Mohon tunggu...
Tanfidzul HaqiSusilo
Tanfidzul HaqiSusilo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Model Pembelajaran Sejarah Berdiferensiasi di SMAN Ngoro, Jombang, Jawa Timur.

18 Juni 2023   10:59 Diperbarui: 18 Juni 2023   11:07 920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Gambar:  Hasil proyek akhir infografis siswa X MIPA 

Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) adalah sebuah program belajar yang telah dikeluarkan oleh pemerintah, program ini bertujuan untuk mendorong mahasiswa dalam mengembangkan potensi kreatif mereka dan mentransformasi sistem Pendidikan tinggi di Indonesia guna menghasilkan lulusan yang relevan dalam dunia kerja. MBKM merupakan sebuah kebijakan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk terlibat dalam kegiatan praktik kerja lapangan, magang, dan proyek riset yang berbasis masyarakat. Hal ini akan membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan praktis yang relevan dengan dunia kerja dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan di masa depan.

Selaras dengan program dari Kemendikbud, Universitas Negeri Malang mengadakan program Asistensi Mengajar sebagai bagian dari program MBKM. Asistensi mengajar di satuan pendidikan adalah bentuk kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan secara kolaboratif dari berbagai jurusan di Universitas Negeri Malang yang akan dilaksanakan pada satuan pendidikan formal yaitu SD, SMP dan SMA sederajat. Dalam hal ini, program Asistensi Mengajar yang dilaksanakan oleh mahasiswa jurusan sejarah bertempatan di SMAN Ngoro Jombang. Para mahasiswa akan dibimbing oleh perwakilan dosen pembimbing dan guru pamong dari tiap jurusan mahasiswa yang mengikuti Asistensi Mengajar. Kegiatan ini akan dilaksanakan selama 1 semester, dimana program  Asistensi Mengajar ini akan dikonversu setara dengan 20 SKS mata kuliah. Kegiatan yang dilakukan selama Asistensi Mengajar di SMAN Ngoro meliputi kegiatan akademik, non akademik dan administrasi. 

Penerapan kegiatan akademik yang dilakukan oleh mahasiswa jurusan sejarah di SMAN Ngoro menggunakan model pembelajaran berdiferensiasi. Hal ini dikarenakan peserta didik memiliki karakteristik dan keunikannya yang beragam sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Tentunya keberagaman tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan belajar peserta didik. Guru memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran, sebagai seorang fasilitator guru harus memastikan kebutuhan belajar peserta didik mendapatkan kesempatan yang sama dalam belajar. Melalui penerapan model pembelajaran berdiferensiasi bertujuan menunjang kebutuhan belajar peserta didik sesuai dengan potensi mereka. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodir kebutuhan belajar sesuai dengan minat dan karakter peserta didik. Terkait dengan hal tersebut, dalam program Asistensi Mengajar mahasiswa sejarah UM menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di SMAN Ngoro dalam pembelajaran sejarah dengan melalui berbagai pendekatan guna menemukan pembelajaran sejarah yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Model pembelajaran merupakan suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kerangka pembelajaran, materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar di dalam kelas. untuk menetapkan model pembelajaran yang tepat, tidaklah mudah karena memerlukan pemahaman yang mendalam mengenai materi yang akan diberikan kepada peserta didik. Dalam memilih model pembelajaran, juga harus disesuaikan dengan realitas yang ada dan situasi kelas yang akan dihasilkan dari proses kerjasama yang dilakukan antara peserta didik dan guru. Guru juga harus mengerti karakteristik peserta didik sehingga dapat menentukan model pembelajaran yang sesuai. Dalam pembelajaran sejarah terdapat berbagai model pembelajaran yang dapat diterapkan di kelas seperti, model pembelajaran langsung (ceramah), model pembelajaran kooperatif (tutor sebaya), model pembelajaran FGD (Focus Discussion Group), dan model pembelajaran PjBL (Project Based Learning).

Model pembelajaran langsung (ceramah) 

Model pembelajaran langsung secara umum adalah suatu model yang dapat membentuk peserta didik untuk mempelajari serta menguasai keterampilan dasar. Model pembelajaran ini membutuhkan keaktifan, keahlian, dan kreativitas dalam materi. Pembelajaran langsung tidak hanya menggunakan teknik ceramah, tetapi juga bisa berbentuk demonstrasi, praktik, maupun kerja kelompok. Model ini diterapkan  di Kelas X MIPA SMAN Ngoro oleh kami Mahasiswa AM UM SMAN Ngoro, dengan penerapan model ini yang cenderung berfokus pada teknik ceramah. Meskipun berfokus pada teknik ceramah, keaktifan dan kreativitas peserta didik dalam mendemonstrasikan pendapat tetap dinilai. Hal ini disesuaikan dengan Kurikulum 2013 yang berfokus pada keaktifan peserta didik. Sebelum menerapkan model ini, umumnya persiapan yang dilakukan adalah mempersiapkan materi yang akan disampaikan sebaik mungkin serta menyiapkan lembar penilaian keaktifan peserta didik. Selain menyiapkan materi, pertanyaan yang akan diajukan kepada peserta didik mengenai materi juga harus dibuat, dengan tujuan untuk menilai pemahaman peserta didik setelah proses penyampaian materi.      

Model pembelajaran kooperatif (tutor sebaya) 

Tidak hanya ceramah, tutor sebaya atau peer tutoring juga merupakan pembelajaran langsung. Namun tutor sebaya ini lebih kooperatif, karena merupakan pembelajaran yang mengutamakan kerja sama peserta didik.  Pembelajaran ini tidak hanya bisa digunakan dalam kelompok kecil dua sampai tiga orang, melainkan juga bisa digunakan pada kelompok yang lebih besar serta bisa dikoordinasikan secara terstruktur sesuai dengan kesepakatan. metode ini akan lebih memudahkan siswa lebih memahami materi dan aktif belajar yang disebabkan penjelasannya menggunakan gaya bahasa sendiri dan perspektif peserta didik itu sendiri. Penerapan metode ini mendapatkan respon aktif oleh SMA Negeri Ngoro yang berdampak meningkatnya keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran di kelas X IPA yang kurang aktif dalam mata pelajaran sejarah. 

Model pembelajaran FGD 

Selain menerapkan kedua model di atas, pembelajaran sejarah di SMAN Ngoro juga menerapkan model pembelajaran Focus Group Discussion (FGD). Meskipun banyak diterapkan pada penelitian-penelitian kualitatif, tidak menutup kemungkinan bahwa FGD juga dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Karakteristik FGD berupa diskusi kelompok yang fokus pada pembahasan suatu permasalahan tertentu sangatlah cocok diterapkan dalam pembelajaran yang menuntut keaktifan serta kekritisan peserta didik. Adanya FGD dalam pembelajaran sejarah sangat sinkron dengan semangat kurikulum 2013 yang berpusat pada keaktifan peserta didik. Dalam penerapannya di SMAN Ngoro, tepatnya di kelas XI MIPA, teknis pelaksanaan FGD terdiri dari persiapan dan pelaksanaan. Persiapan FGD meliputi penentuan topik diskusi dan pembagian kelompok. Setelah persiapan, hal selanjutnya yang dilakukan adalah penerapan. Dalam penerapan model diskusi ini tidak lepas dari adanya bimbingan dari guru. Langkah penerapan yang pertama yaitu guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berdiskusi sesuai dengan topik yang dibahas dalam kurun waktu yang ditentukan. Setelah berdiskusi, peserta didik mengkomunikasikan hasil diskusi dan peserta didik yang lain dapat menanggapi pernyataan tersebut dengan menyampaikan pendapatnya. Di akhir kegiatan FGD, guru bersama dengan peserta didik membuat kesimpulan dan refleksi pembelajaran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun