan dengan Embay Mulya Syarief. Meskipun Embay bukanlah sesorang yang diprediksi, namun ternyata simpati masyarakat cukup tinggi pada tokoh lokal tersebut. Embay memiliki basis masa cukup signifikan di Banten Barat. Semenjak melakukan deklarasi pada September lalu simpati masyarakat mulai meningkat pada pasangan ini.

Menanggapi hal tersebut tentunya WH-Andika musti berhati-hati dengan fenomena ini. Pasalnya,  sebelum calon pasangan Rano Karno diperkirakan adalah Dimyati natakusumah, Wawan Irawan atau TB Kahirul Jaman. Masuknya Embay menjadi pasangan Rano menjadi hal yang perlu di perhitungkan. Pertempuran gagasan dan dan ide akan terjadi pada saat kampanye mendatang. Untuk itu pasangan WH-Andika perlu berhati-hati jangan sampai terbuai dengan dukungan partai dan simpati masyarakat yang cukup tinggi. Tim pemenangan pun harus sudah mulai bergerak untuk dapat meraih simpati masyarakat.

Perlu digaris bawahi bahwa pertempuran kedepan akan terjadi di Tangerang Raya. Untuk itu perlu strategi yang masif. Pasalnya masyarakat tangerang raya dihuni oleh kalangan menengah ke atas. Dari data yang kami himpun 60 % memiliki pendidikan dan pendapatan yang cukup baik. Hal tersebut tentunya menjadi pertimbangan tersendiri bagi kedua pasangan untuk dapat menentukan strategi kampanye kedepan. Pertarungan gagasan dan ide perlu dikedepankan agar pilgub kedepan menjadi ajang pengayaan wawasan masyarakat, bukan hanya pertarungan politik.

Jumlah masyarakat Tangerang Raya jika dibandingkan dengan lima kabupaten kota yang lainnya cukup jauh. Untuk itu dengan karakter masyarakat dan jumlah pemilih yang cukup besar kedua pasangan perlu berhati-hati. Meskipun jika dilihat dari basis dukungan WH-Andika lebih unggul namun, belum tentu menjadi jaminan untuk dapat memenangkan pertarungan. Dalam teori pemilihan pilkada yang sering dilakukan para calon harus mampu memegang prinsi KTP (Kenal-Terima-Pilih).

Konsepsi KTP merupakan sebuah kondisi real yang ada dilapangan bukan berdasarkan perspektif tim pemenangan. Terkadang masing-masing tim pemenang sudah PD untuk dapat menguasi basis wilayah tertentu namun, hal tersebut tidak didukung dengan data yang valid. Ini menjadi celah bagi lawan untuk dapat melakukan intersept terhadap basis masa. Melaui publikasi menggunakan onlie maupun ofline bukan menjadi ukuran. Pasalnya masyarakat belum tentu menerima dengan hadirnya berbagai publikasi yang ada. Selanjutnya ketika sudah kenal masyarakat akan menerima pasangan tersebut dengan bentuk dukungan. Namun, perlu dicatat menerima belum tentu memilih. Ini menjadi satu hal berbeda karena semua penentuan akan terjadi pada saat pencoblosan. Banyak faktor yang tidak bisa diduga dalam hal memilih.

Bagi masyarakat menengah kebawah mereka akan senang mendapatkan segala atribut dari semua calon. Namun belum tentu menerima dan memilih. Ini menjadi pertmbangan bagi ketua tim pemenangan untuk dapat masuk kedalam wilayah basis masa. Selanjutnya urusan memilih menjadi sangat krusial pasalnya dengan indikasi serangan fajar bisa jadi satu basis masa lenyap hanya dalam satu malam, ini yang perlu diwaspadai oleh masing-masing tim pemenangan. Menjaga soliditas masa dan wilayah menjadi sebuah keharusan agar calon yang diusung mendapatkan hasil yang maksimal. Hal tersebut dapat terjadi pada masyarakat menengah kebawah dengan usia antara 37-50 tahun.

Berbeda kondisi dengan masyarakat menengah keatas mereka yang tinggal di komplek perumahan mendapatkan pendidikan dan penghasilan yang cukup mereka akan lebih rasional. Melihat dari visi-misi latar belakang dan rencana kerja. Ini menjadi basis masa logis biasanya mereka tidak bisa digoyah dengan serangan fajar. Mereka akan melihat dari isu dan gagasan yang dibawa oleh masing-masing calon. Pertarungan kedepan pada pilgub Banten harapannya bukan hanya sekedar pertarungan politik, namun juga pertarungan gagasan dan ide masing-masing calon kandidat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun