Mohon tunggu...
Politik Pilihan

PDIP Lambat Tentukan Sikap, Rano Bisa Kehilangan Momentum

20 Agustus 2016   14:28 Diperbarui: 20 Agustus 2016   14:35 736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampai saat ini DPD PDIP Banten dipastikan kembali memberikan dukungan kepada petahana Rano Karno diprediksikan akan kehilangan momentum. Sebagai gubernur aktif saat ini PDIP belum juga menentukan poros konsolidasi. Hal ini tentunya akan sangat berimbas kepada elektabilitas calon yang diusung. Dalam hal lain PDIP terlihat tidak ingin tergesa-gesa dalam menentukan poros politik pada pilkada banten 2017 mendatang. Namun nampaknya ini mampu menjadi titik lemah sebuah partai jika terlalu lama membentuk poros konsolidasi politik dalam pemilihan gubernur mendatang.

Berbeda halnya dengan pasangan wahidin-andhika yang telah membentuk poros politik pada pertengahan agustus ini. Terbentuknya poros tangerang raya dan serang di tambah dengan komposisi partai yang cukup beragam nampaknya pasangan wahidin-andika menjadi pasangan yang paling siap dari segi konsolidasi. Tentunya ini memberikan keuntungan tersendiri bagi pasangan tersebut, dengan materi publikasi yang sudah terpampang dimana-mana paling tidak, metode “curi start” ini akan cukup berdampak bagi para pemilih.

Selain pasangan wahidin-andika, pasangan lain yang sudah mendaftar ke KPU yakni Yayan-Enong dan Dimyati-Yemmilia. Meskipun kedua pasangan masih dalam tahap verifikasi namun, pasangan Dimyati-Yemmilia tidak bisa dipandang sebelah mata. Membicarakan pasangan Dimyati-Yemmilia cukup menarik, berasal dari dua latar belakang berbeda Dimyati jelas memiliki latar belakang politik yang cukup kental, kemudian Yemmilia yang merupakan seorang birokrat, kemudian maju dengan jalur independen. Variasi ini tentunya akan menjadi warna baru bagi pilkada banten, bukan tidak mungkin pasangan ini kedepan dapat menjadi kuda hitam diantara WH dan Rano.

Dalam pilkada banten pada 2017 mendatang semua kemungkinan bisa saja terjadi. Pasalnya jika kita melihat kebelakang masuknya Atut dan Wawan kedalam penjara akibat kasus korupsi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari peta politik banten yang akan terjadi kedepan. Dalam pilgub kedapan kendati peta politik sudah mulai terlihat, namun masih dapat terjadi pergeseran. Untuk itu bisa dikatakan bahwa mereka yang lambat mengambil tindakan dan keputusan bisa sangat berpengaruuh kedepan.

Meskipun melihat Pilgub DKI PDIP memiliki andil cukup besar, namun tampaknya hal ini akan jauh berbeda dengan kondisi Banten. Dominasi golkar dan kultur agamis Banten membuat PDIP harus segera memutuskan calon pendamping Rano. Jika PDIP masih berminat mengambil alih banten pada kepemimpinan kedepan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun