Mohon tunggu...
tandakanan
tandakanan Mohon Tunggu... -

Kita semua autentik dengan semua rasa dan pikiran yang ada di dalam kepala.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jika Tuhan Menghendaki

19 Maret 2016   22:35 Diperbarui: 19 Maret 2016   22:48 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku pernah jatuh cinta untuk pertama kalinya,

Aku memilih diam, dan membiarkan waktu begulir menyipta jarak antara aku dan dia

 

Aku pernah jatuh cinta untuk kedua kalinya,

Aku tetap memilih diam, dan membiarkan wanita lain menggenggam tangannya

 

Aku pernah jatuh cinta untuk ketiga kalinya,

Masih saja aku memilih diam dan bungkam, dan membiarkan dia berlalu begitu saja

 

Aku bertanya pada diriku sendiri, seseorang di kepalaku yang selalu menang untuk membuatku terdiam menutup rapat mulut untuk mengaku cinta...

 

Lalu dia menjawab,

 

Karena ada keyakinan di hati ini,

jika Tuhan menghendaki,

dua orang yang sama-sama bisupun akan saling menyapa,

dua orang yang sama-sama  butapun akan saling menemukan,

dua orang yang sama-sama tak berkakipun akan saling mendekat,

dan mungkin,

dua orang yang tak saling kenalpun pada akhirnya bisa saling menjaga...

 

Kau tak harus mengumbar cintamu, rasamu, rindumu, kepada seseorang yang belum jelas Tuhan kehendaki untuk menjagamu...

 

Jika Tuhan mengehendaki,

dia akan mengerti dirimu walau kau diam seribu bahasa,

Jika Tuhan menghendaki,

dia akan mencari dirimu walau kau lari ke ujung dunia,

Jika Tuhan menghendaki,

dia akan menjaga dirimu walau kau tak pernah minta,

dan jika Tuhan menghendaki,

dia akan mencintaimu dan membuat kau jatuh cinta.

 

Maka tenanglah, 

diam dan berdoa.

 

Semoga Tuhan menghendaki apa yang kau hendaki,

Membuat yang kau nanti adalah orang yang mencarimu selama ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun