Sepanjang perjalan menuju Tapan jalanan sangat mulus. Perhentian berikutnya adalah di rumah makan di depan polsek BAB Tapan.
Selepas istirahat makan kami melanjutkan perjalanan pukul 20.00 WIB dari Tapan dan sampai di Muko-muko pukul 22.00 WIB (2 jam). Kondisi jalan tidak sebagus dari Padang.Â
Jalanan mulai banyak berlubang terutama di daerah Lunang dan Silaut. Di pangkal-pangkal jembatan masih ada ditemui jalanan berkerikil (tidak beraspal).
Edisi Bengkulu
Di Muko-muko kami menyempatkan bersilaturahim dengan teman selama lebih kurang 1,5 jam. Perjalanan menuju kota Bengkulu kami lanjutkan pukul 23.30 WIB. Sepanjang perjalanan alhamdulillah tidak ada kendala yang berarti.Â
Kondisi jalan tergolong bagus dengan mayoritas melalui perkebunan sawit. Yang perlu diperhatikan pada ruas Muko-muko -- Bengkulu ini adalah kontur jalan yang berbukit-bukit dan rambu lalu lintas yang minim. Karakteristik jalanan disini adalah setiap kita sampai di puncak bukit selalu ada belokan.Â
Yang menjadi tantangannya adalah, kita tidak bisa menebak apakah ujung jalan itu berbelok ke kanan atau ke kiri. Disinilah butuh konsentrasi tinggi terutama mengemudi di malam hari.
 Selanjutnya jika ketemu jembatan dua buah (dilalui searah-pen), rambu searahnya kebanyakan tidak ada. Menjelang memasuki kota Bengkulu tepatnya di Ketahun jalanan kembali banyak "cilukba".
Sesampai di kota Bengkulu sekira pukul 5.30 WIB, kami memutuskan untuk tidak langsung melanjutkan perjalanaan. Kami berkeliling kota yang terletak di pinggir pantai ini terlebih dahulu. Kota ini memiliki wisata pantai yang bernama Pantai Panjang.Â
Selain wisata alam, juga ada wisata sejarah diantaranya Mesjid Jami' Soekarno, rumah pengasingan Soekarno, benteng Inggris Fort Malborough dan lain sebagainya.Â
Kami memilih mengajak anak-anak mengenali sejarah bangsa ini dengan mengunjungi benteng Malborough. Benteng ini terletak di posisi yang cukup tinggi sehingga bisa memantau sekeliling kota dan lautan dengan leluasa.