Mohon tunggu...
Sosbud Pilihan

Refleksi 16 Tahun Provinsi Banten

4 Oktober 2016   15:20 Diperbarui: 4 Oktober 2016   15:29 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejarah Banten

Sejarah Banten atau dahulu dikenal dengan nama Bantam pada masa lalu merupakan sebuah daerah dengan kota pelabuhan yang sangat ramai, serta dengan masyarakat yang terbuka, dan makmur. Banten pada abad ke-5 merupakan bagian dari Kerajaan Tarumanagara. Bantam menjadi salah satu pelabuhan penting dari Kerajaan Sunda. Seperti dinyatakan oleh Tome Pires, penjelajah Portugis pada tahun 1513, Bantam menjadi salah satu pelabuhan penting dari Kerajaan Sunda. Menurut sumber Portugis tersebut, Bantam adalah salah satu pelabuhan kerajaan itu selain pelabuhan Pontang, Cigede, Tamgara (Tangerang), Kalapa, dan Cimanuk. Banten terbentuk pada tanggal 04 Oktober 2000 hasil dari Deklarasi Rakyat Banten pada tanggal 18 Juli 1999 berdasarkan UU Nomor 23 tahun 2000. (sumber: wikipedia) 

Banten Saat ini

Banten merupakan salah satu kawasan yang cukup strategis jika dilihat dari geografis. Salah satu kota penghubung antara dua pulau yakni pulau jawa dan pulau sumatera. Banten langsung bersentuhan dengan Ibu Kota Jakarta dan menjadi wilayah paling tinggi aktifitasnya karena memiliki dua elemen penting dalam transportasi yakni pelabuhan dan Bandara internasional (Soekarno hatta).

Sayangnya saat ini kondisi banten jauh dari sejarahnya yang dulu pernah diukir. Jika menengok kebilangan Tangerang Selatan dan Kab. Tangerang kita akan melihat bagaimana para pengembang lebih mampu membangun wilayah. Namun, perbedaan yang cukup jauh jika kita melihat beberapa wilayah Banten Barat. Pembangunan infrastruktur menjadi PR besar yang harus segera dituntaskan. Disparitas yang cukup jauh terlihat menganga besar. Jika berkaca kepada data 2014 jumlah penduduk miskin di banten berjumlah 649.2 ribu jiwa, yang tersebar ke delapan kota kabupaten yang berada di Banten. Jika dalam persentase dari data 2014, 5.51% penduduk Banten masih berada dalam kemiskinan.

Dihari lahirnya yang ke-16, Banten bukan lagi anak kemarin sore. Diibaratkan Banten adalah manusia saat ini menginjak usia remaja. Artinya secara pemikiran dan kekuatan fisik Banten sudah cukup mumpuni untuk bergerak menjadi provinsi yang maju, dengan melihat berbagai potensi yang dimilikinya. Dijadikannya Tanjung Lesung sebagai KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) tentunya menjadi angin segar bagi pembangunan Banten. Kemudian ditambah dengan proyek pembangunan infrastruktur jalan tol di Provinsi Banten seperti jalan tol Serang – Panimbang sepanjang 83,6 km, Kunciran – Serpong sepanjang 11,19 km, Serpong – Cinere sepanjang 10,14 km dan Serpong – Balaraja sepanjang 30 km. 

Namun, yang perlu diperhatikan dalam pembangunan infrstruktur kedepan jangan sampai masyarakat Banten tidak siap menghadapi pembangunan tersebut. Pembangunan sumberdaya manusia lokal menjadi sangat penting ketika melihat pembangunan yang begitu besar. Jangan sampai justru dengan adanya pembangunan infrstruktur masyarakat tidak dapat menikmatinya, dan justru malah didominasi oleh para pengembang.

Kebijakan Strategis Banten

Melihat dari sejarah yang kemudian direfleksikan terhadap kondisi Banten saat ini tentunya terjadi disparitas yang cukup jauh. Memiliki sejarah sebagai Kota pelabuhan tentunya tergambar sebagai kota yang tidak pernah mati dari aktivitas, kemudian kota yang mampu mendatangkan kesejahteraan dan kemakmuran bagi masyarakat sekitar. Tentunya ini menjadi PR bagi para calon Gubernur yang akan bertarung pada pilgub 2017. Penguatan posisi Banten sebagai provinsi strategis yang memiliki daya saing menjadi sebuah keharusan bagi para kontestan yang akan bertarung. Secara internal Indonesia sedang mengusung visi maritim dengan gagasan yang dibawa oleh presiden. 

Sebagai provinsi yang dulunya merupakan kawasan pelabuhan sudah seharusnya para calon gubernur mampu mengusung visi tersebut dan membawanya dalam gagasan kampanye yang akan disajikan. Secara eksternal tentunya dengan adanya pasar bebas Banten harus mampu mempersiapkan diri untuk menghadapi gempuran persaingan Global, mengingat posisi strategis sebagai kawasan penghubung yakni jawa dan sumatera. Posisi merak sebagai pelabuhan penghubung antara jawa dan sumatera tidak bisa dipandang sebelah mata. Alur distribusi yang terjadi sangat deras untuk itu para cagub dan cawagub harus mampu megusung visi tersebut. Jangan sampai Banten tidak mampu berbicara di level nasional dalam pembangunan Indonesia sebagai salah satu kekuatan maritim dunia yang akan tumbuh.

Optimalisasi kawasan industri Cilegon yang merupakan salah salah satu kawasan industry cukup besar menjadi salah satu yang perlu diperhatikan kedepan. Pasalnya setelah pelabuhan Bojonegara nasibnya sama seperti Cilamaya pemerintah provinsi Banten kedepan harus mampu mengambil sikap-sikap strategis dalam pengambilan kebijakan. Jika posisi strategis Cilegon bisa dioptimalkan bukan tidak mungkin Banten menjadi salah satu provinsi percontohan untuk kawasan industri maritim. H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun